Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Proses Persalinan Bayi Pengaruhi Kulit Sensitif Saat Remaja Hingga Dewasa

Tidak sedikit orang yang memiliki kulit sensitif saat usianya memasuki masa remaja hingga dewasa, kondisi ini bisa disebabkan berbagai faktor.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Proses Persalinan Bayi Pengaruhi Kulit Sensitif Saat Remaja Hingga Dewasa
net/google/her.ie
Ilustrasi.Proses Persalinan Bayi Pengaruhi Kulit Sensitif Saat Remaja Hingga Dewasa 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak sedikit orang yang memiliki kulit sensitif saat usianya memasuki masa remaja hingga dewasa, kondisi ini bisa disebabkan berbagai faktor seperti keturunan (genetik) hingga geografis.

Lalu apakah cara kelahiran seseorang dapat mempengeruhi sensitivitas kulit saat usianya beranjak remaja hingga dewasa?

Perlu diketahui, setiap orang kali pertama terekspos mikroorganisme saat baru dilahirkan.

Baca juga: Perhatikan! Simak Urutan Body Care Rutin untuk Merawat Kulit Tubuh

Baca juga: Nathalie Holscher Bingung Bakal Lahiran Normal atau Caesar, Sule Ungkap Penyebabnya

Nah, materi genetik semua mikroba yakni mikroorganisme atau mikrobiota yang hidup dalam tubuh manusia ini disebut sebagai 'microbiome'.

Dikutip dari Jurnal ADC Education & Practice, microbiome yang ada dalam tubuh bayi tidak hanya ditentukan berdasar pada usia kehamilan sang ibu saja, baik itu prematur maupun cukup bulan.

Namun juga cara persalinannya yakni pervaginam (normal) atau Seksio Sesarea (sc), Air Susu Ibu (ASI) atau susu formula, status gizi ibu hingga penggunaan obat seperti antibiotik saat melahirkan.

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Dr. dr. Windy Keumala Budianti, Sp.KK(K)., FINSDV., dalam webinar bertajuk 'Skin Microbiome for Sensitive Skin', Minggu (24/10/2021).
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Dr. dr. Windy Keumala Budianti, Sp.KK(K)., FINSDV., dalam webinar bertajuk 'Skin Microbiome for Sensitive Skin', Minggu (24/10/2021). (Tangkap layar zoom meeting)
Berita Rekomendasi

Menariknya, setiap manusia memiliki jaringan mikrobiota unik yang awalnya ditentukan DNA.

Sebenarnya ada lebih dari 100 triliun mikroorganisme yang berada dalam tubuh manusia, seperti bakteri, jamur, protozoa, virus hingga parasit.

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Dr. dr. Windy Keumala Budianti, Sp.KK(K)., FINSDV., pun mengatakan bahwa komposisi microbiome yang ada pada tubuh bayi yang dilahirkan secara pervaginam berbeda dengan sesar.

"Jadi memang ada perbedaan dari komposisi microbiome pada saat kita dilahirkan berdasarkan cara dilahirkan. Jadi memang dikatakan (lahir pervaginam) karena ada ekspos dari vagina, itu membuat keragaman dari microbiome-nya lebih besar dibandingkan yang lahir lewat sesar," ujar Dr. Windy, dalam webinar bertajuk 'Skin Microbiome for Sensitive Skin', Minggu (24/10/2021).

Hal itu karena bayi yang dikeluarkan dari perut ibunya melalui operasi sesar tidak memiliki keragaman microbiome sebanyak bayi yang lahir secara pervaginam, karena bayi tidak terekspos vagina.

"Karena jalannya pas dikeluarkan hanya perut ibunya ya biasanya yang kontak pertama, jadi kondisi atau keragaman microbiome-nya tentunya sangat berbeda," kata Dr. Windy.

Ilustrasi operasi caesar.
Ilustrasi operasi caesar. (Kompas.com)

Kendati demikian, ada pula faktor lainnya yang mempengaruhi keragaman microbiome ini, selain proses persalinan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas