Justru seharusnya pejabat itu menangis. Menangis malu kalau misalnya pejabat itu gak bekerja dengan benar, kalau kita dibayar oleh uang rakyat.

Uang rakyat itu amanah dunia akhirat. Rakyat itu cari uang susah lho, bekerja dari pagi sampai malam, ngalamin panas segala macam.

Itu membayar pajak berharap pejabatnya bekerja dengan benar dan kalau misalnya memang ternyata tidak bisa bekerja dengan benar sesuai sumpah jabatan, yang terbaik adalah mundur.

Daripada kita tetap memfasilitasi diri sendiri pakai uang rakyat, tapi tidak berbuat sesuai dengan yang diharapkan, sudah gakpapa mundur.

Masih banyak kesempatan untuk mengabdi pada masyarakat.

Artinya politik itu dibilang jahat, kotor, tapi saya yakin masih ada celah untuk orang-orang yang punya niat baik di bidang itu.

Jadi tidak akan menyerah, tapi dalam artian saat ini yang terbaik bagi saya adalah harus mundur, supaya tidak terkait lagi.

Diam udah, sabar udah, mencoba berdiskusi malahan sudah pernah, kan waktu itu di live juga pernah sidang juga dan ada beberapa rekomendasi dari teman-teman dewan.

Tapi, sabar itu kan bukan ada batasnya, sabar itu kan bukan jadi bodoh, jadi kita harus bergerak.

Baca juga: Lucky Hakim Saat Jabat Wabup: Fotonya Disebut Diturunkan, Tidak Dapat Wewenang dari Bupati

Harus bergerak ke arah mana kalau memang tidak cocok di situ ya jangan di situ, kan kita bukan pohon.

Kalau pohon kan kepanasan, kedinginan gak bisa gerak, kalau kita kan bukan pohon, kalau tidak bisa di situ tidak sesuai ya harus bergerak," ucap Lucky Hakim dalam video tersebut.

Dilansir TribunJabar.id, ternyata Lucky Hakim sudah cukup lama punya niat ingin mundur dari jabatannya sebagai Wakil Bupati Indramayu.

Hal itu disampaikan oleh Relawan Lucky Hakim Center (LHC), Dadi Carmadi.

Dadi mengatakan, keinginan Lucky Hakim untuk mundur sempat ia ucapkan ketika diisukan tidak harmonis dengan Bupati Indramayu, Nina Agustina.