Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Cerita Sulitnya Produksi Film, Andibachtiar Yusuf Harap Masyarakat Sering Menonton di Bioskop

Industri perfilman Indonesia terdampak pandemi virus corona (Covid-19). Sulit bagi sineas memproduksi film dalam situasi tersebut.

Penulis: Mafani Fidesya Hutauruk
Editor: Willem Jonata
zoom-in Cerita Sulitnya Produksi Film, Andibachtiar Yusuf Harap Masyarakat Sering Menonton di Bioskop
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Produser, sutradara, dan penulis naskah Andibachtiar Yusuf saat wawancara khusus dengan Tribunnews, di Jakarta, Sabtu (13/6/2020). Wawancara Andibachtiar dengan tribunnews terkait perkembangan pelaku industri perfilman Indonesia di tengah pandemi Covid-19. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Mafani Fidesya Hutauruk

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri perfilman Indonesia terdampak pandemi virus corona (Covid-19). 

Sutradara Film AndiBachtiar Yusuf menceritakan kesulitannya memproduksi sebuah film.

Oleh karenanya, ia berharap masyarakat Indonesia dapat mengapresiasi sebuah karya film dengan menonton di bioskop.

"Kan tidak banyak orang berpikir bahwa bioskop itu sebuah experience kan. Ya kita tahulah film Indonesia secara skala memang tidak tinggi. Gue aja bukan orang yang nonton film gua sendiri. Gue males nonton di tv. Nanti jangan-jangan film gua kayak FTV," ucap Sutradara film Pariban (2019) ini saat bercerita lebih senang menonton karyanya langsung di bioskop.

Ia menjelaskan bahwa ada perbedaan saat menonton film langsung di bioskop dibandingkan dengan hanya menonton di televisi saja.

Baca: Sutradara Andi Bachtiar Terobsesi Bikin Film American Market

"Kayak nonton Avatar deh. Nonton di TV kan enggak ada enak-enaknya. Tapi kan berapa banyak orang yang punya perasaan seperti itu di Indonesia," ucapnya pada Sabtu, (13/06/2020).

BERITA TERKAIT

Ia menyayangkan tidak semua masyarakat Indonesia dapat menghargai sebuah film walaupun pembuatannya terbilang sulit dan membutuhkan proses yang panjang.

"Penonton film Indonesia secara umum tidak berpikir seperti itu. Penonton film Indonesia kan berpikir sesuatu yang simpel, fun, nonton bola, cakep pemainnya," ucap Sutradara film Love For Sale dan Love For Sale 2 saat wawancara eksklusif dengan Tribunnews.com di Jakarta Selatan.

Baca: Joko Anwar Bayangkan Sulitnya Terapkan Physical Distancing Saat Produksi Film

Andi Bachtiar mengatakan dalam produksi sebuah film bisa membutuhkan tim kerja (kru film) sekitar 50 sampai 300 orang.

"Memang satu produksi itu orang yang terlibat 50 sampai 80. Kalau dia di atasnya, ada yang 100 atau 200. Ada yang 300 bahkan. 50 sampai 80 itu syuting yang kecil, itu akan ada satu atau dua tenda," ucapnya.

Baca: Pandangan Joko Anwar Tentang New Normal dan Kaitannya dengan Industri Film

Tak hanya itu dalam proses syuting, para kru film membutuhkan tempat atau rumah sementara sebagai penunjang kerja.

"Atau pakai rumah penduduk buat pemain, buat kru naro barang, buat makanan, ada keramaian itu pasti ada. Belum lagi mobil-mobil. Itu aja kan warganya kasih izin atau enggak," ucapnya.

Ia bercerita sangat sedih apabila masyarakat membuat atau memproduksi sebuah film tidak lebih sulit dari membuat sebuah Burger.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas