Pemakaman Rima Melati Masih Menunggu Anaknya Dari Jerman, Rencana Satu Liang Lahat dengan Ibunda
Rima Melati meninggal dunia. Bagaimana rencana pemakaman Rima Melati? Begini penuturan keluarga.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rima Melati meninggal dunia. Bagaimana rencana pemakaman Rima Melati?
Rima Melati meninggal dunia di RS Pusat Angkatan Darat atau RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis (23/6/2022).
Putra Rima Melati, Aditya Tumbuan mengungkapkan bahwa mendiang ibundanya akan dikuburkan satu liang lahat dengan orangtuanya.
Baca juga: Momen Haru Jelang Rima Melati Meninggal Dunia, Sang Anak Ikhlas: Ini yang Terbaik untuk Mama
Mulanya, Rima Melati akan dikebumikan di atas kuburan suaminya, Frans Tumbuan.
Tetapi, karena sudah menumpuk akhirnya tidak jadi.
Maka, Rima Melati akan dikuburkan satu liang lahat dengan mendiang ibundanya.
"Jadi memang rencananya tadinya ditaruh di atas almarhum bapak Frans tapi karena sudah menumpuk 3 jadi di bawah sudah ada ibu bapaknya almarhum," kata Aditya di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Kamis (23/6/2022) malam.
"Tidak bisa yang keempat gitu. Jadi sepertinya akan dikuburkan di atas ibunya mama Rima, yang lokasinya tidak jauh dari situ. Cukup dekat," tambahnya.
Kapan Pemakaman Rima Melati?
Lebih lanjut, Aditya belum bisa memastikan kapan dan di mana mendiang Rima Melati akan dimakamkan.
Sebab, dia masih mendiskusikannya dengan pihak keluarga.
Terlebih, adiknya kini masih di Jerman dan menunggu kehadirannya.
"Untuk kepastian kapan akan di makamkan dan di mana itu belum ada kesepakatan, kemungkinan besar besok akan dipastikan, menunggu adik saya yang di Jerman, lagi cari tiket untuk pulang," ujar Aditya.
"Kemungkinan besar hari Minggu di tanah kusir, belum tahu jamnya, mohon bersabar, nanti pasti ada informasi dari pihak keluarga," tambahnya.
Diketahui kabar Rima Melati beredar kemarin sore.
Istri mendiang Frans Tumbuan ini menghembuskan nafas terakhir pada usia 84 tahun.
"Telah berpulang dengan tenang ke pangkuan Tuhan Yang Maha Esa, Ibu RIMA MELATI, ibunda/mertua terkasih dari Aditya Bimasakti dan Marisa Tumbuan, pada hari ini Kamis 23 Juni 2022 pada pukul 15.14 WIB di RSPAD Jakarta Pusat," demikian pesan singkat yang disebar menantu Rima Melati, Marisa Tumbuan.
Momen Haru di Detik-detik Rima Melati Meninggal
Ada momen haru menjelang Rima Melati meninggal dunia kemarin.
Hal ini diungkapkan Aditya Tumbuan, anak Rima Melati.
Hingga Rima Melati menghembuskan napas terakhir, Aditya senantiasa disamping mendiang ibundanya.
Ia berusaha tegar melepas sang ibunda dan sempat mengucap permintaan maaf.
"Saya menemani Ibu sebelum dia mengembuskan napas terakhir, saya berada di sisi ibu," ucap Aditya.
Momen haru ini terlihat ketika Aditya ngobrol bersama sang mama.
Ada permintaan maaf dan nada keikhlasan melepas Rima Melati yang diucapkan Aditya kepada sang mama.
"Saya sempat ngobrol, saya sempat minta maaf, saya sempat bilang 'kalau memang sudah tidak kuat atau mama merasa sakit, kita semua sudah ikhlas, kita semua berlapang dada kalau ini yang terbaik buat Mama'," tambahnya.
Riwayat Penyakit
Selama ini Rima Melati diketahui menjadi survivor kanker payudara sejak didiagnosa pada akhir tahun 1990-an.
Ia kerap ikut kampanye peduli kanker payudara untuk mengedukasi masyarakat agar waspada terhadap gejala kanker payudara.
Selain kanker payudara, Rima Melati mengalami demam tinggi hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Demam yang dialami Rima Melati, karena sebelumnya mengalami luka hingga infeksi di bagian punggung.
"Pertama kali masuk, ibu Rima terkena infeksi dari luka bagian belakang, punggung belakang," kata Aditya Tumbuan, anak Rima Melati, saat ditemui di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (23/6/2022) malam.
"Infeksi tersebut membuat ibu demam tinggi, lalu kita bawa ke RS kangsung ke ICU di sana dirawat kira-kira dua minggu," lanjutnya.
Setelah dilarikan ke rumah sakit, rupanya Rima Melati mengalami komplikasi.
Aditya mengungkapkan di bagian paru-parunya bermasalah, kemudian merambat ke bagian ginjalnya.
"Ternyata ada infeksi lain yang istilahnya merambat dari infeksi pertama yaitu paru. Parunya mulai kerendam air, harus disedot. Dari situ, berturut turut menjalar ke ginjal," tutur Aditya.
Aditya berpendapat, memang masalah di ginjal adalah hal lumrah dialami pasien.
Sebab, ibunya mengonsumsi obat-obatan selama di rawat di rumah sakit.
"Selama di RSPAD, sudah dilakukan 7 kali (cuci darah) hasilnya memang membuat ibu stabil. Tapi usia yang membuat ibu itu seperti berjuang kadang stabil kadang drop," lanjutnya.
Profil Rima Melati, Nama Diberikan Presiden Soekarno
Berikut profil Rima Melati seperti dikutip dari artikel Tribun-Timur.com Rima Melati lahir di Tondano, Sulawesi Utara, 22 Agustus 1939 dari keturunan Belanda dan Minahasa.
Nama Rima Melati sebenarnya merupakan pemberian Soekarno.
Nama aslinya adalah Marjolien Tambajong atau Lientje Tambajong.
Baca juga: Pemakaman Rima Melati, Keluarga Berembuk Mengenai Waktu dan Lokasi
Sekitar awal 1960-an Bung Karno suka mengganti nama orang yang dikenalnya, yang dirasa kebarat-baratan.
Ibunya, Non Kawilarang adalah seorang perancang dan perintis dunia mode Indonesia.
Ketika di bangku SD Kebangkitan Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS), Rima Melati pernah satu kelas dengan mantan Presiden Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid.
Nama Rima Melati, diperoleh dari pemberian Presiden Soekarno.
Saat itu, sekitar awal 1960-an Bung Karno sering mengganti nama orang yang dirasa kebarat-baratan.
Nama Rima sebenarnya akan diberikan Lientje kepada anak yang sedang dikandungnya.
Pada saat itu Marjolien yang sedang mengandung anak kedua, ingin memberi nama Rima Melati kepada si anak jika perempuan.
Ia diilhami tokoh Rima the Bad Girl dalam film Green Mansions (1959) yang diperani Audrey Hepburn.
Sayang, janin itu meninggal sebelum dilahirkan.
Lientje yang terpukul, menceritakan peristiwa itu kepada Bung Karno, sekaligus mengutarakan keinginannya untuk mengambil alih nama Rima, dikombinasi dengan "Melati".
Rima Melati pernah meraih Piala Citra pada Festival Film Indonesia tahun 1973 kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam film Intan Berduri bersama Benyamin Sueb yang memperoleh penghargaan sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik dalam film yang sama.
Pada kesempatan lain Rima pernah juga dinominasikan untuk penghargaan Pemeran Pembantu Wanita terbaik di beberapa Festival Film Indonesia yaitu dalam film Kupu-Kupu Putih (1984), Tinggal Landas buat Kekasih (1985), Pondok Cinta (1986), Biarkan Bulan Itu (1987) dan Arini II (Biarkan Kereta Itu Lewat) (1989).
Selain itu. pada ajang Festival Film Asia Pasifik ke-50, Rima Melati meraih penghargaan Best Supporting Actress dalam film Ungu Violet.
Rima juga sempat aktif berperan dalam sinetron seperti Wulan (RCTI), Kabut Sutera Ungu (Indosiar), Nyonya Nyonya Sosialita/Laba-Laba Cinta (Indosiar) dan Candy (RCTI).
Selain itu, Rima Melati juga dikenal sebagai sutradara televisi yang salah satu karyanya adalah Api Cinta Antonio Blanco.
(Tribunnews.com/Alivio) (Tribun Timur/Edi Sumardi)