Kurulus Osman, Drama Turki Penuh Konflik dan Romansa Berlatar Berdirinya Dinasti Utsmani
Drama Turki “Kurulus Osman” yang kerap dijuluki penggemarnya sebagai “Game of Thromes” ala Kerajaan Ottoman tayang besok di NET.
Editor: Willem Jonata
Dari atas pohon terlihat pegunungan Kaukasus, Adas, Taurus, dan Balkan, sementara dari atas akar terlihat sungai Tigris, Eufrat, Nil, dan Danube yang begitu indah diramaikan kapal-kapal yang ramai berlayar melakukan perdagangan.
Terlihat pula ladang penuh panen, gunung bermahkota hutan lebat, dan kota dengan bangunan-bangunan berkubah emas yang memperdengarkan suara adzan.
Dedaunan rimbun seakan memanjang membentuk pedang yang ditiup angin menuju kota Kontantinopel. Seketika itu Osman terbangun dengan keringat dan mengambil wudhu.
Dalam tafakurnya Syeikh Edebali sepertinya menyampaikan amanahnya untuk Osman agar menjadi sosok yang bukan saja kuat, namun juga harus penuh cinta, tanggungjawab dan bijaksana.
Di Turki, Serial Drama “Kurulus Osman” mendapatkan sambutan positif pemirsanya dengan raihan rekor rating kepemirsaan cukup tinggi pada akhir pekan keempat penayangannya di ATV Turki sebesar 14,46.
Drama “Kurulus Osman” merupakan sebuah serial kolosal garapan Sutradara Metin Gunay dan penulis skenario Mehmet Bozdag.
Ilustrasi musik serial drama kolosal ini merupakan karya dari Alpay Goktekin yang meninggal dunia pada 5 Mei 2020, dan dilanjutkan perannya oleh Zeynep Alasya. Serial Drama “Kurulus Osman” merupakan serial yang masih terbilang anyar dan baru ditayangkan di Turki sejak November 2019.
“Selain menghadirkan latar pengambilan gambar yang indah Turki, banyak sekali inspirasi menarik yang dihadirkan lewat dialog yang muncul dalam Kurulus Osman.
Wajah-wajah tampan dan cantik Euro-Asia juga mewarnai lebih dari 5000 karakter peran yang terlibat dalam drama kolosal ini.
"Mudah-mudahan serial drama Kurulus Osman dapat menghibur dan menginspirasi pemirsa NET untuk bersama terus bersemangat melewati pandemi saat ini," tambah Yeni Anshar.