"Ngapain gua menjelekkan diri sendiri, kan gua tau gua ga bakal bisa," sambung Nia Ramadhani sambil menangis.

Mendengar curahan hati sahabatnya itu, There pun mencoba menguatkan Nia.

Menurut There, tindakan Nia sudah tepat, ia juga mengingatkan jika tak ada manusia yang sempurna.

Yang semakin membuat Nia merasa terpuruk adalah ketika membaca komentar pedas warganet di media sosial.

Membaca komentar-komentar tersebut membuatnya semakin ingin memberikan penjelasan tentang apa yang terjadi.

Namun Nia tak yakin jika penjelasan tersebut cukup membuat orang-orang yang menghujatnya paham dengan situasi yang ia alami.

"Gua gatel ngebacain (komentar jahat) kayak gitu, gue nggak tau apa yang pengen gue ceritain."

"Coba kalo lo jadi gue apa yang bakal lo lakuin? Kasih tau gue," kata Nia lagi.

"Nggak perlu ngomong ke satu dunia apa yang terjadi, no."

"Yang paling penting itu bukan omongan orang, tapi ketenangan batin kamu," ujar There menguatkan Nia.

Menurut There, keputusan Nia yang berani mengakui kekurangannya adalah sebuah tindakan yang harus diapresiasi.

Karena tak semua orang mampu mengakui kesalahan dan kekurangannya di depan publik.

Mendengar ucapan There tersebut membuat Nia tampak lebih tenang.

Nia lalu memaparkan alasannya terpaksa berimpovisasi saat berada di atas panggung kala itu.