''Garuda Pancaroba'' Lagu Persembahan Smailing Jendral untuk Ultah Indonesia
Dalam rangka hari ulang tahun Indonesia yang ke 75, Bongky melaunching kembali lagu berjudul ‘Garuda Pancaroba’.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Tiap warga negara punya cara sendiri untuk mengisi HUT kemerdekaan Republik Indonesia. Bagi seorang seniman, tentu lewat ekspresi seninya.
Hal itulah yang dilakukan Bongky Marcel, mantan personel Slank yang kemudian mendirikan beberapa grup band salah satunya BIP.
Dalam rangka hari ulang tahun Indonesia yang ke 75, Bongky melaunching kembali lagu berjudul ‘Garuda Pancaroba’. Lagu ini dicuplik dari album kedua BIP di tahun 2001.
Hanya saja, Bongky mempersembahkan kembali lagu ‘Garuda Pancaroba’ ini, bersama grup band terbarunya, Smailing Jenderal yang beranggotakan, Bongky (bas), Irang Arkad (vokal), Jaka Djakers (drum) dan Thomas (gitar).
Baca: Gandeng Tompi, Amanda Fedora Rilis Single Perdananya Berjudul Strombreaker
Kenapa BIP harus berganti wajah menjadi Smailing Jendral hanya untuk menyanyikan lagu lamanya. Bisa dibilang Smailing Jendral buat mereka adalah wadah untuk menyelesaikan misi yang belum terselesaikan. Ide, kreatifitas dan energi yang ada masih berlimpah. Dan buat Bongky sendiri ketika Smailing Jendral terbentuk seperti menemukan jati dirinya kembali sebagai musisi yang utuh dan kritis.
Masih menurut Bongky, saat ditemui di studio milik Zonmer Official, di bilangan Bangka, Mampang Prapatan, lagu ‘Garuda Pancaroba’ sangat relevan dengan perkembangan negara saat ini. Di mana menurutnya, ada upaya yang ingin mengutak – atik Pancasila.
"Kenapa memilih lagu Garuda Pancaroba, karena banyak pihak yang mau mengubah garuda yang aslinya jadi suatu kepentingan tersendiri. Jadi, saya bertanggung jawab atas nama akamsi (anak kampung sini –red) Indonesia Raya untuk menjaga Pancasila yang sesungguhnya. Meskipun lagu ini sudah lama dibuat, harusnya terus diperdengarkan agar Garuda Pancasila tidak berubah sampai kapan pun," terang Bongky, pentolan Smailing Jendral.
Baca: Korban Bully di Sekolah, Putra Asri Welas Jadikan Inspirasi Single Debutnya sebagai Rapper
Bisa dibilang mereka menemukan momentum tepat untuk mengaransemen ulang serta merilis lagu "Garuda Pancaroba" Agustus ini.
“Pancasila sudah final. Kita tinggal mengamalkannya. Tak perlu lagi diperas menjadi Tri Sila atau Eka Sila. Maka dari itu, jangan sampai ada pihak yang ingin mengganti Pancasila menjadi dasar yang lain. Pancasila adalah kesepakatan para pendiri bangsa. Dan sudah sangat cocok bagi Bangsa Indonesia,” tandas Bongky.
Rencananya lagu ‘Garuda Pancaroba’ ini akan diputar di berbagai plaform digital. Salah satunya di chanel youtube Zonmer Offcicial.
Proyek persembahan untuk Indonesia yang sedang beruang tahun ke 75 itu berkat kerja sama Band Smailing Band dengan Zonmer Official.
Zonmer Official adalah wadah bagi para pengkarya yang ingin berekspresi melalui karay seninya, bai musik, film ataupun konten yang lain.
Lantas apa istimewanya lagu ‘Garuda Pancaroba’ versi yang terbaru?
Menurut Bongky, lagu ‘Garuda Pancaroba’ versi Smailing Jendral lebih dewasa dan lebih matang. Sebab musisi yang membawakan juga semakin dewasa bila dibanding saat lagu itu direkam 19 tahun silam.
“Irang sekarang cara menyanyinya sudah semakin asyik. Dan sudah menemukan jatidiri. Kalau dulu kita masih meraba-raba. Semua personelnya sudah semakin matang,” tutur Bongky, mantan personel Slank ini.
Jaka yang memegang posisi drum juga mengakui hal yang sama. Lebih mantap Garuda Pancaroba versi yang terbaru.
Semangat dan jiwanya masuk, menurutnya. Sementara Irang sebagai vokalis seakan semakin bertambah energinya menyanyikan lagu ‘Garuda Pancaroba’.
Bagi Thomas, kendati bukan persoenl BIP, tetap bisa lebih cepat adaptasi. Sebab Thomas sudah bersama mereka sejak lama. Sehingga telah cukup lama mengenal Bongky, Jaka dan Irang dalam bermusik.
Konsep Video Klip
Agar pesan dalam lagu itu sampai, Bongky meminta dalam penggarapan video klip lagu ‘Garuda Pancaroba’, mencuplik kisah epik Ramayana.
Burung Garuda yang sekarang dipakai sebagai Lambang Negara, tak lain burung Garuda yang bertempur dengan sosok Rahwana raja dari Kerajaan Alengka yang menculik Dewi Shinta.
Garuda yang tak sudi melihat keangkaramurkaan Rahwana, langsung bertempur untuk membebaskan Dewi Shinta dari cengkeraman Rahwana.
Jadi Dewi Shinta di sini sebagai perlambang ibu pertiwi yang ingin dikuasai oleh Rahwana -- simbol oligarki.
Garuda harus melawan, sebagai burung yang mencitani keadilan dan persatuan. Garuda bisa begitu sakti karena didukung dan dijaga oleh Rakyat.
Dalam video klip ini, rakyat disimbolkan oleh tokoh punakawan Semar, Gareng, Petruk dan Bagong.
Nah yang menarik, tokoh punakawan tersebut juga dimainkan oleh personel Smailing Jendral sendiri. Bongky memerankan tokoh Semar, Irang memeranakn tokoh Bagong, Thomas memerankan tokoh Petruk dan Jaka memerankan tokoh Gareng.
Sedang yang berperan sebagai burung Garuda adalah Andreas, tim dari Zonmer, Dewi Shinta (Maria dari Zonmer) dan Rahwana diperankan seorang jurnalis Teguh Yuswanto.
Tapi konsep wayang orang ini dipadukan dengan cara menonton wayang kulit. Sehingga aksi, mereka ditangkap kamera melalui siluetnya saja.
Proses pembuatan video klip ini tetap memperhatikan protokol kesehatan. Menggunakan masker dan tersedia handsanitizer.