Mamat Alkatiri Bagikan Pengalaman sebagai Stand Up Comedian
Menurut Mamat Alkatiri, stand up Comedy yang ditekuninya bisa jadi saluran kritik sosial dan harapannya bisa membangun.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Willem Jonata
Laporan wartawan Tribunnews.com, Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Komika Mamat Alkatiri berbagi pengalaman dan tips sukses menekuni stand up comedy.
Hal itu dia bagikan dalam acara 'Bincang –Bincang ‘Katong Papua, Katong Berprestasi’, yang diselenggarakan Direktorat Informasi dan Komunikasi Polhukam Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
Di acara yang dipandu Miss Papua 2006 Putri Nere, itu Mamat menyampaikan, dunia stand up Comedy yang ditekuninya bisa jadi saluran kritik sosial dan harapannya bisa membangun.
“Saya dulunya mahasiswa kedokteran, akhirnya pindah jurusan saya ingin teman-teman semua percaya kita semua bisa jadi apa yang kita mau asal kita terus doa dan usaha sebaik-baiknya,” ujar Mamat.
“Riset dan pendalaman materi itu juga penting dalam industri hiburan StandUp Comedi, intinya kam semua mau, kam pasti bisa” kata Mamat Alkatiri.
Baca juga: Ernest Prakasa Sebut Pernyataan Arie Kriting Soal Ikon PON XX Papua Bukan Serang Nagita Slavina
Mamat bercerita, menjadi standUp comedian dan berkarier di ibukota diakui bukan hal mudah.
Apalagi sejak menempuh studi kedokteran di Yogyakarta hingga awal memulai karir di industri hiburan tanah air, butuh waktu bagi Mamat untuk beradaptasi dengan lingkungan masyarakat di pulau Jawa yang memiliki stigma tersendiri bagi para pemuda asal Papua.
Baca juga: Komika Abdur Tanggapi Ujaran Risma Soal Pindahkan ASN ke Papua, Kemensos Beri Penjelasan
Namun, berhasil mematahkan stigma tersebut.
“Dulu saat kuliah saya sengaja tidak mau kos yang ada orang Papua nya, saya hanya saat weekend saja main ke asrama Papua, sisanya saya ingin berbaur dengan yang lain karena saya mau diterima sama seperti yang lain,” ujar Mamat.
“Dari situ, teman-teman saya bilang, Wah Mamat karena Ko saya tidak takut lagi dengan orang Papua, mungkin karena saya lucu,” tambahnya.
Pengalaman Mamat semasa kuliah membentuk karakternya hingga saat ini jika berinteraksi dengan orang-orang sekitarnya.
“Dulu saya justru punya pikiran bagaimana caranya kita ini dianggap biasa saja tidak dianggap aneh atau bagaimana begitu, ya saya rasa harusnya dari kita sendiri dulu ya.. mindset kita juga harus diubah, tra usah minder kita sama-sama kok, makan makanan yang sama, semua sama justru kalo katong minder orang jadi melihat kita juga aneh,” ujar Mamat.
Mamat menambahkan, sebagai orang Papua terkadang justru tidak suka jika ada orang non-papua yang tiba-tiba sok asik atau menunjukan dekat dengan orang Papua.
“Oh Iya, satu lagi.. tong orang Papua itu tidak suka ya kalo justru orang mencoba dekat atau buka obrolan dan menunjukan Papua, hey kita ini biasa saja kok, ajak kita bicara natural saja umum saja” kata Mamat.
Mamat menyadari fenomena persekusi terhadap pemuda Papua masih kerap terjadi, dan kadang menghambat pemuda Papua untuk berprestasi.
Untuk itu mamat menyemangati mahasiswa-mahasiswa asal Papua untuk dapat lebih percaya diri mengejar mimpi.
“Adik-adik kam semua tu harus percaya kam semua bisa jadi apapun yang kam semua mau,” ujar Mamat.
“Apalagi jadi StandUp Comedian itu sudah katong punya kebiasaan di Papua ada Mop to, bicara-bicara humor khas Papua itu so jadi modal awal,” tambahnya.