Di Puncak Popularitas, Didi Kempot Komunikasi Tak Pakai WA Tapi Via SMS
Penyanyi campur sari Dionisius Prasetyo atau Didi Kempot dikenal sebagai sosok yang sederhana.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, KUDUS - Penyanyi campur sari Dionisius Prasetyo atau Didi Kempot dikenal sebagai sosok yang sederhana.
Selain itu, Didi Kempot pun dikenal sebagai sosok yang dermawan.
Sosok yang bersahaja, membuat banya orang merasa kehilangan dengan meninggalnya sang Godfather of Broken Heart tersebut.
Didi Kempot, yang dikenal sebagai musisi sejuta umat, meninggalkan begitu banyak lagu yang begitu populer, hingga lekat dalam keseharian masyarakat.
Baca: Terungkap, Didi Kempot Bangun Masjid di Ngawi Sebagai Hadiah Untuk Istrinya
Sebagai musisi populer, honor panggung Didi Kempot menembus angka fantastis.
Bahkan, tiket konser Didi Kempot di hotel berbintang di Solo, bisa menembus angka Rp 1 juta per orang.
Meski demikian, banyak yang bersaksi soal Didi Kempot yang masih menjalani hidup sederhana.
Kehidupan masa remaja Didi Kempot, yang banyak dihabiskan di jalanan, diyakini mengajarkan Didi Kempot soal laku hidup sederhana.
Baca: Sebelum Meninggal, Didi Kempot Ungkap Keinginannya Untuk Berumrah dan Menyanyikan Lagu Islami
Di antara yang bersaksi soal kesederhanaan Didi Kempot, adalah Corp Secretary PR Sukun, Deka Hendratmanto, asal Kudus.
Deka, merupakan mitra kerja Didi Kempot.
Menurut Deka, hingga kini, Didi Kempot berkomunikasi masih lewat SMS.
Baca: Polisi Pastikan Benda Mirip Mortir di Area Pemakaman Serpong Tak Mengandung Bahan Peledak
"Mas Didi itu orangnya sederhana. Dia kalau komunikasi itu masih lewat SMS, tidak lewat WA."
"Jadi kalau kami kirim gambar, harus lewat manajernya," ujar Deka, sebagaimana ditayangkan Kompas TV.
Di sisi lain, Ketua RT di rumah Didi Kempot di area Sumber, Solo, Ari Wibowo, juga menyatakan Didi Kempot sebagai pribadi yang membumi.
Meski sudah jadi artis, Didi tak segan masih hadir di acara tirakatan 17 Agustus di kampungnya.
Tak hanya menyumbang uang dan sound system untuk panggung hiburan, Didi Kempot juga tak segan turun langsung untuk menyanyi.
"Biasanya ya ikut nyanyi di kampung. Dua tahun lalu nyanyi, tapi taun lalu tidak ikut, karena kesibukan mungkin," ujar Ari Wibowo kepada TribunSolo.com, Selasa (5/5/2020).
Merasa sesak nafas sebelum meninggal
Sebelum meninggal dunia, penyanyi campur sari Dionisius Prasetyo atau Didi Kempot sempat mengeluh sakit, Senin (4/5/2020) malam.
Kemudian Didi Kempot pun meminta dikerok istrinya.
Selasa (5/5/2020) pagi, sakit yang dirasakan Didi Kempot tak kunjung membaik.
Saat bangun, Didi Kempot justru merasakan sesak napas.
Baca: Selain Indonesia, Suriname juga Ambyar Dengar Didi Kempot Meninggal: Tak Ada Orang yang Tak Kenal
"Kerasanya pas bangun. Tadi malem sempat dikerokin," kata Diah, asisten rumah tangga di rumah Didi Kempot, Selasa.
Karena khawatir dengan kondisinya, pihak keluarga akhirnya memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit sekitar pukul 7.25 WIB.
Baca: Kok Panas Keluh Didi Kempot Sebelum Meninggal Dunia dan Merasa Tak Enak Badan
"Tiba tiba pas bangun napasnya sesak, setelah itu dibawa ke Rumah sakit," kata Diah.
Namun tak berselang lama setelah mendapat perawatan di rumah sakit itu, Didi Kempot dikabarkan sudah meninggal dunia.
Sementara itu Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan, Didi Kempot meninggal setelah 20 menit mendapat perawatan di rumah sakit.
"Meninggal karena sakit jantung kata dokter," jelas Rudy, Selasa (5/5/2020).
Baca: Paras Cantik Putri Didi Kempot dan Istri Pertama, Saputri dalam Potret Keluarga
Adik kandung Didi Kempot, Eko Guntur Martinus atau kerap disapa Eko Gudel mengatakan, kakaknya diketahui memang memiliki riwayat penyakit asma.
Belakangan sakitnya tersebut sering kambuh seiring dengan padatnya jadwal manggung.
Didi Kempot meninggal dunia di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo, Selasa (5/5/2020). Pelantun lagu Stasiun Balapan tersebut meninggal dunia sekitar pukul 7.45 WIB di rumah sakit tersebut.
Didi Kempot dimakamkan bersebelahan dengan makam anak pertamanya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Penjelasan dokter
Manajer Humas RS Kasih Ibu Solo Dr Divan Fernandez menjelaskan, diagnosis awal meninggalnya Didi Kempot karena henti jantung.
"Untuk diagnosa awal, diagnosa saat masuk itu kerja keras henti jantung," ujar Dr Divan Fernandez dikutip dari Kompas TV, Selasa (5/5/2020).
Divan menjelaskan, Didi tiba di IGD pukul 07.25 dalam kondisi tidak sadar.
"Henti napas, henti jantung. Setelah kita lakukan pertolongan, kita resusitasi. Namun, karena kondisi pasien buruk, pasien tidak tertolong. Pukul 07.45 dinyatakan meninggal oleh dokter," ujar Divan.
Namun, ia enggan secara rinci menyebut riwayat penyakit yang dialami Didi Kempot sebelum meninggal dunia.
"Untuk riwayat penyakit itu mungkin lebih pantas keluarga yang menjelaskan nanti ya," tandasnya.
Baca: Aktivitas Terakhir Didi Kempot Sebelum Meninggal Dunia, Menyiapkan Lagu Baru Duet Bersama Yuni Shara
Baca: Lagu Baru Siap Rilis, Mimpi Yuni Shara Nyanyi Sepanggung dengan Didi Kempot Pupus
Profil Didi Kempot
Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, Didi Kempot diketahui bernama asli Didi Prasetyo.
Namun ia dikenal dengan nama panggung Didi Kempot.
Ia merupakan penyanyi campursari asal Solo, Jawa Tengah.
Didi pun sebelumnya banyak mendapat julukan dari penggemarnya.
Di antaranya, ia kerap dijuluki Bapak Loro Ati Nasional, Bapak Patah Hati Indonesia, Lord Didi, dan yang terbaru disebut-sebut sebagai Godfather of Brokenheart.
Baca: Didi Kempot Meninggal Dunia: Sang Legenda Sempat Mengaku Tak Sangka Karyanya Disukai Anak Muda
Dari silsilah keluarga, Didi Kempot adalah anak dari pelawak terkenal.
Yaitu mendiang Ranto Edi Gudel atau lebih dikenal dengan nama Mbah Ranto.
Didi juga adik dari salah satu pelawak senior Srimulat, mendiang Mamik Pondang.
Namun sebelum menjadi terkenal seperti sekarang, Didi mengawali karirnya sebagai pengamen.
Ia mengawali langkahnya di dunia musik sebagai musisi jalanan sejak 1984 hingga 1989.
Sejak saat itu, Didi telah menciptakan beberapa lagu.
Hingga akhirnya ia bertekat untuk hijrah ke Jakarta dan berharap lagunya dilirik oleh produser.
Lagu-lagu karya Didi Kempot kebanyakan berkisah tentang kesedihan, cinta, dan juga patah hati.
Hal ini membuat orang-orang yang mendengarkan lagunya, ikut tersayat hatinya.
Hal itulah yang menjadi alasan Didi Kempot dijuluki Bapak Patah Hati Nasional dari penggemarnya yang disebut sobat ambyar.
Pada 2019 lalu, lagu Didi yang berjudul "Pamer Bojo" yang telah dirilis sejak 2016 kembali melejit di dunia musik Tanah Air.
Tidak hanya terdiri dari kalangan dewasa, tetapi kaum muda kini juga menjadi penggemar lagu-lagu dari pria kelahiran 31 Desember 1966 ini.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Kisah Didi Kempot yang Tak Banyak Orang Tahu : Meski Sudah Kaya Raya, Masih Pakai SMS Bukan WA