Pameran Mukti Negeriku! Kupas Perjuangan Sultan Agung melalui Mahakarya Lukisan S Sudjojono
Pameran tersebut diadakan oleh S Sudjojono Center bersama dengan Tumurun Private Museum, dan Kompas Gramedia.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lukisan Sultan Agung karya S Sudjojono dipamerkan bersama dengan 38 buah sketsanya untuk pertama kalinya di Tumurun Private Museum, Kota Solo.
Pameran tersebut diadakan oleh S Sudjojono Center bersama dengan Tumurun Private Museum, dan Kompas Gramedia, dalam talkshow Pesona Indonesia, pameran "Mukti Negeriku! Perjuangan Sultan Agung melalui Goresan S Sudjojono, Jumat (21/1/2022).
Lukisan Sultan Agung adalah salah satu mahakarya Sudjojono. Dalam lukisan tersebut, menggambarkan pertempuran antara Sultan Agung dan Jan Pieterszoon Coen.
Faktanya, mahakarya tersebut tadinya adalah pesanan dari Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin di masa itu. Menariknya adalah, selama proses pembuatan lukisan, lahir sebanyak 38 buah sketsa.
Baca juga: Kemendikbudristek Gelar Pameran Inovasi Perguruan Tinggi dari UI hingga UGM
Dalam proses pembuatan lukisan tersebut, S Sudjojono selalu melakukan riset untuk pendalaman karakter. Tidak hanya berdasarkan imajinasi yang dituangkan di atas kanvas.
"Lukisan Sultan Agung, dilakukan secara detil dengan riset akademis mendalam berdasarkan data tidak hanya berimajinasi. Secara runtut dan lengkap di cacatan yang disampaikan oleh bapak (S. Sudjojono)," kata Putri Sudjojono sekaligus perwakilan dari S. Sudjojono Center, Maya Sudjojono, Jumat (21/1/2022).
Hal itu pun dibenarkan oleh Pendiri Tumurun Private Museum, Iwan. Ia menyadari jika Sudjojono sangat serius mendalami riset lewat 38 buah sketsa tersebut.
"Karena riset untuk lukisan ini dilakukan di beberapa Institusi di Jakarta, ada di solo juga. Beliau menambahkan riset ke negeri Belanda pada saat itu, tahun 70 an," kata Iwan.
Riset itu terlihat dari beberapa sketsa Sudjojono yang mempelajari bagaimana cara duduk sultan, motif batik apa yang digunakan dan siapa saja yang berada di sekeliling Sultan Agung.
Berikut dengan panji-panji di belakang sanggar sultan agung. Itu semua menurut Iwan pastinya melalui proses yang sangat mendalam. Suatu pelajaran bagi generasi muda bahwa menciptakan sesuatu tidaklah instan.
Tidak hanya pameran saja, dalam rangka menyelami karya-karya S. Sudjojono, maka akan diselenggarakan Workshop Sketsa bertajuk “Sketch Like Sudjojono”, pada Minggu (23/1/2022).
Workshop diadakan di Tumurun Private Museum, Kota Solo. Dengan mengahdirkan narasumber Jevi Alba, seorang sketcher yang tergabung dalam Komunitas Solo Sketcher dan Komunitas Cat Air (KOLCAI) Solo.
Selain itu, untuk melengkapi rangkaian pemahaman dari karya Sudjojono, akan ada peluncuran buku “Sultan Agung dalam Goresan S. Sudjojono” yang akan diluncurkan pada Sabtu, (22/1/2022).
"Istilahnya, dalam buku ini kita mengupas segala sesuatu mengenai lukisan Sultan Agung beserta 38 sktesa tersebut. Everything you want know," papar Kurator Pameran Mukti Negeriku, Santy Saptari.
Di sisi lain, Corporate Communication Director Kompas Gramedia, Glory Oyong, mengungkapkan rangkaian acara ini merupakan kesamaan visi misi dengan Kompas Gramedia dalam kesenian dan kebudayaan.
"Kolaborasi ini langkah awal, yang akan dilakukan secara bersama kembali dengan Tumurun Private Museum, S. Sudjojono Center dan Kompas Gramedia, meski saat ini masih pandemi Covid-19 yang berjalan secara daring dan datang langsung," tutur Glory, Jumat (21/1/2022).