Komika Abdur Tanggapi Ujaran Risma Soal Pindahkan ASN ke Papua, Kemensos Beri Penjelasan
Komika Abdur Arsyad menanggapi ujaran Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang mengancam memindahkan ASN yang dinilai lelet, ke Papua.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Komika Abdur Arsyad menanggapi ujaran Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang mengancam memindahkan ASN yang dinilai lelet, ke Papua.
Sebagai komika yang kerap merepresentasikan orang timur, Abdur mengaku kaget dengan pernyataan Risma.
"Saya cukup kaget ya, maksud saya saya berpikir timur itu dianggap sebagai tempat buangan itu hanya di zaman Belanda, di zaman penjajahan," ungkap Abdur kepada Tribunnews.com melalui pesan suara, Rabu (15/7/2021).
Abdur menyontohkan sejarah diasingkannya Sang Proklamator, Soekarno, ke Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur.
"Saya pikir cuma di masa penjajahan, ternyata di zaman sekarang ada orang yang masih berpikir seperti itu."
"Kaget, Bu Risma ternyata membaca sejarah, luar biasa," ungkapnya.
Baca juga: Daftar Kekayaan Tri Rismaharini, Menteri Sosial yang Ancam Mutasi ASN ke Papua, Capai Rp 8,5 Miliar
Sebelumnya, Risma sempat memarahi pegawai Balai Disabilitas Wyata Guna Bandung saat meninjau umum yang sengaja dibuat Kementerian Sosial di Wyata Guna, Selasa (13/7/2021).
Dapur umum tersebut dibuat untuk memasok telur matang pada masyarakat, tenaga kesehatan, hingga petugas pengamanan, dalam kegiatan PPKM Darurat.
Dikutip dari Kompas.com, Risma marah karena melihat adanya kekurangan peralatan memasak dan personel di dapur umum.
Padahal, ada banyak pegawai Balai Disabilitas Wyata Guna yang masih berada di dalam kantor.
Namun, mereka tak membantu operasional dapur umum.
"Tolong ya, teman teman, saat ini kondisinya dan situasinya kritis. Ini Kementerian Sosial jangan misah-misahkan diri."
"Ini malah tidak ada yang nongol," kata Risma dengan nada tinggi, Selasa siang, saat mengumpulkan para pegawai Balai Disabilitas Wyata Guna di lapangan.
Baca juga: Mensos Risma Motivasi Jajarannya agar Lebih Peka Kebutuhan Masyarakat di Suasana Kedaruratan
Risma menilai sikap pegawai Balai Disabilitas Wyata Guna layaknya priyayi yang tak mau bersusah payah.
Karena itu, Risma mengancam akan memindahkan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Sosial yang menjadi pegawai Balai Disabilitas Wyata Guna ke Papua jika tak membantu operasional dapur umum.
"Saya tidak mau lihat seperti ini lagi. Kalau seperti ini lagi, saya pindahkan semua ke Papua."
"Saya enggak bisa pecat orang kalau nggak ada salah, tapi saya bisa pindahkan ke Papua. Jadi tolong yang peka," tegasnya.
Penjelasan Kemensos
Sementara itu Dirjen Rehabilitasi Sosial Kemensos, Raden Harry Hikmat, mengklarifikasi pernyataan Mensos Risma yang viral itu.
Harry menyebut, Risma hanya berupaya meningkatkan empati pegawainya terhadap kondisi terkini masyarakat.
Soal Risma yang akan melakukan pemindahan ASN ke Papua, Harry menilai itu hanyalah upaya Risma untuk melecut semangat jajaran Ditjen Rehabilitasi Sosial.
Sehingga, para pegawai dapat lebih peka dan lebih fokus melayani masyarakat di masa kedaruratan seperti saat ini.
Baca juga: Soal Ancamannya pada ASN, Tri Rismaharini Dinilai Mempertebal Stigmatisasi pada Papua
Tak hanya itu, hal ini dilakukan Risma juga untuk memotivasi jajaran Kementerian Sosial agar berani bekerja dengan keluar dari zona nyaman.
"Seluruh pegawai harus mampu keluar dari zona nyaman, meninggalkan keluarga dan kenyamanan rutinitas yang dialami sehari-hari, untuk berperan mengatasi masalah sosial dari Aceh sampai Papua."
"Itulah yang dimaksudkan dengan pernyataan akan dipindahkan ke Papua, tempat yang paling jauh (dari Bandung) tapi masih di Indonesia," kata Harry, Rabu (14/7/2021).
Melalui teguran itu, Harry berharap jajaran Kemensos segera terjun langsung ke Papua untuk memberikan bantuan, selepas masa PPKM Darurat berakhir.
"Kami berharap jajaran kami dapat terjun langsung ke daerah-daerah di Papua pasca-PPKM Darurat ini," tutur Harry.
Baca juga: PPKM Darurat Hampir 2 Pekan, Kasus Positif di DKI Masih di Atas 12 Ribu Per Hari
Menurut Harry, selama ini Kementerian Sosial telah hadir dalam situasi tanggap darurat dalam pemberdayaan sosial dan penanganan pasca-bencana, sebagaimana dilakukan di beberapa wilayah di Papua.
Baik dengan penyediaan fasilitasi transportasi darurat, pendanaan dengan sistem koperasi dan beragam kegiatan olah tani lainnya.
"Pasca banjir bandang awal tahun 2021 misalnya, hingga saat ini kami terus mendorong bangkitnya perekonomian masyarakat melalui penyediaan perahu long-boat, fasilitasi koperasi untuk membuka kios sembako, dan beragam kegiatan pengolahan hasil pertanian," pungkas Harry.
Sementara itu, saat pandemi ini, Kementerian Sosial tengah fokus memberikan bantuan makanan untuk masyarakat yang terdampak PPKM darurat.
Seperti diketahui, Kemensos saat ini tengah membuka dapur umum seperti di Balai Wyata Guna Bandung.
Dapur umum ini juga diterapkan di beberapa balai sosial lainnya, yakni di wilayah Jawa-Bali yang beroperasi di Jakarta, Bandung, Bogor, Solo, Surabaya, dan Denpasar.
Dapur umum ini mendistribusikan tambahan protein dan vitamin D.
“Kami harus belajar dari relawan Tagana (Taruna Siaga Bencana) bagaimana cara mengoperasikan dapur umum,” pungkas Harry Hikmat.
Berita terkait Tri Rismaharini
(Tribunnews.com/Gilang Putranto/Fandi Pahlevi) (Kompas.com/Putra Prima Perdana)