Pernah Jadi Korban Emotional Abuse, Clara Bernadeth: Tertekan Banget Hidup Aku
Clara Bernadeth bersyukur memiliki kakak seorang psikolog, hingga dirinya mengetahui tentang masalah mental.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Aktris Clara Bernadeth punya masa lalunya kurang menyenangkan. Pengalamannya itu mirip dengan cerita film Kembang Api besutan sutradara Herwin Novianto.
Pada video berdurasi 5 menit yang diunggah akun Youtube Falcon, Clara menceritakan hubungan kedua orangtuanya pernah bermasalah. Bahkan nyaris berpisah. Kala itu ia masih duduk di bangku sekolah.
Karena masalah tersebut, Clara diliputi kebingungan. Jam belajar di sekolah usai, ia memilih untuk tak pulang ke rumah, melainkan menginap di rumah teman.
Baca juga: Berperan dalam Film Kembang Api, Ringgo Agus Rahman Ingat Saat Terpuruk
"Aku ngerasa hidup gua gimana? Bingung pasti kan, karena waktu itu orang tua aku mau pisah," ucap Clara.
Beruntung, kepergian Clara membuat orangtuanya batal berpisah.
"Sampai sekarang, puji Tuhan mereka masih bareng. Itu yang sampai sekarang aku punya presfektif berbeda sama keluarga," lanjut dia.
Namun, itu bukan satu-satunya masalah yang melingkupi Clara. Ia pernah mengalami emotional abuse.
"Bukan KDRT ya, tapi emotional abuse sama seseorang. Dia tuh tipenya kalau marah yang teriak, lempar barang, cuma sudah membahayakanlah," kenangnya.
Perlakuan itu mengganggu kondisi mentalnya. Ia tertekan.
"Pulang dari rumah dia, habis berantem terus diancam, aku sempat merasa apa gua tabrakin aja ini mobil ya, dia senang kali ya. Perlakuan dia pada aku tuh membuat aku enggak ada willingness untuk hidup. Tertekan banget hidup aku," tambahnya.
Belakangan ia sadar hal yang dialaminya itu merupakan bentuk kekerasan dalam hubungan.
"Walaupun bukan fisik, tapi secara emosional kita di-abuse. Secara mental, aku kena banget," ujar Clara sampai meneteskan air mata.
Clara bersyukur memiliki kakak seorang psikolog, hingga dirinya mengetahui tentang masalah mental.
"Dulu kita belum tahu mental illness itu apa. Mental health issue apa. Dulu tuh belum banyak dibahas. Thanks God, kakak aku psikolog, jadi kita banyak ngobrol soal mental illness pentingnya menjaga hati, pikiran kita, dan apapun yang kita lewatin. Kalau trauma itu jangan dikubur, jangan ditutupin, jangan dibiarin," terangnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.