Mendengkur Jadi Gangguan Tidur pada Lansia, Ketahui Penyebab dan Dampaknya Bagi Kesehatan
Lansia kerap mengalami gangguan pada saat tidur, salah satunya yaitu sleep apnea atau mendengkur.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebutuhan lama durasi tidur akan berubah seiring bertambahnya usia seseorang.
Pada lansia, kuantitas tidur terjadi perubahan pada kebutuhan dan lama tidur. Durasinya bervariasi yaitu bisa 6 sampai 8 jam.
Sedangkan di sisi lain, selain kuantitas, kualitas tidur pada lansia juga kerap mengalami perubahan.
Lansia kerap mengalami gangguan tidur, salah satunya yaitu sleep apnea atau mendengkur.
Menurut dr Niken Lestari Poerbonegoro Sp. THT- KL (K) Seiring bertambahnya usia akan terjadi penutupan jalan pernapasan bagian atas.
Baca juga: Gangguan Tidur pada Lansia, Dokter Beri Penjelasan Soal Penyebabnya
Hal ini bisa disebabkan oleh perubahan struktur atau bentuk saluran pernapasan.
Cuping pada hidung cenderung jatuh, sehingga jika lansia mencoba menarik napas lebih panjang malah cenderung lebih menutup.
Kemudian pada lansia, terutama untuk laki-laki, menurut dr Niken saluran tenggorokan akan jadi panjang. Otot di tenggorokan pun melemah tidak sekuat sebelumnya.
"Salah satu penyebab lain ada penyakit lain seperti jantung sehingga menyebabkan lansia mendengkur. Suara dari aliran yang terhambat. Lebih parahnya lagi yang tertutup sangat, dapat membuat henti napas,"ungkapnya dalam live streaming, Jumat (4/5/2021).
Dampak mendengkur, atau henti napas menurut dr Lestari sangat banyak. Pertama, tubuh akan merasa lelah dan capek setelah bangun tidur.
Kedua, timbulnya masalah pada sistim pernapasan. Mendengkur biasanya lewat mulut sehingga udara masuk tanpa menyaring kuman dan polusi.
Berbeda jika udara masuk lewat hidung. Maka tubuh akan lebih mudah terkena infeksi atau radang pada virus.
Kemudian menyebabkan masalah pada jantung. Mendengkur juga dapat membuat oksigen berkurang dan kerja jantung lebih kuat.
"Apabila ada perubahan dalam kuantitas dan kualitas tidur, jangan dianggap remeh. Sebaiknya lakukan pemeriksaan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabnya. Jika diketahui lebih dini dapat diberikan penanganan yang sesuai," katanya lagi.