Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

PROFIL Kadir, Member Srimulat, yang Awali Karier dari Ludruk, Pernah Jualan Permen Tape saat Sekolah

Simak profil Kadir, pelawak yang pernah hidup susah dengan berjualan permen tape sambil sekolah demi meringankan beban sang ibu.

Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: bunga pradipta p
zoom-in PROFIL Kadir, Member Srimulat, yang Awali Karier dari Ludruk, Pernah Jualan Permen Tape saat Sekolah
Instagram @laylasyafiraa
Simak profil Kadir, pelawak yang pernah hidup susah dengan berjualan permen tape sambil sekolah demi meringankan beban sang ibu. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut profil Kadir, pelawak yang pernah hidup susah dengan berjualan permen tape sambil sekolah.

Komedian dengan ciri khas logat Madura ini mulai dikenal saat bergabung dengan grup lawak Srimulat.

Namun, sebelum mencapai kesuksesannya, Kadir mengalami hidup sulit hingga tak cukup uang untuk makan sekali.

Bagaimana kisah hidup dan perjalanan karier Kadir?

Komedian Kadir, Polo dan Doyok (kiri ke kanan) saat ditemui di rumah duka almarhumah istri Tessy Srimulat di kawasan Jakarta Timur, Rabu (28/6/2022). - Simak profil Kadir, komedian yang pernah hidup susah dengan berjualan permen tape sambil sekolah demi meringankan beban ibunda.
Komedian Kadir, Polo dan Doyok (kiri ke kanan) saat ditemui di rumah duka almarhumah istri Tessy Srimulat di kawasan Jakarta Timur, Rabu (28/6/2022). - Simak profil Kadir, komedian yang pernah hidup susah dengan berjualan permen tape sambil sekolah demi meringankan beban ibunda. (tribunnews.com/ Fauzi Nur Alamsyah)

Baca juga: Viral di Facebook, Mobil Sport Klasik MG MGA Series Milik Pelawak Kadir Srimulat Dijual

Profil Kadir

Dikutip dari wikipedia, pemilik nama asli Mubarak ini lahir di Lumajang, Jawa Timur pada 3 September 1951.

Pelawak yang dikenal dengan logat Madura tersebut memiliki darah Jawa dari ibu.

Berita Rekomendasi

Selain itu, Kadir juga memiliki keturunan Arab dari sang ayah.

Kadir menjadi yatim piatu saat usianya masih 11 tahun.

Lulus SMP, ia memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya.

Dikutip dari Tribun Medan, Kadir memiliki istri bernama Safia Nur Syafiah.

Pernikahannya tersebut dikaruniai enam orang anak perempuan.

Mereka adalah Mona Rizqia, Layla Syafira, Sofia Nur Madaniya, Silvi Rizqia, Sabrina, dan Nabilla.

Kadir (kiri) bersama Doyok (kanan) -  Kadir menjadi yatim piatu saat usianya masih 11 tahun. Lulus SMP, ia memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya.
Kadir (kiri) bersama Doyok (kanan) - Kadir menjadi yatim piatu saat usianya masih 11 tahun. Lulus SMP, ia memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya. (Instagram @doyok178)

Jalani kehidupan yang keras

Dikutip dari Kompas.com, Kadir menjalani kehidupan yang keras saat menjadi anggota kelompok seni ludruk.

"Makan sehari sekali? Sering sekali, kita gajian mengandalkan penonton."

"Begitu kita mau main sore, misalnya, hujan deras, siapa yang mau nonton?"

"Enggak ada pemasukan," ungkapnya.

Bahkan, Kadir menuturkan bahwa uang yang didapat tak cukup untuk membeli makan, walaupun hanya untuk sekali makan.

"Minimal kalau main ramai, malam Minggu itu bisa makan dua kali," tuturnya.

Akhirnya, Kadir membuat nasi liwet bersama teman-temannya.

Hal tersebut dilakukan demi mengatasi keterbatasan ekonomi.

Foto Doyok (kiri) dan Kadir (kanan) - Kadir menjalani kehidupan yang keras saat menjadi anggota kelompok seni ludruk.
Foto Doyok (kiri) dan Kadir (kanan) - Kadir menjalani kehidupan yang keras saat menjadi anggota kelompok seni ludruk. (Instagram @doyok178)

Berjualan permen tape sambil sekolah demi ringankan beban ibu

Kadir harus membantu sang ibu saat ayahnya telah meninggal.

Masa-masa itu adalah masa-masa pahit dalam hidupnya.

"Saya kelas 4 SD, abah saya meninggal, saya panggil bapak saya itu abah."

"Tinggal ibu saya yang tidak pernah kerja, kebingungan."

"Mau tidak mau saya membantu," ujarnya.

Kadir rela berjualan permen tape sambil sekolah demi mendapatkan uang.

Kendati demikian, ia bersyukur dapat membantu meringankan beban ibundanya.

"Pulang saya dapat rezeki sendiri, tidak ganggu orang tua."

"Terus baru saya ikut sandiwara ludruk," ujarnya.

Kadir (tengah) bersama Doyok (kiri) dan seorang teman - Kadir pernah hidup susah dengan berjualan permen tape sambil sekolah demi meringankan beban sang ibu.
Kadir (tengah) bersama Doyok (kiri) dan seorang teman - Kadir pernah hidup susah dengan berjualan permen tape sambil sekolah demi meringankan beban sang ibu. (Instagram @doyok178)

Perjalanan karier

Pada tahun 1967, Kadir menjadi tukang tarik layar saat berusia 16 tahun.

Namanya mulai dikenal saat bergabung dengan grup lawak Srimulat.

Namun, Kadir memutuskan keluar dari Srimulat dan membentuk grup baru.

Bersama Basuki, Timbul, Nurbuat dan Rohana, ia membentuk grup Merdeka.

Namun, grup ini tak bertahan lama.

Kadir kembali membentuk grup Lawak Batik, akronim dari Basuki, Timbul, dan Kadir.

Grup yang dibuatnya kembali bubar setelah bertahan selama tiga tahun.

Kadir (kanan) bersama Doyok (dua dari kanan), Tarzan (kiri), dan seorang pejabat (dua dari kiri) - Kadir memiliki beberapa grup lawak, mulai dari Srimulat, grup Merdeka, hingga grup Lawak Batik.
Kadir (kanan) bersama Doyok (dua dari kanan), Tarzan (kiri), dan seorang pejabat (dua dari kiri) - Kadir memiliki beberapa grup lawak, mulai dari Srimulat, grup Merdeka, hingga grup Lawak Batik. (Instagram @doyok178)

Pernah mendapat peran jadi dukun

Setelah bergabung dengan Srimulat, Kadir pergi ke Jakarta dan mendapat peran menjadi dukun pada tahun 1984.

Salah satu stasiun televisi saat itu menggelar acara ulang tahun.

Mereka membutuhkan banyak talenta di bidang komedi.

"Saya tuh keluar lima menit jadi dukun setelah itu masuk lagi. Namanya juga orang baru di Jakarta."

"Itu jadi rezeki saya," ucap Kadir.

Penampilan Kadir menjadi dukun rupanya menarik perhatian sutradara.

"Ada kebetulan sutradara mau produksi tinggal satu tokoh Madura yang belum dapat, akhirnya saya kepilih buat casting," bebernya.

Kadir tak menyangka, hanya dengan penampilannya lima menit dapat membuatnya menjadi sukses di dunia hiburan.

Kadir (kanan) bersama Doyok (tengah) dan seorang teman (kiri) - Kadir pernah mendapat peran menjadi dukun dan berhasil menarik perhatian sutradara saat itu.
Kadir (kanan) bersama Doyok (tengah) dan seorang teman (kiri) - Kadir pernah mendapat peran menjadi dukun dan berhasil menarik perhatian sutradara saat itu. (Instagram @doyok178)

Asal usul nama Kadir

Kadir memiliki nama asli Mubarak.

Namun, ia memilih nama Kadir untuk menjadi nama panggungnya.

Kadir diambil dari nama salah satu kenalannya di kampung halaman.

"Kebetulan di kampung saya ada orang namanya Kadir."

"Itu bisa dikenal ke mana-mana, mudah diingat semua orang," tutur Kadir.

Dikenal dengan logat Madura

Kadir dikenal dengan logat Maduranya, meskipun dirinya bukan orang Madura.

Masa kecilnya ia habiskan di Bondowoso dan hidup berdampingan dengan orang Madura.

Logat ini mulai menjadi ciri khasnya saat membintangi film Cintaku di Rumah Susun tahun 1987.

Kadir (kiri), Doyok (tengah atas), Iis Dahlia (tengah bawah), dan seorang teman (kanan) - Memiliki nama asli Mubarak, ternyata nama Kadir diambil dari nama salah satu kenalannya di kampung halaman.
Kadir (kiri), Doyok (tengah atas), Iis Dahlia (tengah bawah), dan seorang teman (kanan) - Memiliki nama asli Mubarak, ternyata nama Kadir diambil dari nama salah satu kenalannya di kampung halaman. (Instagram @doyok178)

Sutradara film, Nya Abbas Akup mengerti bahasa Madura sehingga mengoreksi logat Kadir jika salah.

Dari film inilah, Kadir mulai mengenal Doyok.

Kadir dan Doyok pun membintangi beberapa judul film layar lebar nasional yang sama, meskipun menjadi pemeran pembantu.

Duet ini akhirnya mendapatkan peran utama pertama kali pada film Ikut-ikutan (1990).

Kadir kemudian beralih ke dunia sinetron saat film nasional mulai meredup.

Film

- Cintaku di Rumah Susun (1987)

- Kecil-Kecil Jadi Pengantin (1987)

- Giliran Saya Mana (1989)

- Dorce Sok Akrab (1989)

Kadir (dua dari kiri) bersama Ferry Salim (kiri), Boy Wiliam (kanan), Doyok (dua dari kanan), dan seorang kru - Kadir telah membintangi banyak film, salah satunya adalah Cintaku di Rumah Susun (1987) yang mulai menggunakan logat Madura.
Kadir (dua dari kiri) bersama Ferry Salim (kiri), Boy Wiliam (kanan), Doyok (dua dari kanan), dan seorang kru - Kadir telah membintangi banyak film, salah satunya adalah Cintaku di Rumah Susun (1987) yang mulai menggunakan logat Madura. (Instagram @doyok178)

- Kanan Kiri OK (1989)

- Makelar Kodok (1989)

- Kanan Kiri OK II (1989)

- Kanan Kiri OK III (1990)

- Antri Dong (1990)

- Ikut-Ikutan (1990)

- Jangan Bilang Siapa-Siapa (1990)

- Akal-Akalan (1991)

- Salah Pencet (1992)

- Boleh Dong Untung Terus (1992)

Kadir (tengah) bersama Doyok (kanan), dan seorang teman - Kadir telah membintangi banyak film, salah satu di antaranya adalah Ikut-Ikutan (1990).
Kadir (tengah) bersama Doyok (kanan), dan seorang teman - Kadir telah membintangi banyak film, salah satu di antaranya adalah Ikut-Ikutan (1990). (Instagram @doyok178)

- Pintar-Pintaran (1992)

- Plin Plan (1992)

- Mumpung Ada Kesempatan (1993)

- Tahu Beres (1993)

- Kapan Di Luar Kapan Di Dalam (1993)

- Mas Suka, Masukin Aja-Besar Kecil I'ts Okay (2008)

- Ngebut Kawin (2010)

- Finding Srimulat (2013)

- Generasi Kocak 90an vs Komika (2017)

- Nada Untuk Cinta (2017)

- Sejuta Sayang Untuknya (2020)

Kadir (tiga dari kanan) bersama Indra Herlambang (kiri), Doyok (dua dari kiri), Komar (tiga dari kiri), Didin (dua dari kanan), dan Unang (kanan) - Selain bermain film, Kadir juga membintangi banyak sinetron, salah satunya adalah Jinny Oh Jinny (1999-2001).
Kadir (tiga dari kanan) bersama Indra Herlambang (kiri), Doyok (dua dari kiri), Komar (tiga dari kiri), Didin (dua dari kanan), dan Unang (kanan) - Selain bermain film, Kadir juga membintangi banyak sinetron, salah satunya adalah Jinny Oh Jinny (1999-2001). (Instagram @doyok178)

Sinetron

- Abu dan Nawas (1997)

- Jinny Oh Jinny (1999-2001)

- Tarzan Betawi (2000-2001)

- Untung Ada Jinny (2004-2005)

- Insya Allah Ada Jalan (2012)

- Yang Penting Halal (2014)

- Samson Dan Dahlia (2015)

- Epen Cupen the Series (2016)

- L.O.L. Taksi (2017)

- Para Pencari Tuhan Jilid 15 (2022)

(Tribunnews.com/Katarina Retri) (Tribun Medan) (Kompas.com/Baharudin Al Farisi)

Berita lainnya terkait Kadir

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas