Mengenal Kramat Tunggak, Judul Film Siskaeee, Lokalisasi Terbesar se-Asia Tenggara, Kini Jadi JIC
Siskaeee bermain dalam film berjudul Kramat Tunggak. Apa itu Kramat Tunggak?
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Tiara Shelavie
Awalnya, Kramat Tunggak diresmikan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, sebagai Lokasi Rehabilitasi Sosial (Lokres) bernama Panti Sosial Karya Wanita (PKSW) Teratai Harapan Kramat Tunggak.
Lokres ini dibangun untuk membina para PSK di Jakarta yang kebanyakan berasal dari Pasar Senin, Kramat, dan Pejompongan.
Tetapi, para muncikari yang menempati lokres itu justru memanfaatkan PSK yang berkumpul untuk kembali pada profesi semula.
Akhirnya, lokres pun ditetapkan secara resmi menjadi lokalisasi lewat SK Gubernur DKI Jakarta No. Ca.7/I/13/1970 tentang Pelaksanaan Usaha Lokalisasi/Relokasi Wanita Tuna Susila serta Pembidangan dan Tanggung Jawab yang ditandatangani Ali Sadikin.
Saat Kramat Tunggak pertama dibuka pada 1970-an, ada 300 pekerja seks komersial (PSK) dan 75 muncikari.
Baca juga: Siskaeee Buat Video Syur untuk Dapat Kepuasan dan Uang, Polisi: Ada Trauma Masa Lalu
Jumlah itu terus bertambah hingga tahun 1999 berjumlah 1.615 yang ada di bawah asuhan 258 muncikari.
Ribuan wanita itu tinggal di 277 unit bangunan yang memiliki 3.546 kamar.
Lokalisasi inipun terkenal hingga ke seluruh Asia Tenggara.
Bahkan, Kramat Tunggak menjadi lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara.
Kramat Tunggak pun menjadi sumber penghidupan bagi banyak orang.
Setidaknya, ada 700 pembantu, 800 pedagang asongan, dan 155 tukang ojek, serta tukang cuci dan pemilik warung makan, yang menggantungkan hidup di Kramat Tunggak.
Akhirnya Ditutup
Meski demikian, Kramat Tunggak menuai kontra karena tidak sesuai citra Jakarta yang berkaitan erat dengan budaya Betawi sebagai komunitas Islam.
Para ulama dan masyarakat pun mendesak supaya lokalisasi Kramat Tunggak ditutup.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.