Resah akan Minimnya Lagu Anak-anak, Musisi asal Karanganyar Buat Album Kompilasi 'Odong Odong'
Musisi asal Karanganyar, Jawa Tengah, Krisna Bond atau juga dikenal sebagai President Party Indonesia, merilis album anak-anak, beberapa hari lalu.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Musisi asal Karanganyar, Jawa Tengah, Krisna Bond atau juga dikenal sebagai President Party Indonesia, merilis album anak-anak, beberapa hari lalu.
Album ini bertajuk Album Kompilasi Odong Odong Vol I 2021.
Adapun album ini berisikan 11 lagu anak-anak yang dinyanyikan oleh sejumlah musisi dari berbagai kota, yaitu:
1. Bayu - Pelangi Pelangi
2. Shuma Prada - Gundul Gundul Pacul
3. Penyu - Aku Anak Indonesia
4. Pfrasg Gab - Twinkle Twinkle Litle Star
5. Ketry - Naik Delman
6. Bryan - Anak Gembala
7. Dita - Desaku
8. Okfied - Abang Tukang Bakso
9. Sajojo - Jangan Marah
10. Pandu Dalboy - Burung Kaka Tua
11. Satwika - Padang Bulan
Baca juga: Penyanyi Disabilitas Putri Ariani dan Langit Sore Semangati Musisi, Pandemi Wajib Produktif, Kreatif
“Album ini sebuah movement kecil yang saya ciptakan guna memberikan edukasi tentang bagaimana pentingnya peran orangtua dan orang terdekat tentang sebuah musik dan sebagainya di perkembangan anak,” ungkap Krisna Bond kepada Tribunnews.com, Rabu (24/2/2021).
Krisna mengungkapkan, ia gelisah dan merasa prihatin melihat anak-anak bernyanyi dan berucap yang seharusnya tidak mereka ucapkan dan nyanyikan di usianya.
“Akhirnya semua terwujud di bulan Februari 2021, semua saya lakukan yang tidak jauh dari porsi saya, ya apalagi kalau tidak di ranah musik,” ungkapnya.
Krisna mengungkapkan, di era digital ini musisi sangat dimanjakan dan semakin mudah untuk merekam dan menyebarluaskan karya mereka.
“Market yang seharusnya mereka target 18+ mau tidak mau juga sampai ketelinga anak anak di bawah umur.”
“Nah di sini saya sekali lagi mengatakan, saya tidak ingin menyalahkan siapapun, biarkan ini menjadi beban moral bagi seorang musisi, dan di sini saya katakan peran orangtua dan keluarga sangat lah penting,” ungkapnya.
Baca juga: Viral Kisah Fans Pamungkas, Bikin Glaze Cake yang Terinspirasi dari Album sang Musisi
Adapun musisi yang terlibat dalam album ini berasal Kota Solo, Mojokerto, Blitar, Malang, Porwokerto, hingga Yogyakarta.
“Saya juga membebaskan teman teman yang terlibat untuk membuat karya musik dengan karakternya masing masing,” ungkapnya.
Krisna berharap, orang dewasa juga tidak malu dan kembali mengkonsumsi lagu anak-anak dengan arasement musik yang berbeda.
“Semakin banyak orang-orang dewasa mendengarkan lagu anak anak, semakin banyak juga anak anak di bawah umur yang mendengarkanya.”
“Sekali lagi lingkungan, orangtua dan orang terdekat sangat berpengaruh besar,” ungkapnya.
Baca juga: Sherina Munaf Akan Menjadi Seiyuu sekaligus Penyanyi Soundtrack Film Animasi Terbaru Studio Ghibli
Soal Odong-odong
Sementara itu odong-odong diketahui merupakan wahana bermain anak-anak seperti komedi putar, dan sebagainya.
Krisna mengungkapkan, wahana anak-anak yang seharusnya mereka dengarkan lagu anak-anak, justru kebanyakan memutar lagu dangdut.
“Dalam survei saya beberapa hari ke belakang saya menemukan banyak tempat bermain anak anak seperti kereta kelinci, odong-odong di taman, tidak memutar lagu anak-anak.”
“Namun memutar playlist musik yang seharusnya tidak diplay, yaitu music dangdut yang masih mendominasi.”
“Terbayang tidak jika tempat bermain anak anak tanpa sebuh musik? Tidak ada salahnya bernegosiasi, menegur kepada sang pemilik wahana tersebut untuk memutar lagu anak anak,” ungkap Krisna.
Baca juga: Job Manggung Sepi saat Pandemi, Musisi Berinisial RS Nekat jadi Pengedar Ganja di Bali
Pesan Melalui Track Cover
Lebih lanjut, Krisna di dalam album ini juga menyematkan gambaran anak kecil di cover per track lagi.
“Di sini saya bekerja sama dengan teman yang saya yang memang beliau adalah guru seni dan budaya di sekolah dasar, kami mengajak anak anak kecil di sekitar kami untuk menggambar sesuai imjinasi mereka,” ungkapnya.
Sejumlah pesan tersebut antara lain, tentang bagaimana memposisikan gawai atau gadget untuk anak di bawah umur.
Terdapat cover yang berisi desain ajakan agar anak-anak tidak hanya dicekoki gadget.
Namun, ada ajakan berkegiatan seperti bernyanyi, menari, menggambar, bermain bersama teman-teman di sekitarnya.
Selain itu, ada pesan ajakan untuk menggambar dibanding terlalu banyak bermain sosial media.
Lalu, ada pula pesan agar orangtua tidak mengajak sang anak menonton konten dewasa, seperti sinetron.
Adapun album ini dapat diakses melalui YouTube President Party Indonesia.
Sedangkan untuk platform seperti Spotify, Joox, Apple Music, dan sebagainya, akan segera rilis di awal bulan Maret 2021.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)