Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Awal Mula Nano Riantiarno Berkecimpung di Dunia Teater, Berawal dari Bujuk Rayu Teman

Simak awal mula Nano Riantiarno berkecimpung di dunia teater karena bujuk rayu temannya.

Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Salma Fenty
zoom-in Awal Mula Nano Riantiarno Berkecimpung di Dunia Teater, Berawal dari Bujuk Rayu Teman
Kolase Tribunnews / Instagram @nanoriantiarno
Inilah awal mula Nano Riantiarno berkecimpung di dunia teater. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut awal mula Nano Riantiarno berkecimpung di dunia teater.

Dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari intisari.grid yang tayang pada 1 Juli 2012, Nano Riantiarno memiliki sahabat dekat yang selalu duduk satu bangku sejak kelas 1 SD hingga SMA.

Nano Riantiarno rupanya termakan bujuk rayu temannya untuk berkecimpung di dunia teater.

Hal tersebut membuat Nano Riantiarno masuk dalam kelompok teater di Cirebon pada 1965.

Dalam kelompok teater tersebut, Nano Riantiarno mendapat peran pertamanya sebagai prajurit penjaga.

"Saya menjadi prajurit penjaga, dan dialog yang saya dapat cuma satu, yaitu 'Tidak!'" tutur Nano sambil tertawa.

Baca juga: Perjalanan Karier Nano Riantiarno, Wartawan dan Pendiri Teater Koma yang Meninggal Dunia

Meski hanya peran kecil, Nano Riantiarno tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.

BERITA TERKAIT

Seluruh dialog pada naskah pun dihafalkan dengan sungguh-sungguh oleh Nano Riantiarno.

Pementasan Caligula Karya Albert Camus

Nano Riantiarno pun mendapat peran lebih penting dalam pementasan 'Caligula' karya Albert Camus.

Terdapat beberapa sutradara film dan teater dalam pentas tersebut, yakni Asrul Sani, Jim Adilimas, dan Arifin C. Noer.

Rupanya, kelompok teater Cirebon tempat Nano bergabung juga turut mementaskannya.

Awalnya, ia didapuk untuk berperan sebagai seorang bangsawan dengan dialog yang lebih banyak dibandingkan peran sebelumnya.

Nano pun menghafal seluruh dialog naskah.

Namun, ia mendapat peran lebih besar.

Dua minggu sebelum pementasan, pemeran Scipion, penyair 18 tahun yang merupakan salah satu tokoh sentral dalam 'Caligula' sakit.

Sutradara pun sangat bingung mencari penggantinya.

Hingga sang sutradara pun menantang Nano untuk memerankan Scipion.

"Sutradaranya tanya, 'No, berani gak kamu?'" tutur Nano menirukan.

Tak berpikir panjang, Nano langsung mengiyakan tantangan sutradaranya.

Dalam mempersiapkan peran penting pertamanya tersebut, Nano berlatih keras selama 10 hari.

Setelah pementasan, putri wali kota yang saat itu menonton Nano pun meminta tanda tangannya serta berfoto dengannya.

"Wah ini berarti main saya bagus, karena dia tertarik," ujar Nano.

Semenjak berhasil memerankan peran penting pertamanya tersebut, Nano bertekad untuk hidup secara penuh dalam dunia teater.

Karya Nano Riantiarno di Dunia Teater

Dikutip dari Tribun Style, Nano rupanya sudah aktif di dunia teater sejak SMA tahun 1965 di Cirebon.

Lulus SMA, ia mengenyam pendidikan di Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) di Jakarta, seangkatan dengan Slamet Rahardjo dan Boyke Roring.

Semasa kuliah, Nano juga berguru dengan Arifin C. Noer, menjadi anggota Teater Kecil.

Namun, ia tidak lama bergabung dengan Teater Kecil.

Kendati demikian, Nano bertemu dengan jodohnya, Ratna Karya Madjid di teater tersebut.

Pemain Teater Koma mementaskan lakon berjudul Sie Jin Kwie Melawan Siluman Barat yang disutradarai Nano Riantiarno di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (9/11/2017). Pementasan ke-150 Teater Koma yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation itu digelar hingga Minggu (19/11). TRIBUNNEWS/HO
Pemain Teater Koma mementaskan lakon berjudul Sie Jin Kwie Melawan Siluman Barat yang disutradarai Nano Riantiarno di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (9/11/2017). Pementasan ke-150 Teater Koma yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation itu digelar hingga Minggu (19/11). TRIBUNNEWS/HO (TRIBUN/HO)

Pada 1971, ia masuk ke Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara di Jakarta.

Nano bergabung bersama Teguh Karya, seorang dramawan terkemuka Indonesia dan ikut mendirikan Teater Populer tahun 1968.

Sekitar tahun 1975, ia berkeliling Indonesia untuk mengamati teater rakyat serta kesenian tradisi.

Pada 1 Maret 1977, Nano mendirikan Teater Koma.

Selain itu, ia juga menjabat menjadi Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta tahun 1985 hingga 1990.

Tahun 1991 hingga 1992, Nano menjadi Anggota Komite Artistik Seni Pentas untuk Kias (Kesenian Indonesia di Amerika Serikat).

Selain itu juga menjadi anggota Board of Artistic Art Summit Indonesia pada 2004.

Tahun 1997, Nano pernah menjadi konseptor dari Jakarta Performing Art Market/Pastojak (Pasar Tontonan Jakarta I) yang berlangsung selama satu bulan penuh di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki.

Selain itu, Nano juga menulis dan menyutradarai empat pentas multi media kolosal, antara lain Rama-Shinta (1994), Opera Mahabharata (1996), Opera Anoman (1998), serta Bende Ancol (1999).

Perkenalkan Teater Indonesia di Luar Negeri

Nano membacakan makalah Teater Modern Indonesia di Universitas Cornell, Ithaca, AS tahun 1990.

Pada 1992, ia juga membacakannya di kampus-kampus wilayah Sydney, Monash-Melbourne, Adelaide, dan Perth.

Nano Riantiarno Meninggal Dunia

Nano Riantiarno meninggal dunia pada Jumat (20/1/2023) pagi setelah lama dikabarkan sakit hingga dirawat di rumah sakit.

"Telah berpulang ke rumah Bapa di Surga, suami, ayah, kakak, guru kami tercinta, Norbertus Riantiarno, di rumah beliau, pada pagi hari, Jumat, 20 Januari 2023, pukul 06.58 WIB," bunyi kabar duka yang diterima Tribunnews.com, Jumat (20/1/2023).

Saat ini, Nano disemayamkan di Rumah Duka di Sanggar Teater Koma, Jalan Cempaka Raya 15, Bintaro, Jakarta.

Pemakamana rencananya akan dilaksanakan besok.

"Penguburan almarhum direncanakan Sabtu, 21 Januari 2023, sebelum pukul 12.00 WIB siang, di Taman Makam Giri Tama, Tonjong, Bogor," demikian bunyi pesan diterima Tribunnews.com.

(Tribunnews.com/Katarina Retri/Anita K Wardhani) (Intisari.grid/Jeffrey Satria) (Tribun Style/Gigih Panggayuh Utomo)

Berita lainnya terkait Nano Riantiarno Meninggal Dunia

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas