Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Kisah Dibalik Layar Film Tilik: Berawal dari Fenomena 'Ngrasani', Ini Cerita dari sang Sutradara

Film ini berangkat dari keresahan Agung sebagai sutradara terhadap budaya ngrasani (menggungjingkan orang lain) di masyarakat sosial.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Kisah Dibalik Layar Film Tilik: Berawal dari Fenomena 'Ngrasani', Ini Cerita dari sang Sutradara
YouTube Ravacana Films
Kehidupan warga desa dalam film pendek Tilik 

TRIBUNNEWS.COM - Film 'Tilik' mendadak menjadi ramai diperbincangkan oleh pengguna media sosisal Twitter.

Satu di antara beberapa tokoh dalam film tersebut yang banyak dibicarakan yakni sosok Bu Tejo.

Film Tilik ini merupakan salah satu film hasil pendanaan dari Dinas Kebudayaan Yogyakarta yang digarap oleh Ravacana Films.

Tilik bercerita tentang tradisi menjenguk warga desa yang sakit secara bersama-sama.

Namun, perjalanan menjenguk tersebut berubah menjadi ngrasani atau penuh gosip dan penuh petualangan bagi mereka.

Sosok Bu Tejo dihadirkan dalam cerita tersebut sebagai sosok yang senang bergosip dan tak mau kalah dengan omongan orang lain.

Sementara sosok yang menjadi bahan gosip dalam cerita itu adalah Dian.

Berita Rekomendasi

Dian diceritakan merupakan seorang kembang desa dan banyak lelaki yang mendekatinya.

Warga desa bergunjing tentang status lajang Dian, yang mana Bu Tejo adalah orang yang paling semangat untuk bergosip mengenai Dian ini.

Dalam satu kesempatan perjalanan naik truk dalam rangka menjenguk (tilik) Bu Lurah di Rumah sakit di kota, beberapa warga berdebat tentang siapa yang bakal mempersunting Dian.

Perjalanan “tilik” menjadi penuh gosip dan petualangan bagi para warga desa yang naik truk tersebut.

Baca: Bu Tejo di Film Pendek TILIK Trending di Twitter, Instagram Pemerannya Langsung Diserbu Komentar

Kisah Dibalik Layar

Film Tilik ini disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo dan diproduseri oleh Elena Rosmeisara.

Dalam sebuah video yang dirilis oleh Ravacana Films di kanal YouTube-nya, diceritakan proses produksi Tilik (2018) berlangsung selama empat hari saat bulan Ramadhan di Yogyakarta.

Proses ini melibatkan beberapa aktor lokal seperti Siti Fauziah, Brilliana Desy, Angeline Rizky, Dyah Mulani, Lully Syahkisrani, Hardiansyah Yoga Pratama, Tri Sudarsono, Gotrek, Ratna Indriastuti dan Stephanus Wahyu Gumelar.

Film ini berangkat dari keresahan Agung sebagai sutradara terhadap budaya ngrasani (menggungjingkan orang lain) di masyarakat sosial.

Keresahan ini lalu dikembangkan dalam kepenulisan bersama Bagus Bacep Sumartono sebagai penulis selama tiga bulan.

Dalam prosesnya, ternyata cerita ini mencakup sudut pandang yang lebih luas, yaitu penyebaran dan penyerapan informasi hoaks di sekitar masyarakat.

"Film ini benang merahnya membahas sebuah informasi yang dimana sekarang banyak banget isu hoaks dimana-mana."

"Dan ini sekarang eranya era digital, dimana era digital ini sudah mulai masuk di lingkup masyarakat pedesaan, ini yang menjadi rentan dan jadi penting kenapa film ini diproduksi sekarang," kata Agung.

Baca: Sosok Bu Tejo si Biang Gosip, Pemeran Utama Film Tilik, Peraih Piala Maya 2018

Syuting Tilik ini banyak melibatkan orang-orang yang belum pernah bermain film.

Di antaranya yakni tokoh Gotrek yang merupakan seorang supir truk dalam cerita itu.

"Dia baru pertama kali main film namun punya basic pemain ketoprak."

"Lucunya ketika reading dia emang kelihatan kaku banget, tapi ketika main sudah di set ternyata sangat luwes banget," ujar Agung.

"Pemain extras yang lain, itu semua baru pertama kali main film," lanjutnya.

Agung berharap, dengan diikutkannya warga yang belum pernah main sebelumnya, setidaknya ia bisa memberi pengalaman baru.

"Memberi itu kan nggak selalu materi, tapi bisa juga soal pengetahan, jadi itu kami ingin ngasih pengalaman baru, mungkin juga pengetahun baru untuk mereka juga," kata dia.

Menurutnya, proses syuting film ini cukup berat namun sangat menyenangkan.

"Road movienya cukup berat, tapi cukup asik karena kita sering berpindah tempat."

"Cuma memang tantangannya itu di traffic, di alam dan segala macemnya, itu yang membuat energi untuk bikin filmya itu juga semakin besar," akunya.

"Dan koordinasi itu yang sangat penting diprioritaskan, karena memang kita berhubungan selalu jarak jauh," kata dia.

Dari film ini, ia banyak belajar dan menjadi lebih lebih dewasa ketika membuat film, karena dalam film itu manajemennya semua baru dan melibatkan banyak orang baru.

"Overall syutingnya berjalan fun, asyik dan membuat nagih sih," kata dia.

Baca: Deretan Kalimat Menohok Bu Tejo dalam Film Tilik yang Kini Viral, Dadi Wong Ki Yo Sing Solutip

Sementara itu, Elena, produser dari film Tilik menceritakan bahwa jadwal proses syuting itu sempat dikacaukan oleh hujan.

"Jadi ada momen saat proses syuting itu hujan, di hari ketiga pula yang besoknya proses syuting harus selesai,"

Namun demikian ia berhasil mengatasi dan menyiasati permasalahan tersebut

"Akhirnya kita lakukan dihari keempat, membuat speed time, yang saat itu astrada take di scane yang satu, sutradara take di scene yang lainnya," kata Elena.

Setelah proses syuting selesai, ia merasakan suasana haru ketika menyapa ibu-ibu yang terlibat dalam syuting itu.

"Jadi waktu itu aku mendatangi satu truk yang isinya ibu-ibu, mereka sambil turun, mereka udah siap untuk memeluk aku,

"Dan ternyata ada di momen mereka nangis, aku udah nggak bisa berkata-kata lagi saat itu, aku cuman bisa meluk mereka dan bilang terimakasih, itu aku cium aku meluk satu-satu mereka ditas truk," ungkapnya.

(Tribunnews.com/Tio)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas