Tanggapan Ashanty soal Nikahan Atta-Aurel Dicibir karena Undang Jokowi: Terlalu Tenar Kali Ya
Ashanty berikan tanggapan terkait kehadiaran presiden Jokowi di pernikahan Atta Aurel sempat heboh dan menuai cibiran.
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Namun, ketika kini Jokowi sudah jadi orang nomor 1 di Indonesia, maka tentu setiap gerakannya selalu menuai sorotn.
Termasuk ketika menghadiri pernikahan Atta Aurel dan bertindak sebagai saksi.
"Kalau sekarang, mungkin jadi terlihatnya beritanya jadi gak ngelihat bahwa ada kedekatan historis yang pernah terjadi di antara kita," ujar Ashanty lagi.
Baca juga: Kesedihan Ashanty saat Aurel Hermansyah Pindah Rumah hingga Ungkap Penyesalan Masa Lalu
Meski begitu, Ashanty tak membantah jika kedatangan Jokowi di perniakhan Atta Aurel memang fenomenal.
"Tapi memang fenomenal ya, Pak Jokowi, pak Prabowo, terus artis-artis juga yang top-top pada datang dan dukung. Gimana rasanya?" tanya sang host lagi.
"Hehee, alhamdulillah," jawab Anang Ashanty singkat sambil tersenyum.
Kemudian, Ashanty menyinggung soal sakit hati dan kekuatan mental menanggapi kritikan dan sentilan tersebut.
"Akhirnya kalau jatuh, sakit gak kuat mental. Karena terlalu tenar kali ya, terlalu bahagia dengan pujian, terlalu bahagia dengan apa yang didapat.
Akhirnya pas jatuh, gak terima, mentalnya gak kuat," pungkas Ashanty.
Baca juga: Ditinggal Menikah Sang Kakak, Sambil Menangis Arsy dan Arsya Tanyakan Hal Unik ke Ashanty
Kritikan untuk Atta Aurel soal kehadiran Jokowi
Penulis dan musisi Fiersa besari menulis tentang pernikahan selebriti yang dihadiri pemimpun negara, yang diduga menyindir pernikahan Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar?
Dalam sebuah unggahan di akun Twitter miliknya, Fiersa Bersari lebih dulu berkicau soal apa yang terjadi di negeri ini.
"Banyak paradoks di negeri ini. Mudik dilarang, tapi destinasi wisata buka serempak," kata Fiersa Bersari dikutip Tribunnews.com, Senin (5/4/2021).
Fiersa membandingkan kehadiran pemimpin negara dalam pernikahan seleb dengan izin resepsi menikah yang dipersulit untuk masyarakat biasa.