Hasil Penelitian: Masih Ada Siswa Indonesia Beranggapan Vaksin Bertentangan dengan Agama
PPIM UIN Jakarta merilis Hasil Survei Nasional terkait perilaku siswa di masa pandemi Covid-19 yang dipengaruhi oleh faktor keagamaan.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah mengungkap faktor keagamaan memengaruhi pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 pada siswa.
PPIM UIN Jakarta merilis Hasil Survei Nasional terkait perilaku siswa di masa pandemi Covid-19 yang dipengaruhi oleh faktor keagamaan.
"Yang kemudian perlu kita jadikan perhatian juga adalah bahwa ternyata siswa itu beranggapan vaksinasi bertentangan dengan agama, 12,88 persen secara nasional,"ungkap Peneliti PPIM UIN Jakarta, Narila Mutia Nasir, Rabu (5/1/2022).
Baca juga: Pro Kontra Sekolah Tatap Muka 100%, Animo Belajar Mengajar Tinggi meski Vaksinasi Baru Sekali
Baca juga: Ungkap Perilaku Siswa di Masa Pandemi Covid-19, Peneliti Sebut Ada yang Harus Dikhawatirkan
Siswa menganggap bahwa vaksinasi bertentangan dengan agama. Karenanya menurut Mutia, perlu ada satu pendekatan untuk melakukan promosi jika ingin melakukan upaya vaksinasi.
Sebanyak 39 persen siswa percaya bahwa Pandemi Covid-19 adalah hukuman dari Tuhan. Lalu sekitar 48 persen siswa memiliki sikap fatalis, atau segala sesuatu ditentukan oleh Tuhan. Upaya manusia pun tidak berarti banyak.
Penelitian yang dilakukan PPIM UIN Jakarta ini dilakukan secara nasional di 34 provinsi pada 1 September – 7 Oktober 2021.
Baca juga: Vaksinasi Booster Mulai 12 Januari 2022, Pemerintah Belum Tetapkan Tarif Vaksin Mandiri
Penelitian dilakukan pada seluruh siswa aktif dengan berbagai latar belakang pada sekolah menengah di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan Kementerian Agama.
Jumlah siswa yang dijadikan responden ada sebanyak 3031 orang siswa, dengan tingkat respon (response rate) sebesar 86,35 persen.