Gigi Hadid Menanggapi Cuitan Israel di Twitter Tentang Pemusnahan Orang Yahudi
Jelena Noura Hadid atau dikenal Gigi Hadid ikut menanggapi cuitan Israel di akun Twitter resminya.
Penulis: M Alivio Mubarak Junior
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alivio
TRIBUNNEWS.COM - Jelena Noura Hadid atau dikenal Gigi Hadid ikut menanggapi cuitan Israel di akun Twitter resminya.
Menanggapi aksi Bella Hadid, dalam cuitannya, Israel mengatakan "Ketika selebriti seperti @BellaHadid menganjurkan untuk membuang orang Yahudi ke laut, mereka menganjurkan penghapusan Negara Yahudi."
Hal tersebut turut direspon Gigi Hadid yang merupakan kakak kandung dari Bella Hadid.
Baca juga: Bella Hadid Bereaksi Saat Dapat Kecamanan Israel, Sebut Tentang Kebebasan Bukan Pemusnahan
Baca juga: Pilih Tak Komentar Soal Israel-Palestina, Salmafina Sunan: Tuhan Lihat Hati Bukan Instagram
Kekasih Zayn Malik itu menyangkal cuitan yang dilontarkan Israel tentang adiknya yang mengatakan membuang orang Yahudi ke laut.
Melalui unggahan Instagram Storiesnya, ia menanggapi dengan membagikan ulang unggahan dari akun vinarfuso.
"Penting, orang-orang yang berbaris (terutama di eropa) meneriakkan 'Bunuh Yahudi' bukan. Orang-orang ini adalah binatang dan tidak mewakili perjuangan Palestina," tulis unggahan yang dibagikan kembali oleh Gigi Hadid, dikutip Selasa (18/5/2021).
Baca juga: Miliki Darah Palestina, Bella Hadid Ceritakan Silsilah Keluarga
Baca juga: Israel Kecam Bella Hadid karena Sang Model Turun Unjuk Rasa Bela Palestina
"Itu juga bukan 'dari sungai ke laut', bukan tentang menghapus Israel dan Yahudi. Itu adalah kesetaraan koeksistensi damai," tambah Gigi Hadid di Instagram Storiesnya.
Seperti diketahui, cuitan Israel di akun Twitter resminya merupakan respon dari aksi demonstrasi yang dilakukan model Bella Hadid, belum lama ini.
Selain itu, Gigi Hadid dan Bella Hadid serta adiknya Anwar Hadid memiliki darah Palestina dari ayahnya bernama Mohamed Hadid, dan darah Belanda dari ibunya, Yolanda van den Herik.
Sekedar informasi, melansir dari KBBI, koeksistensi merupakan keadaan hidup berdampingan secara damai.
Teori ini dikembangkan dan diterapkan oleh Uni Soviet pada berbagai kesempatan sepanjang Perang Dingin dalam konteks kebijakan luar negeri Marxis–Leninis dan diadopsi oleh "negara sosialis" yang dipengaruhi Soviet sehingga mereka dapat eksis secara damai bersama blok kapitalis.