Sidang Perdana Jerinx SID: Pilih Walk Out, Jaksa Tetap Bacakan Dakwaan hingga akan Laporkan ke MA
Pada sidang perdana ini, Jerinx dan tim penasihat hukumnya memilih walk out karena merasa keberatan sidang digelar secara online. Ini fakta-faktanya.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: bunga pradipta p
Sebelum Jerinx dan tim hukumnya walk out, sidang sebelumnya telah dibuka oleh majelis hakim PN Denpasar.
Namun setelah itu terjadi adu argumen hingga berujung keluarnya Jerinx serta tim kuasa hukumnya.
Meski begitu, majelis hakim tetap meminta Jaksa Penuntut Umum untuk membacakan surat dakwaan di persidangan itu.
Dalam sidang itu, Jaksa mendakwa Jerinx dengan dakwaan alternatif.
Dakwaan kesatu, perbuatan Jerinx dinilai melanggar Pasal 28 ayat (2) jo Pasal 54A ayat (2) UU No.19 tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No.11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Jo Pasal 64 ayat (1) KUHP.
Dakwaan kedua yakni, Pasal 27 ayat (3) jo Pasal 45 ayat (3) UU No.19 tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No.11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Eletronik jo Pasal 64 ayat (1) KUHP.
Setelah pembacaan dakwaan itu, pihak JPU berupaya menghadirkan kembali Jerinx serta tim hukumnya, namun hal itu tidak terpenuhi.
Baca: Kemesraan Jerinx dan Istri Sebelum Sidang Perdana, Nora Alexandra Bantu Olesi Pomade & Pegangi Kaca
Baca: Suami Disumpahi Mati di Penjara,Nora Alexandra Santai Pamerkan Harta Berlimpah Saat Jerinx Dipenjara
3. Pendukung Jerinx Gelar Aksi
Ratusan pendukung dari Jerinx memberikan dukungan melalui aksi damai di luar gedung persidangan.
Dilaporkan TribunBali, massa berorasi menyampaikan aspirasi agar Jerinx dibebaskan.
Selain berorasi, para peserta aksi menampilkan parade teatrikal yang menggambarkan sebuah pembungkaman sebagaimana yang mereka maksud dialami oleh Jerinx SID.
Aksi tersebut berlangsung dengan kawalan aparat kepolisian.
Selain menyampaikan aspirasi pembebasan Jerinx, massa juga menolak persidangan digelar secara online supaya tidak ada intervensi dari kepentingan kelompok manapun.
"Kami menyampaikan aspirasi pembebasan Jerinx SID, dan sidang harus dilakukan dengan tatap muka, tidak dengan daring, tidak dengan online."