Agi Sugianto: Saya Berbisnis Musik Sudah Puluhan Tahun Tidak Mungkin Mengorbankan Reputasi Saya
Media Musik Proaktif siap menghadapi gugatan yang dilayangkan Syakir Daulay dan pengacaranya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Media Musik ProAktif siap menghadapi gugatan yang dilayangkan Syakir Daulay dan pengacaranya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Seperti diketahui, aktor sekaligus penyanyi Syakir Daulay tengah berseteru dengan label musik ProAktif. Perseteruan antara Syakir ini seperti diberitakan dimulai usai pesinetron dan penyanyi itu menandatangani kesepakatan kerja sama pengelolaan akun YouTube.
Merasa ada yang janggal setelah kerja sama dimulai, 9 Juli 2020 lalu Syakir melayangkan gugatan terhadap label musik ProAktif ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Sementara itu, CEO Media Musik ProAktif, Agi Sugiyanto menganggap, materi gugatan tersebut terlihat mengada-ada.
“Mereka menggugat saya dan Youtube dengan alasan perjanjian pembelian akun youtube janggal. Bahkan kami dibilang melakukan eksploitasi,” ungkap Agi Sugianto dihubungi melalui telepon selulernya, Senin malam (13/7/2020).
Agi Sugianto menekankan bahwa perjanjian antara pihaknya dengan Syakir sangat jauh dari kata mengada-ada. Semua dilakukan atas kesadaran kedua belah pihak, tanpa paksaan dan manipulasi.
“Saya berbisnis musik itu sudah puluhan tahun. Tidak mungkin saya mengorbankan reputasi saya untuk hal-hal kecil semacam ini. Perjanjian itu tidak ujug-ujug atau tiba-tiba ditandatangani. Semuanya ada proses,” jelas Agi Sugianto.
Agi juga menjelaskan tidak ada eksploitasi terhadap Syakir. Semua dilakukan atas kesepakatan bersama. Syakir memiliki hak dan kewajiban. Salah satu kewajibannya adalah mengisi content di channel youtube yang telah dijualnya.
“Kita tidak pernah memaksakan waktu. Misalnya, waktu rekaman lagu, kita ngikutin jadwal Syakir yang katanya sangat sibuk. Itupun dengan segala kesabaran kita. Karena janjian rekaman jam 6 sore, tapi datangnya tengah malam,” ujarnya.
Itu hanya satu contoh. Banyak hal lain yang bisa menjadi bukti bahwa pihak Agi lebih banyak menyesuaikan waktu yang dimiliki syakir.
“Jadi aneh, jika itu dibilang eksploitasi. Sementara untuk content-content yang lain, itu juga atas kemauan Syakir,” jelasnya lagi.
Namun, lepas dari itu semua, Agi Sugianto menegaskan bahwa pada prinsipnya dalam bisnis itu yang terpenting adalah komitmen.
“Saya jaga betul komitmen itu,” tandasnya.
Bahkan dalam posisi berseteru pun, pihaknya masih memberikan Royalti yang menjadi haknya Syakir, sesuai butir-butir kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian.
“Semua hak sudah kita berikan. Tapi apakah kewajibannya juga sudah diberikan ke kita. Coba tanyakan ke dia,” selorohnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.