Joko Anwar Sebut Karya Usmar Ismail Menjadi Acuan Sutradara Tanah Air
Sutradara sekaligus penulis, Joko Anwar mengungkapkan bahwa karya-karya dari Usmar Ismail menjadi acuan sutradara Tanah Air dalam membuat film.
Penulis: M Alivio Mubarak Junior
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mohammad Alivio
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sutradara sekaligus penulis, Joko Anwar mengungkapkan bahwa karya-karya dari Usmar Ismail menjadi acuan sutradara Tanah Air dalam membuat film.
Ia pun menyebut kalau film garapan Usmar Ismail menjadi sekolah bagi para filmmaker di Indonesia.
"Semua film Usmar Ismail kita jadikan sekolah film by the way," kata Joko Anwar kepada Tribunnews saat ditemui di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/11/2021).
Baca juga: Kata Joko Anwar Tentang Usmar Ismail Diangkat sebagai Pahlawan Nasional: Film Kini Lebih Dihargai
Baca juga: Hari Ini, Film The Last Night in Soho Tayang di Bioskop, Simak Sinopsisnya
"Jadi biasanya orang-orang yang bekerja di film bikin film itu sekolah filmnya kalau dari Indonesia film-filmnya pak Usmar Ismail," tambahnya.
Banyak hal yang harus dipelajari dari film besutan Usmar Ismail, dari segi penyutradaraan dan menulis naskah skenario.
Joko Anwar mengatakan, karya-karya Usmar Ismail sangat menginspirasinya sekaligus menjadi standar awal bagi dirinya untuk membuat film.
"Dari segi penyutradaraan, story telling, general film, kalo misalnya dia mau bikin film, kita (harus) menonton film dari para master," ujar sutradara Pengabdi Setan.
"Kalau misal ga nonton film Usmar Ismail yang memang rooted Indonesian culture, itu kayaknya ga mungkin sih, jadi harus nonton filmnya pak Usmar Ismail, sekarang sudah direstorasi," pungkasnya.
Usmar Ismail dikenal sebagai bapak Perfilman yang menghasilkan film 'Darah dan Doa' (The Long March of Siliwangi) pada 1950 sekaligus sebagai film pertama yang secara resmi diproduksi oleh Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat.
Karyanya yang begitu fenomenal yakni film 'Lewat Djam Malam' yang dirilis pada 1950, dan film 'Enam Djam di Jogja' pada 1951.
Usmar Ismail juga aktif sebagai sastrawan dan wartawan. Pernah menjadi anggota TNI di Yogyakarta dengan pangkat Mayor.
Selain itu, beberapa waktu lalu Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan sekaligus Ketua Dewan Gelar dan Tanda Kehormatan, Mahfud MD mengumumkan ada empat tokoh yang akan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 20 November 2021.
Mahfud mengatakan empat tokoh tersebut yakni Usmar Ismail, Tombolututu, Sultan Aji Muhammad Idris, dan Raden Arya Wangsakara.
Empat tokoh ini dinilai sosok yang menginspirasi untuk membangun Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan atau ikut berjuang untuk memajukan Indonesia sehingga kemerdekaan menjadi lebih bermakna bagi bangsa dan negara.