Heboh Pemeran Film Suara Hati Istri di Bawah Umur, Ernest Prakasa Siggung Nurani,Sangat Keterlaluan
Sebuah film di salah satu stasiun televisi swasta menuai banyak kecaman dari berbagai pihak. Ernest Prakasa
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah film di salah satu stasiun televisi swasta menuai banyak kecaman dari berbagai pihak.
Film tersebut bertajuk Suara Hati Istri - Zahra yang tayang sejak 24 Mei 2021.
Pasalnya, pemeran Zahra, yang diceritakan sebagai istri ketiga dari seorang pria bernama Tirta, diperankan oleh LCF, masih berusia 15 tahun.
Sedangkan pemeran utama dari laki-laki yang berperan sebagai suami yakni Panji Saputra berusia 39 tahun.
Baca juga: Sinetron Zahra Trending karena Sosok Lea Ciarachel jadi Istri Ketiga, Indosiar dan KPI Tuai Protes
Baca juga: Ustaz Abdul Somad Gelar Resepsi Pernikahan, Terungkap Perlakuan Romantis Fatimah Azzahra pada Suami
Film ini pun sempat menjadi trending topic di Twitter pada Selasa, 1 Juni 2021.
Netizen menilai sinetron itu seakan membenarkan praktik pedofilia dan pernikahan dini.
Kritik dan kecaman dilontarkan pula dari komika dan sutradara film, Ernest Prakasa.
Ia turut mengecam apa yang saat ini tengah ramai diperbincangkan oleh masyarakat.
Lewat akun Instagram miliknya, Ernest merasa banyak pihak yang bernaung pada dunia perfilman ingin menyuarakan hal yang serupa.
Namun tidak dapat bersuara karena terikat oleh kontrak kerja.
"Karena banyak teman-teman yang bisa meramaikan masalah ini tapi terikat oleh kontrak kerja, atau rasa tidak enak hati, maka biar saya yang bersuara," tulisnya pada akun Instagram miliknya, Selasa (1/6/2021).
Ia pun langsung menandai stasiun televisi swasta tersebut pada statusnya dan mengungkapkan jika apa yang terjadi dalam film adalah keterlaluan. Mengingat pemeran Zahra masih berusia 15 tahun.
"Wahai @Indosiar, ini sangat keterlaluan. Sangat amat keterlaluan. Pemeran Zahra itu usianya masih 15 tahun.
Okelah tolak ukur televisi adalah rating. Tapi tolak ukur manusia adalah nurani dan akal sehat. Menurut kalian ini wajar?" Tambah Ernest sembari membubuhi emoticon sedih.