Sosok Marie Kondo, Pakar Kerapian yang Menyerah untuk Menjaga Rumah Tetap Rapi
Marie Kondo, sosok pakar kerapian yang menyerah untuk menjaga rumah tetap rapi karena mempunyai 3 anak.
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Salma Fenty
TRIBUNNEWS.COM - Marie Kondo adalah seorang perempuan yang menyukai kerapian.
Hal tersebut membuat wanita 38 tahun itu terkenal sebagai pakar kerapian.
Bahkan, Marie Kondo mendirikan sebuah perusahaan konsultan untuk membantu orang berbenah.
Perusahaan tersebut ia namakan KonMari Media, Inc.
Marie Kondo juga menyalurkan bakatnya melalui buku.
Buku terlarisnya berjudul The Life-Changing Magic of Tidying Up: The Japanese Art of Decluttering and Organizing.
Baca juga: Ratu Kebersihan Marie Kondo Menyerah jadi Perfeksionis, Akui Rumahnya Berantakan karena Urus Anak
Mengutip House Beautiful, Marie Kondo menyadari bakat merapikan barang saat usia 19 tahun.
Marie Kondo juga memperkenalkan metoe KonMari.
Dalam metode tersebut, Marie Kondo menganjurkan untuk merapikan barang berdasarkan kategori.
Mulai dari pakaian, buku, kertas dan barang lainnya.
Metode KonMari membagikan enam aturan dasar metode merapikan:
1. Melakukan.
2. Bayangkan kehidupan ideal yang ingin Anda jalani.
3. Buang dulu.
4. Rapi berdasarkan kategori.
5. Ikuti urutan di atas.
6. Tanyakan pada diri sendiri, "Apakah itu memicu kegembiraan?"
Meski demikian, baru-baru ini Marie Kondo mengatakan, dirinya tidak bisa menjaga rumah tetap rapi.
Hal tersebut lantaran ia menyambut anak ketiganya pada tahun 2021, dikutip dari Insider.
Marie Kondo mengatakan, dengan tiga anak kecil, dia telah mengalihkan fokusnya dari menjaga ruangnya tetap rapi menjadi menghabiskan waktunya dengan sengaja.
"Sampai sekarang, saya adalah seorang tukang rapi profesional, jadi saya melakukan yang terbaik untuk menjaga kerapian rumah saya setiap saat," katanya baru-baru ini, menurut The Washington Post.
"Saya agak menyerah dengan cara yang baik bagi saya. Sekarang saya menyadari yang penting bagi saya adalah menikmati menghabiskan waktu bersama anak-anak saya di rumah."
Seperti banyak orangtua lain sebelum dia, Kondo menyadari bahwa tekanan untuk menjaga kebersihan rumah bisa bertentangan dengan kegembiraan sebagai orangtua.
(Tribunnews.com, Widya)