Dimaz Andrean Tidak Kesulitan Jadi Romo di Serial Lukas: The Journey of an Altar Boy
Dimaz Andrean begitu senang ketika menerima tawaran series original Vision+, yang bertajuk Lukas: The Journey of an Altar Boy.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawam Wartakotalive.com,Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Bintang FTV Dimaz Andrean begitu senang ketika menerima tawaran series original Vision+, yang bertajuk Lukas: The Journey of an Altar Boy, karya sutradara Jay Sukmo.
Mengapa tidak, rasa senang Dimaz Andrean dikarenakan ia bisa memberikan sebuah hiburan dan tontonan kepada masyarakat, menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru, lewat series original Vision+ Lukas: The Journey of an Altar Boy.
Series Lukas: The Journey of an Altar Boy rencananya akan tayang di aplikasi streaming Vision+ pada 24 Desember 2021.
Dimaz Andrean mengaku dirinya berperan sebagai Romo. Ia mengaku karakter yang ia bintangi sangatvmenarik dan belum pernah ia mainkan.
Baca juga: Dimaz Andrean Ceritakan Usahanya Jadi Sosok Pastor dalam Series Lukas: The Journey of an Altar Boy
Baca juga: Niken Anjani Baru Saja Melangsungkan Pernikahan dengan Adimaz Pramono, Intip Potretnya
"Pas ditawarin kayanya asyik kalau saya peranin. Jadi semuanya asyik sih,” kata Dimaz Andrean ditemui di kantor Vision+, di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, belum lama ini.
Guna mendalami perannya sebagai Romo, pria 34 tahun itu tidak hanya belajar dari skenario saja. Ia pun harus melakukan riset dari internet dan media sosial.
"Observasinya banyak hal mulai dari lewat internet, Google, YouTube, dan lain-lain. Saya juga mengambil waktu kosong saya untuk observasi ke gereja ketemu dengan Romo setempat," ucapnya.
"Jadi disana tuh ada keseluruhan tetangga sekitar kanan kirinya itu umat Katholik jadi banyak hal yang saya lihat," sambungnya.
Selama mendalami karakter Romo katolik, suami Novita Triutama Dewi itu tidak kesulitan dan justru malaj bahagia, karena ia mendapatkan banyak ilmu.
"Bahagianya itu, karena saya punya ruang di mana saya bisa bermain di dalamnya. Alhamdulillah saya gak pernah kepikiran oh bakal sulit nih karakter atau bakal gampang nih," jelasnya.
Dimaz Andrean tak menampik, selama menjadi Romo katolik dalam series original Vision+ Lukas: The Journey of an Altar Boy, dirinya sama sekali merasa terbebankan.
"Jadi pasrah aja, begitu saya dapat karakter yang ingin saya mainkan dan jalanin," ujar Dimaz Andrean.
Jay Sukmo, sutradara Lukas: The Journey of an Altar Boy mengaku sangat tertantang karen proses produksi series tersebut berlangsung ditengah pandemi.
Selama melakukan produksi, Jay Sukmo hanya menggunakan setengah dari jumlah kru yang ia pergunakan selama menerima project.
"Terus musim hujan setiap jam 3 sore itu hujan, kita harus berpikir taktis di lokasi dimana scene itu selesai jadi sesuai skejul. Tantangan lainnya, karena emang saya dari muslim, jadi ada tantangan tersendiri untuk mengakomodir cerita ini ke dalam bentuk serial religi," terang Jay Sukmo.
"Tetapi secara konten bukan religi banget, ini tentang seorang anak, tentang petualang, dan juga keluarga," tambahnya.
Sementara itu, Managing Director Vision+ Clarissa Tanoesoedibjo menyebutkan, banyak sekali pesan moral yang ingin ia sampaikan lewar series original Lukas: The Journey of an Altar Boy.
"Di series ini ada beberapa values yang kita masukan seperti diantaranya kekeluargaan, dan perjuangan terhadap pencarian terhadap sosok ayah dan ibu juga sih ceritanya. Tapi Lukas ini tetap berjuang untuk mencari sosok ayahnya,” ujar Clarissa Tanoesudibjo.
Original series Vision+ Lukas: The Journey of an Altar Boy menceritakan tentang seorang anak laki-laki bernama Lukas, yang berpetualang mencari Ayahnya setelah mengetahui bahwa sang Ayah yang menghilang saat ia kecil ternyata masih hidup.
Ditemani Frans dan Flory, temannya, Lukas pergi secara diam-diam agar aksinya tidak diketahui oleh ibu dan neneknya. Petualangan mereka disajikan dengan lucu, ringan, serta sarat akan nilai-nilai kekeluargaan dan kasih sayang.
Series Lukas: The Journey of an Altar Boy ini dibintangi oleh Dimaz Andrean, Rizky Hanggono, Ruth Marini, dan masih banyak lagi. (