Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Bukan karena WHO dan Covid-19, Jerinx Lakukan Social Distancing agar Selamat dari Panu dan Kurap

Musisi Jerinx menjelaskan alasannya melakukan hal-hal seperti cuci tangan, pakai masker, dan physical distancing yang merupakan anjuran dari WHO.

Editor: Tiffany Marantika Dewi
zoom-in Bukan karena WHO dan Covid-19, Jerinx Lakukan Social Distancing agar Selamat dari Panu dan Kurap
YouTube/ Kompas TV
Aiman Wicaksono dan Jerinx SID. Musisi Jerinx menjelaskan alasannya melakukan hal-hal seperti cuci tangan, pakai masker, dan physical distancing yang merupakan anjuran dari WHO. 

TRIBUNNEWS.COM - I Gede Ari Astina atau akrab disapa Jerinx SID kini menjadi sorotan publik atas pembahasannya mengenai teori konspirasi soal pandemi Virus Corona (Covid-19).

Pria yang berprofesi sebagai musisi itu mengakui dirinya tidak percaya dengan segala anjuran dari organisasi kesehatan dunia atau WHO terkait Covid-19.

Anjuran tersebut di antaranya adalah penggunaan masker, cuci tangan, dan physical distancing.

Petugas medis memberikan penanganan epada pasien di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (1/5/2020). Wisma Atlet Kemayoran telah dialihfungsikan menjadi RS Darurat Covid-19, setelah pandemi Virus Corona mendera Indonesia. TRIBUNNEWS/CECEP BURDANSYAH
Petugas medis memberikan penanganan epada pasien di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (1/5/2020). Wisma Atlet Kemayoran telah dialihfungsikan menjadi RS Darurat Covid-19, setelah pandemi Virus Corona mendera Indonesia. TRIBUNNEWS/CECEP BURDANSYAH (TRIBUN/CECEP BURDANSYAH)

 

Namun Jerinx sendiri melakukan anjuran-anjuran tersebut.

Tetapi bukan Covid-19 yang menjadi alasan Jerinx melakukan penanganan Covid-19, melainkan untuk menghindari TBC, panu, dan diare.

Dikutip dari YouTube Kompastv, Kamis (7/5/2020), awalnya Jerinx menjelaskan alasan dirinya selalu menyuarakan soal teori konspirasi Covid-19.

Jerinx mengatakan dirinya tidak ingin membuat para tenaga medis di Indonesia stres karena pemberitaan media yang menurutnya melebih-lebihkan pandemi Covid-19.

Berita Rekomendasi

Pria kelahiran Bali itu mengatakan apabila para tenaga medis stres akan berdampak terhadap munculnya gangguan psikosomatis.

Psikosomatis sendiri adalah rasa sakit yang dihasilkan akibat rasa takut dan panik.

"Ketika orang dibombardir oleh informasi betapa ngerinya Covid ini membunuhmu, padahal sembuhnya besar," kata Jerinx.

Baca Selengkapnya >>>

Sumber: TribunWow.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas