Dipolisikan Relawan Jokowi, Ini Niat Najwa Shihab Buat Tayangan Wawancara Kursi Kosong
Najwa Shihab buka suara terkait laporan yang dibuat oleh relawan Jokowi ke kepolisian soal wawancara kursi kosong.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Najwa Shihab buka suara terkait laporan yang dibuat oleh relawan Joko Widodo (Jokowi) ke kepolisian soal wawancara kursi kosong.
Hal tersebut disampaikan melalui akun Instagram pribadi Najwa Shihab, @najwashihab, Selasa (7/10/2020).
Dalam sebuah unggahan, tampak ia membagikan tangkapan layar berita dari media online Kompas.com.
Baca: Jadi Wanita yang Paling Disorot Pekan Ini, Ini Rekam Jejak Silvany Austin Pasaribu dan Najwa Shihab
Tangkapan layar itu memperlihatkan judul artikel bahwa Najwa Shihab dilaporkan ke kepolisian.
Namun pihak Polda Metro Jaya menolak laporan dari relawan Jokowi terhadap Najwa Shihab.
Menanggapi pemberitaan tersebut, Nana, sapaan akrab Najwa Shihab akhirnya buka suara.
Ia mengaku baru mengetahui soal laporan dari relawan Jokowi dari rekan media.
Meski demikian, Najwa Shihab mengungkapkan belum mengetahui dasar pelaporan kepadanya.
Akan tetapi, nantinya ia tetap siap mengikuti alur apabila memang ada pemeriksaan yang harus dijalani.
"Saya baru mengetahui soal pelaporan ini dari teman-teman media.
Saya belum tahu persis apa dasar pelaporan termasuk pasal yang dituduhkan.
Saya dengar pihak Polda Metro Jaya menolak laporan tersebut dan meminta pelapor membawa persoalan ini ke Dewan Pers.
Jika memang ada keperluan pemeriksaan, tentu saya siap memberikan keterangan di institusi resmi yang mempunyai kewenangan untuk itu," tulis Najwa Shihab.
Baca: Bawa Nama Relawan Jokowi dan Laporkan Najwa Shihab tapi Ditolak Polisi, Siapa Silvia Dewi Soembarto?
Baca: Najwa Shihab Dilaporkan Relawan Jokowi, Yunarto Wijaya Sindir Gaya Orde Baru
Lanjut, dalam kesempatan itu ia juga menjelaskan soal niat awal membuat tayangan wawancara kursi kosong.
Najwa Shihab menuturkan, mulanya hanya ingin mengundang pejabat terkait untuk membahas soal pandemi Covid-19.
Khususnya Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto yang diketahui sudah jarang muncul ke publik.
"Tayangan kursi kosong diniatkan mengundang pejabat publik menjelaskan kebijakan-kebijakannya terkait penanganan pandemi.
Penjelasan itu tidak harus di Mata Najwa, bisa di mana pun.
Namun, kemunculan Menteri Kesehatan memang minim dari pers sejak pandemi kian meningkat, bukan hanya di Mata Najwa saja.
Dan dari waktu ke waktu, makin banyak pihak yang bertanya ihwal kehadiran dan proporsi Manteri Kesehatan dalam soal penanganan pandemi," terang Najwa Shihab.
Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk membuat tayangan wawancara dengan kursi kosong.
Kemudian tayangan itu diunggah di kanal YouTube dan media sosial milik Narasi.
Menurut Najwa Shihab, peran media massa memang dibutuhkan sebagai ruang untuk diskusi dan pengawasan.
Selain itu, ia menerangkan bahwa pertanyaan yang ada di dalam tayangan juga berasal dari masyarakat.
"Faktor-faktor itulah yang mendorong saya membuat tayangan yang muncul di kanal Youtube dan media sosial Narasi.
Baca: Buntut Wawancara Kursi Kosong Terawan, Najwa Shihab Dilaporkan, Polisi Menolak, Begini Sikap Nana
Baca: Najwa Shihab Diperkarakan Relawan Jokowi, Kader PSI: Biarkan Dewan Pers yang Menilai
Media massa perlu menyediakan ruang untuk mendiskusikan dan mengawasi kebijakan-kebijakan publik.
Pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan juga berasal dari publik, baik para ahli/lembaga yang sejak awal concern dengan penanganan pandemi maupun warga biasa.
Itu semua adalah usaha memerankan fungsi media sesuai UU Pers yaitu 'mengembangkan pendapat umum' dan
'melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum'," jelasnya.
Tak sampai di situ, dalam unggahan tersebut Najwa Shihab juga memberikan contoh terkait tindakan serupa di negara lain.
Walaupun ia menuturkan memang di Indonesia sendiri belum pernah dilakukan wawancara dengan kursi kosong.
Satu di antaranya adalah Amerika, wawancara kursi kosong sudah dilakukan sejak tahun 2012, lalu.
Kemudian juga ada di Inggris pada tahun 2019 yang dilakukan oleh wartawan terhadap calon Perdana Menteri.
"Sependek ingatan saya, treatment “kursi kosong” ini belum pernah dilakukan di Indonesia, tapi lazim di negara yang punya sejarah kemerdekaan pers cukup panjang.
Baca: Dilaporkan soal Bangku Kosong untuk Menkes Terawan, Najwa Shihab Akhirnya Buka Suara: Siap Diperiksa
Baca: Reaksi Najwa Shihab soal Pelaporan Dirinya ke Polda Metro Jaya oleh Relawan Jokowi
Di Amerika sudah dilakukan bahkan sejak tahun 2012, di antaranya oleh Piers Morgan di CNN dan Lawrence O’Donnell di MSNBC’s dalam program Last Word.
Pada 2019 lalu di Inggris, Andrew Neil, wartawan BBC, juga menghadirkan kursi kosong yang sedianya diisi Boris Johnson, calon Perdana Menteri Inggris, yang kerap menolak undangan BBC.
Hal serupa juga dilakukan Kay Burley di Sky News ketika Ketua Partai Konservatif James Cleverly tidak hadir dalam acara yang dipandunya.
#CatatanNajwa," ungkap Najwa Shihab.
(Tribunnews.com/Febia Rosada)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.