Disangka Kandang Kambing, Ternyata Rumah Seorang Guru di Ngawi, Hidupnya Memprihatinkan
Sri Hartuti sudah 17 tahun mengabdi sebagai guru di SD Pandean 4 Ngawi. Namun, statusnya honorer. Hidupnya jauh dari sejahtera.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Sri Hartuti sudah 17 tahun mengabdi sebagai guru di SD Pandean 4 Ngawi. Namun, statusnya adalah pengajar tidak tetap alias honorer.
Sebulan ia mendapat gaji Rp 350 ribu. Sementara penghasilan suaminya tak tentu sebagai pekerja serabutan di kebun. Jauh di bawah sejahtera.
Mereka pun tinggal di sebuah rumah tak layak huni. Bahkan sempat ada yang menyangka sebagai kandang kambing--memang di sebelah rumah Sri Hartuti ada kandang kambing.
Tak pelak, kondisi miris guru Sri Hartuti tersebut membuat Camat Karanganyar, Nur Yudhi M Arifin menangis.
Padahal, guru Sri Hartuti berjasa mengentaskan buta huruf di kampungnya. Kini, mantan anak didiknya sudah banyak yang sukses.
Baca juga: Guru Honorer di Klaten Jalan Kaki 37 Km setelah Berhasil Lolos PPPK, Sudah 20 Tahun Mengabdi
Ada yang jadi polisi, pengusaha dan banyak juga yang sedang meneruskan kuliah.
Guru Sri Hartuti tinggal di Dusun Sure, Desa Pandean, di tengah hutan jati di kawasan KPH Ngawi.
Bersama suaminya dan tiga anaknya, ia menempati rumah sederhana berlantai tanah yang menyatu dengan kandang kambing.
Baca juga: Nadiem Makarim: Adaptasi Teknologi Sangat Penting untuk Sektor Pendidikan
Baca juga: Kemendikbudristek: Pendidikan Vokasi Harus Mampu Membangun Kepercayaan Dunia Industri
Dinding dan pintunya terbuat dari anyaman bambu (gedek). Tampak celah-celah menganga di beberapa sisi sehingga angin pun masuk dengan mudah.
Bau tak sedap menyeruak dari kandang kambing yang satu atap dengan rumah.
“Mohon maaf baunya tak sedap dari kandang kambing,” kata Sri Hartuti, Kamis (21/10/2021).
Walaupun sudah mengajar selama 17 tahun, status Sri Hartuti masih guru tidak tetap. Setiap bulan ia menerima gaji Rp 350.000.
Sementara suaminya bekerja serabutan di kebun dengan penghasilan tak seberapa.