Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Ini 8 Film Pilihan yang Akan Tayang di Sundance Film Festival: Asia 2021!

Sarat akan nilai-nilai kehidupan dan sosial, bercerita tentang apa saja, ya, 8 film yang akan ditayangkan di Sundance Film Festival: Asia 2021 ini?

Editor: Content Writer
zoom-in Ini 8 Film Pilihan yang Akan Tayang di Sundance Film Festival: Asia 2021!
Istimewa
Sundance Film Festival: Asia 2021 yang akan diadakan pada 23–26 September 2021 mendatang, pun akan memutar 8 film pilihan yang terdiri dari 4 film naratif dan 4 film dokumenter. 

4. John and the Hole/U.S.A. (Sutradara: Pascual Sisto, Penulis Naskah: Nicolás Giacobone, Produser: Elika Portnoy, Alex Orlovsky, Mike Bowes)

Berlatarkan kenyataan hidup yang begitu meresahkan, kisah naratif nontradisional ini bercerita mengenai proses pendewasaan John, seorang anak yang menahan keluarganya di dalam lubang di tanah! Benar, John and the Hole merupakan film thriller yang mengisahkan tentang John, seorang anak yang menemukan sebuah lubang di belakang pekarangan rumahnya. Penemuan lubang itu bukan untuk tempat bermain John, melainkan untuk menyekap ayah, ibu dan saudara perempuannya.

Selama ini, John menyimpan misteri yang tidak banyak diketahui oleh anggota keluarganya yang lain, termasuk ayah-ibunya. Penyekapan tersebut menjadi tanda ada yang tidak beres dengan diri John, sekaligus menjadi peringatan untuk kedua orang tuanya. Apakah John menyimpan dendam kepada keluarganya sendiri?

5. Luzzu/Malta (Sutradara dan Penulis Naskah: Alex Camilleri, Produser: Rebecca Anastasi, Ramin Bahrani, Alex Camilleri, Oliver Mallia)

Luzzu, sama seperti The Dog Who Wouldn't Be Quiet dan Try Harder, juga mendapat 100% Rotten Tomatoes. Sedangkan untuk IMDb, film naratif ini mendapatkan rating 7.1! Luzzu bercerita tentang kehidupan seorang nelayan Malta, Jesmark, yang bekerja begitu keras untuk keluarga kecilnya.

Suatu saat, ia dihadapkan pada dua pilihan yang sangat membingungkan. Pertama, memperbaiki luzzu-nya yang bocor―sebuah perahu nelayan tradisional dari kayu warna-warni―dengan harapan dapat mencari nafkah di laut untuk istri dan putranya yang baru saja lahir, sama seperti yang juga telah dilakukan oleh ayah dan kakeknya.

Kedua, menjual luzzu tersebut, mendapatkan modal untuk bergabung dengan operasi pasar gelap yang mengeksploitasi populasi ikan Mediterania dan mempertaruhkan mata pencaharian keluarga lokal di sana. Wah, kira-kira, pilihan mana, ya, yang akan diambil oleh Jesmark? Ada yang bisa menebak?

Berita Rekomendasi

6. Passing/U.S.A. (Sutradara dan Penulis Skenario: Rebecca Hall, Produser: Forest Whitaker, Nina Yang Bongiovi, Margot Hand, Rebecca Hall)

Diadaptasi dari karya eponim milik Nella Larsen, Passing berkisah tentang dua perempuan kulit hitam dan kehidupan mereka selama era segregasi di New York pada tahun 1920-an. Dalam versi layar hitam-putih yang ditampilkan oleh Rebecca Hall, Clare dan Irene, teman sekolah menengah yang bertemu satu sama lain di sebuah kota besar, menemukan fakta bahwa mereka berdua sama-sama menjalani kehidupan yang berbeda di "sisi berlawanan dari garis warna”. Wah, dalem, nih!

Iya! Clare, yang tinggal di Manhattan bersama suaminya yang berkulit putih, tidak tahu bahwa sejatinya, ia adalah seorang perempuan berkulit hitam. Di sisi lain, Irene, tinggal di Harlem bersama dengan kedua anaknya dan suaminya, yang merupakan seorang dokter berkulit hitam. Pertemuan tak disengaja kedua perempuan itu mengarah pada sebuah obsesi, menghasilkan eksplorasi yang lebih dalam tentang identitas rasial dan gender, kinerja, warna kulit, dan represi. Menarik, ya, film naratif ini?

7. Users/U.S.A., Mexico (Sutradara: Natalia Almada, Produser: Elizabeth Lodge Stepp, Josh Penn)

Dengan teknologi yang semakin mendorong seluruh aspek kehidupan kita, manusia semakin bergerak cepat menuju "teknopoli”. Menggunakan dokumenter esai visual, kita akan mengeksplorasi konsekuensi tak diinginkan dari kemajuan teknologi.

Hal ini membuat kita kembali bertanya-tanya: “Apakah benar bahwa kemajuan teknologi akan mengarah pada perbaikan kualitas hidup?” Meski pada kenyataannya, kita sering kali merasa bahwa kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tak terelakkan.

Pertanyaan lain yang lebih mendasar pun muncul: “Apakah teknologi merupakan ekspresi kemanusiaan kita? Atau sebaliknya, apakah teknologi malah justru menghancurkan kemanusiaan kita?” Dengan menggunakan bahasa sinematik yang melawan mitos kemajuan teknologi, film dokumenter ini akan menjadi meditasi kritis dan reflektif atas pertanyaan-pertanyaan ini.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas