Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Verrell Bramasta menanggapi isu yang menyebut dirinya penyuka sesama jenis alias gay.

Tak mau ambil pusing, Verrell memilih menanggapi isu tersebut dengan santai dan tak mau merasa tersinggung.

Sebab, ia sudah paham betul bahwa di media sosial akan selalu ada berita baik ataupun buruk untuk dirinya yang bekerja di dunia entertain.

"Namanya juga sosial media, beritanya bisa apapun kadang baik kadang buruk," ucap Verrell Bramasta saat ditemui di kawasan Cawang, Jakarta Timur, Senin (22/8/2022).

"Aku fokus ke yang baik-baiknya aja," tegasnya. 

Verrell tak menyangka namanya sempat tranding di Twitter karena kabar kurang sedap itu.

Baca juga: Terbentur Fire Hydrant, Verrell Bramasta Alami Luka Sobek & Dapat 20 Jahitan: Kocah Sih Kejadiannya

Akan tetapi dirinya bersyukur karena fansnya memberikan penjelasan dan pembelaan di media sosial terkait isu tersebut, sehingga namanya sempat jadj tranding.

"Sumpah itu enggak nyangka juga (trending Twitter)," ujar Verrell.

"Aku berterima kasih banget sama mereka tiba-tiba tranding nomor satu selama enam jam. Aku juga enggak nyangka tiba-tiba 'ada apa nih', tiba-tiba diomongin gini, terus ada hashtag gitu, jadi ya senang, bersyukur aja," tutur Verrell Bramasta.

Isu Verrell sebagai penyuka sesama jenis beredar sejak dirinya mulai sendiri tanpa adanya kekasih.

Ekspresi di tempat kumuh

Artis Verrell Bramasta memberikan klarifikasi mengenai ekspresi jijik saat berada di tempat kumuh.

Diwartakan Tribun-Medan.com sebelumnya, ekspresi wajah Verrell Bramasta disalah satu tayangan TV dinilai lebay dan berlebihan.

Ekspresi Verrell Bramasta ditunjukkan dalam program acara yang berjudul Boys Don't Cry.

Ditengah-tengah acara tersebut, warganet salah fokus pada ekspresi Verrell Bramasta.

Mengetahui ekspresinya jadi sorotan, Verrell Bramasta buka suara.

"Alhamdulillah kalau emang itu menjadi sebuah hal yang viral, aku ambil sisi positifnya aja," jelas Verrell Bramasta, dikutip dari kanal YouTube Intens Investigasi, Senin (15/8/2022).

Verrell menceritakan berkat viralnya hal itu, ia jadi lebih sering syuting setiap minggunya.

"Alhamdulillah respons di acara TV itu bagus juga, kita malah bisa syuting lebih banyak episode setiap minggunya," ujar Verrell Bramasta.

Dari Tayangan itu juga, Verrell Bramasta berharap warganet dapat melihat nilai esensinya.

"Aku berharapnya sih penonton dapat melihat esensi dari acara ini, bukan hanya sekedar reaksi jijik."

"Itu kan untuk kebutuhan entertainmentnya, kebutuhan hiburannya," ujar Verrell Bramsta.

Boys Dont Cry merupakan salah satu program acara tayang di Trans TV.

Tayangan Boys Dont Cry mengangkat tema yang berbeda setiap minggunya.

Episode Boys Dont Cry kala itu mengangkat konsep yang cukup unik.

Para pemain Boys Dont Cry mengunjungi sebuah tempat yang sebelumnya belum pernah dikunjungi, yakni tempat pembuangan sampah Bantar Gerbang.

"Konsepnya tuh agak-agak unik, jadi kita harus berkunjung ke tempat-tempat yang mungkin belum pernah kita kunjungi sebelumnya."

"Misal di episode ini ke Bantar Gerbang yang tempat pembuangan sampah seluruh Jakarta itu," jelas Verrell Bramasta.

"Kebetulan itu pertama kali kita semua ke sana gitu, dan kita juga baru tahu kalo di sana beneran tumpuk-tumpukan sampah," tambah Verrell Bramasta.

Konsep acaranya yaitu memperlihatkan bagaimana reaksi anak-anak orang kaya yang belum pernah merasakan susah.

Awalnya peran itu diperankan oleh Austin Alexander, namun aktingnya dinilai kurang bagus.

"Emang kebetulan di gimmick itu harusnya Austin, karena kan Austin kuliahnya di luar negeri 6 tahun dan dia yang terkenal paling kaya di antara kita semua."

"Sangking mualnya, dia enggak bisa berekspresi yang kayak di acara TV suka ada gimmick yang dilebay-lebay-in."

"Nah Austin tuh waktu itu enggak Bisa kayak udah 'up gua bro, gua benar-benar mual pusing' gitu," jelas Verrell Bramasta.

Akhirnya peran tersebut digantikan oleh Verrell Bramasta.

"Yaudah deh gua aja yang kayak huek, huek," ucap Verrell sambil memperagakan ekspresi muntah.

Kebetulan tayangan itu menjadi episode pertama yang membutuhkan peran secara dramatis.