Review Film Spirit Untamed, Kisah Petualangan Gadis Berkuda
Spirit Untamed adalah bab berikutnya dari unggulan DreamWorks Animation yang dimulai dengan film nominasi Oscar 2002 Spirit: Stallion of the Cimarron.
Penulis: M Alivio Mubarak Junior
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alivio
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DreamWorks kembali menyajikan film animasi terbaru bertajuk Spirit Untamed.
Film besutan sutradara Elaine Bogan ini mengusung genre keluarga dan petualangan.
Untuk diketahui, Spirit Untamed adalah bab berikutnya dalam waralaba unggulan DreamWorks Animation yang dimulai dengan film nominasi Oscar 2002 Spirit: Stallion of the Cimarron.
Film ini mengisahkan, Lucky Prescott gadis berusia 12 tahun yang superaktif dan keras kepala, tidak pernah mengenal mendiang ibunya, Milagro Navarro.
Semasa hidup, mendiang Navarro dikenal sebagai penunggang kuda yang tak kenal rasa takut dari Miradero, sebuah kota kecil fiktif.
Baca juga: Film Animasi Luca, Kisahkan Masa Kecil Sutradara Enrico Casarosa, Bisa Disaksikan Streaming
Pada liburan musim panas, Lucky yang sejak bayi diasuh oleh sang kakek, pergi mengunjungi kediaman Sang Ayah Jim di Miradero.
Perjalanan menuju Miradero menjadi awal petualangan epiknya bersama seekor kuda bernama Spirit.
Spirit adalah seekor kuda liar yang telah menjadi incaran kawanan pencuri kuda. Mereka menangkap kuda-kuda liar untuk kemudian dijual ke kota.
Di Miradero, Lucky berkenalan dengan gadis seusianya yang merupakan penunggang kuda andal, yakni Abigail Stone dan Pru Granger. Ketiganya kemudian menjalin persahabatan yang akrab.
Suatu ketika, para pencuri kembali melakukan aksi jahatnya dan berhasil menangkap beberapa kuda liar yang merupakan keluarga Spirit.
Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Film Animasi Nussa Bisa Bersaing di Tingkat Dunia
Lucky yang mengetahui hal itu mengajak Pru dan Abigail untuk menghentikan aksi perampok dengan mengadang kereta api yang mereka tumpangi.
Setelah melakukan negosiasi, Pru dan Abigail akhirnya mau menemani Lucky. Ketiganya pergi bersama kuda masing-masing, dan tentunya Lucky berangkat dengan menunggangi Spirit.
Meski ceritanya agak terlalu heroik bagi gadis berusia 12 tahun, namun sutradara cukup berhasil menyajikan nilai-nilai moral tentang persatuan, keberanian dan kekeluargaan.