Banyak Mahasiswa Kedokteran Ingin Jadi Relawan Tangani Pandemi, Tapi Masih Khawatirkan APD dan Obat
Hasilnya, sebanyak 48,7% mahasiswa bersedia menjadi sukarelawan dalam penanganan pandemi.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pandemi Covid-19 belum berakhir. Beberapa rumah sakit penuh dan tenaga kesehatan mulai kewalahan. Hal ini membuat pemerintah meminta mahasiswa kedokteran bersiap untuk jadi relawan.
Oleh karena, Medico-19 Research Group pun melakukan penelitian tentang kesediaan dan kesiapan mahasiswa kedokteran menjadi relawan dalam upaya penanggulangan pandemi.
Medico-19 Research Group sendiri merupakan tim penelitian student-initiated yang dibimbing oleh berbagai ahli di bidang pendidikan kedokteran.
Baca juga: Arab Saudi Siapkan Ratusan Relawan Kesehatan Untuk Rawat Jemaah Haji
Baca juga: Hadapi Pandemi, Mahasiswa Kedokteran Perlu Mitigasi Juga Materi Tanggap Bencana dan Kesehatan Global
Serta berkolaborasi dengan mahasiswa dari berbagai fakultas/program studi kedokteran di seluruh Indonesia.
Penelitian diambil dalam rentang waktu 13 Juli -11 Oktober 2020. Dari populasi 62.500 menggunakan survei lewat quesioner. Lalu, dikirimkan via daring di media sosial. Total responden digunakan adalah sebanyak 4.870 mahasiswa kedokteran.
Hasilnya, sebanyak 48,7% mahasiswa bersedia menjadi sukarelawan dalam penanganan pandemi.
Namun, hanya 18,6% mahasiswa yang dinilai memiliki kesiapan yang cukup.
Ada tiga alasan mengapa angka kesediaan mahasiswa ini cukup besar.
Pertama kondisi keterbatasan tenaga medis yang terjadi saat ini, membuat mahasiswa merasa terpanggil ke lapangan.
Kedua, karena ada rasa tanggung jawab untuk membantu sebagai tenaga medis di masa depan.
Lalu yang terakhir karena adanya dukungan pemerintah dan pihak-pihak terkait yang dianggap cukup.
Mahasiswa kedokteran, dapat dilibatkan dalam tahap preventif, promotif, dan kuratif dari setiap upaya penanganan pandemi.
Namun, ada kendala yang dihadapi oleh mahasiswa kedokteran yang siap jadi relawan.
"Kami menemukan meski mahasiswa kedokteran cukup positif, 72 persen tidak memiliki pengetahuan ade kuat," kata Ketua Operasional Medico-19, Gilbert Lazarus S.Ked secara virtual, Kamis (15/7/2021).
Di sisi lain, Medico-19, menemukan beberapa alasan menurunkan kesediaan mahasiswa kedokteran menjadi relawan. Di antaranya, minim fasilitas seperti APD, dan obat dalam penanganan covid.
Ada juga kekhawatiran salah mengambil tindakan hingga mencelakakan pasien.Oleh karena itu perlu semacam dukungan logsitik dan support secara psikis pada mereka yang nantinya akan jadi relawan.