Jika Tidak Segera Ditangani, Anak dengan TBC Bisa Alami Gangguan Otak dan Tumbuh Kembang
Anak terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis dan tidak segera ditangani bisa sebabkan gangguan pada otak dan tumbuh kembangnya.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tuberkolosis atau TBC pada anak terjadi karena menghirup bakteri Mycobacterium tuberculosis yang berada di udara.
Nyatanya, saat anak terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis dan tidak segera ditangani bisa sebabkan gangguan pada otak dan tumbuh kembang anak.
Baca juga: Diduga Sering Digendong dan Dicium Sembarangan, 600 Anak di Bantul Kena TBC
Hal ini diungkapkan oleh Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional RSAB Harapan Kita, dr Dimas Dwi Saputro, Sp. A
"Tentu saja berpengaruh ya," tegasnya pada siaran Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan, Kamis (5/12/2022).
Menurut pemaparannya, peluang semua anak untuk terinfeksi bakteri TBC anak sama yaitu 80-90 persen.
Namun peluang jadi sakit dan timbul gejala berbeda, sesuai masing-masing kelompok usia.
Untuk anak usia di bawah 2 tahun, risiko TBC berat sangat tinggi dibandingkan anak yang berusia di atas 2 tahun sampai usia 5 tahun.
Baca juga: Mulai 1 Desember, Pemohon Visa ke Korea Selatan Wajib Lampirkan Hasil Pemeriksaan TBC dari RS
Kemudian ketika anak berusia 2-5 tahun, TBC memang masih ada, tapi tidak seberat anak dengan usia 2 tahun.
Risiko sakit TBC sudah mulai turun ketika di atas 5-10 tahun.
"Tapi pada usia 10 tahun, risiko sakit TBC meningkat lagi. Jadi kesimpulannya semakin muda anak, semakin berat gejala yang TBC yang diterima. Kalau gejala TBC berat bisa ke otak," tegasnya.
Jika bakteri sudah menginfeksi ke otak, maka anak akan mengalami kejang-kejang.
Kesadaran bisa menurun hingga menimbulkan gejala sisa berupa kecacatan.
"Dan kalau misalnya dia selamat, anak tidak meninggal, akan mengalami gejala sisa yang menganggu tumbuh kembang," paparnya lagi.
Baca juga: Ini Upaya Pemerintah Agar Indonesia Targetkan HIV/AIDS, TBC, dan Malaria Terkendali di 2024
Lebih lanjut, dr Dimas menyampaikan dampak lain yang cukup mengkhawatirkan dari TBC.
"Kalau sampai sakit-sakitan, gejala khas TBC adalah berat badan turun. Kalau berat badan turun maka akan mengalami stunting," kata dr Dimas menambahkan.
Stunting tentu sangat berbahaya untuk masa depan si anak dan bangsa.
Berat badan setelah stunting mungkin bisa ditingkatkan, tapi perkembangan otak sudah terlanjur tidak bisa diperbaiki.
"Badannya bisa digemukkan. Tapi otaknya tidak bisa diapa-apakan, IQ, jongkok, anak ogah sekolah," pungkasnya.