Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Empat Kelainan Kulit yang Bisa Dicurigai Sebagai Kanker Kulit

Pertama kanker kulit berbentuk tahi lalat atau bercak berpigmen. Kedua kanker kulit berbentuk luka borok.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Empat Kelainan Kulit yang Bisa Dicurigai Sebagai Kanker Kulit
wsav.com
kanker kulit. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada empat kelainan kulit yang bisa dicurigai sebagai kanker kulit

Hal ini disampaikan oleh dokter spesialis kulit dan kelamin dari RS Pondok Indah, dr Susie Rendra, Sp. KK, FINSDV. 

"Sebenarnya kanker kulit itu secara garis besar dibagi menjadi empat," ungkapnya pada kanal YouTube RS Pondok Indah dikutip Tribunnews, Sabtu (26/11/2022).

Pertama kanker kulit berbentuk tahi lalat atau bercak berpigmen. 

Kedua kanker kulit berbentuk luka borok. Ketiga kanker kulit berbentuk benjolan.

Lalu yang terakhir berbentuk ruam kemerahan.

Baca juga: Ketahui Enam Kelompok Berisiko Mengalami Kanker Kulit

Berita Rekomendasi

"Untuk tahi lalat dan bercak berpigmen yang perlu kita curigai adalah apa bila cepat membesar," kata dr Susie. 

Selain itu tahi lalat seringkali terasa gatal dan mudah berdarah. Ciri lain adalah sering terjadi luka borok di tengah tahi lalat tersebut. 

Lalu warna tidak homogen atau tidak beraturan, serta disertai rasa nyeri.

"Jenis kanker kulit berbentuk tahi lalat bercak atau berpigmen adalah karsinoma sel basal atau melanoma yang selalu menjadi momok setiap orang," papar dr Susie lagi. 

Selain itu dr Susie menjelaskan jika untuk luka yang tidak sembuh-sembuh serta cenderung kronis dicurigai telah terjadi transformasi ke arah keganasan. 

Kasus ini bisa terjadi karsinoma sel skuamosa yang seringkali tidak dapat diremehkan. 

Larena bisa menyebar ke berbagai organ.

Selain itu dr Susie pun mengingatkan untuk menindaklanjuti secara cepat, jika memiliki tanda seperti benjolan cenderung menetap atau bertambah besar.

Kemudian ditambah dengan tidak responsif terhadap pengobatan biasa.

"Situasi (di atas) perlu menjadi perhatian serius sehingga dapat ditindaklanjuti cepat dan tepat," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas