“Jennie, Rosé, Jisoo, dan Lisa dengan mudah memadukan Coachella cool dan K-pop razzle-dazzle."

"Di 'Kill This Love', 'Kick It' dan 'How You Like That', mereka menghentak dan melengking di bawah atap kuil yang menjulang tinggi dan memanfaatkan panggung raksasa itu sebaik-baiknya. “

The LA Times berkata konsep yang diusung BLACKPINK telah lama dihapuskan karena alasan estetika, finansial serta dinilai kurang modern.

Namun penampilan BLACKPINK seakan mengajak para penonton bernostalgia dengan Coachella empat tahun silam.

“Coachella sudah lama dihapus dari festival yang digerakkan oleh indie dan alt-rock, setelah merangkul pop dan hip-hop untuk alasan estetika, finansial, dan generasi bertahun-tahun yang lalu."

"Tapi dari saat BLACKPINK mulai membawakan Pink Venom, set mereka terasa berbeda."

"Dari skala, keterampilan, dan intensitas keahlian pop lebih besar dari apa pun yang pernah tampil sejak Beyoncé membuat sejarah pada tahun 2018,” tulis The LA Times.

The Guardian juga mengomentari panggung Coachella BLACKPINK.

Media tersebut menilai BLACKPINK miliki stamina yang memukau di panggung utama.

Soal bagaimana tingkat keberhasilan BLACKPINK tergantung dengan sudut pandang tiap penonton.

“BLACKPINK pasti memiliki stamina untuk set headlining, apakah itu berhasil sangat tergantung pada afinitas Anda untuk pop arena yang condong ke industri dan seberapa menyenangkan

Baca juga: Wujudkan Mimpi, BLACKPINK Tampil Memukau Sebagai Headliner di Festival Musik Coachella 2023

Anda menemukan perasaan terombang-ambing oleh paduan suara, harmoni, koreografi yang tepat, serta laser, kembang api, dan pertunjukan cahaya," tulis The Guardian.

Di sisi lain, banyak orang membandingkan penampilan headliner Bad Bunny di malam sebelumnya dengan BLACKPINK.

Konon, Bunny lebih fokus mempromosikan pop Latin dan identitas tanah airnya daripada komposisi panggung yang penuh warna.