Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Musik Harus Bisa Menunjukkan Identitas Ke-Indonesia-an kata Vokalis Maharaja 48 Band

Perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-75 Republik Indonesia sengaja dijadikan momentum Maharaja 48 Band untuk merilis single

Penulis: Toni Bramantoro
zoom-in Musik Harus Bisa Menunjukkan Identitas Ke-Indonesia-an kata Vokalis Maharaja 48 Band
Dok. Maharaja 48 Band
vokalis dan gitaris Maharaja 48 Band, Amar Maruf 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia adalah sebuah ikhtiar dari jutaan orang berbeda-beda yang mencoba hidup bersama dalam satu komunitas. Dan siapa kita?

“Kita adalah Indonesia. Sebuah penegasan tentang cita-cita yang saling menguatkan dan mengokohkan rasa nasionalisme kebangsaan,” ungkap vokalis dan gitaris Maharaja 48 Band, Amar Maruf saat ditemui di Sanggar Humaniora, Kota Bekasi, Minggu (16/8/2020).

Perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-75 Republik Indonesia sengaja dijadikan momentum Maharaja 48 Band untuk merilis single lagu bertajuk, ‘Kita Indonesia.’

Maharaja 48 Band
Maharaja 48 Band

Melalui lagu, grup musik yang didirikan di Kota Depok, 4 Mei 2019 ini ingin mengingatkan masyarakat tentang kebhinekaan sosio-kultural Indonesia ke dalam kesatuan entitas Negara dan bangsa.

“Sebagai seniman musik inilah yang dapat kami presentasikan lewat lagu ‘Kita Indonesia.’ Kami merasa musik dapat mempersatukan rasa, dan menumbuhkan kecintaan kepada negara Indonesia,” ujar Amar Maruf mewakili personil Maharaja 48 Band lainnya.

Maharaja 48 Band diawaki, Amar Maruf (Vocalis & Guitar), Ale Funky (Guitar Lead), Irfan (Bass), dan Fajar (Drum). Mengedepankan jenis musik slow rock dengan tema lagu nasionalis kebangsaan.

Amar Maruf mengharapkan lagu ‘Kita Indonesia’ (Maharaja 48 Band), dapat menjadi bagian dari bahana bagi kemeriahan perayaan HUT Ke-75 RI tahun 2020 ini.

Berita Rekomendasi

“Musik harus bisa menunjukkan identitas (character) ke-Indonesia-an. Budaya sebuah bangsa merupakan faktor penting untuk mengenali jatidiri. Lagu ‘Kita Indonesia’ sangat simultan untuk acara agustusan,” ujar Amar Maruf.

Maharaja 48 Band foto1
Maharaja 48 Band

Sudah tak terhitung berapa lama masyarakat harus berada #dirumahaja karena pandemi Covid-19 yang belum usai. Dari yang harus beradaptasi dengan kondisi baru, hingga memiliki rutinitas berbeda dari sebelumnya.

“Maka selain tema nasionalis, lagu ‘Kita Indonesia’ juga menyoal pandemi Covid-19. Harapannya lagu ini bisa menyemangati masyarakat yang sedang dilanda pandemi sekaligus menghidupkan kembali kejayaan musik rock Indonesia,” harap Amar.

Tak hanya lagu ‘Kita Indonesia,’ Maharaja 48 Band juga sudah merilis beberapa lagu lain. Diantaranya lagu, ‘Mati Dipeluknya’, ‘Tak Mencari Mati’, ‘Bhinneka Dalam Nada’, dan lagu ‘Durjana Dunia.’ Semua lagu merupakan karya cipta dan penataan musiknya oleh Amar Ma'ruf, dibawah label indie.

Gerakan indie, menurut Amar, merupakan sebuah alternatif yang memberi nuansa baru pada genre musik.

“Gerakan indie barangkali lebih leluasa, baik dari sisi kreatif genre maupun kemasannya. Tapi yang jelas musik harus dapat menjadi usaha kreatif. Bagian dari industri yang menjadi tulang punggung ekonomi,” ujar Amar, yang juga bertindak sebagai Executive Producer pada proyek ini.

Visualkan Keragaman Budaya
Komunikasi visual menjadi penting. Setidaknya bagi Maharaja 48 Band. Itulah sebabnya kelompok musik beraliran slow rock ini menggarap video klipnya dengan sangat serius. Video klip tersebut dapat diunduh melalui akun youtube : https://www.youtube.com/watch?v=RvGIYcZVbFQ

“Brand strategy itu penting. Kami perlu tampil menonjol secara visual. Oleh karena itu ide kreatif visualnya tidak cukup biasa-biasa saja,” ujar sutradara Heru Aceel, yang bertindak sebagai Creative Supervisor.

Klip lagu ‘Kita Indonesia’ sangat kental aroma kultural dan nasionalisme keindonesiaan. Gambar yang baik serta proses editing yang dinamis. Mengelaborasi pentingnya penerimaan terhadap adanya keragaman budaya; multikulturalisme dan pluralisme dalam rangka membangun rumah kebangsaan nasional.

“Tidak berpretensi terlalu jauh. Tapi apa yang kami lakukan semoga bisa menjadi momentum membangun keterbukaan dan budaya inklusif. Ada kerelaan diantara kita untuk menanggalkan rasa ‘keakuan’ untuk kemudian mengokohkan persatuan,” harap Heru, yang pernah menggelar Workshop Seni dan Film Keliling Indonesia, bersama komunitasnya Karya Anak Bangsa (KAB).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas