Pablo Benua Ungkap Pengalaman Pribadi Mendekam di Rutan, Pernyataan Tio Pakusadewo Mengada-ada
Pablo Benua pernah mendekam di penjara karena kasus penghinaan Fairuz A Rafiq. Ia mengaku tak menemukan seperti yang dikatakan Tio Pakusadewo.
Penulis: Fauzi Nur Alamsyah
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pablo Benua buka-bukaan pengalamannya selama mendekam di Rumah Tahanan (rutan) Cipinang, Jakarta Timur.
Dirinya bahkan tidak menampik di dalam penjara adanya pelanggaran yang sejak dulu sudah menjadi rahasia publik.
"Soal peredaran narkoba di dalam, gue nggak memungkiri itu. Tidak menampik itu. Dari tahun jebot, stigma masyarakat itu ada. Saya tidak menampik itu. Cuma, itu tidak dilegalisasi," kata Pablo Benua saat di temui di Rumah Kuliner Rey Utami sentul City belum lama ini.
Namun kemudian, belum lama ini Tio Pakusadewo mengungkapkan hal yang sama dalam kanal Youtube Uya Kuya.
Hal ini di ungkap Pablo, namun menurutnya statement yang dibuat oleh Tio pakusadewo di podcast Uya Kuya terlalu mengada-ngada.
"Ini pengalaman pribadi gua di Rutan Cipinang. Berkali-kali, ngelihat dengan mata kepala gua, begitu banyaknya napi yang di Tindak tegas karena ketangkap menggunakan Narkoba, bahkan test urin pun sering dilakukan disana," ujar Pablo.
Baca juga: Bisnis Anak Pejabat di Lapas, Kepala Rutan Cipinang Tuding Informasi Tio Pakusadewo Menyesatkan
"Artinya, di luaran saja bisa menipu, untuk menipu Polsuspas nggak sulit deh karena Polsuspas juga kan manusia," lanjut Pablo Benua
Dalam pengakuannya Pablo Benua mengaku pernah mencoba menyuap sipir penjara Rp 200 juta agar bisa keluar penjara lebih cepat pada akhir tahun 2020 agar bisa merayakan tahun baru di luar.
Tapi upaya itu ditolak mentah-mentah oleh petugas Rutan.
"Saya pernah samperin Kasi Yantah (Zulheri Siburian, saat ini telah menjadi Karutan Samarinda) disana pada saat itu, saya bilang 'Pak, minta tolong agar gua bisa dapat asimilasi segera untuk tahun baruan diluar. Gue siapin Rp 200 juta," kisah Pablo Benua.
"Saya bawa itu duit. Tapi betapa kagetnya saya, dia tolak mentah-mentah. Dia bilang 'bagi kami, harta paling berharga adalah ketika manusia benar-benar merasakan menjadi manusia di dalam rutan ini'," sambungnya.
Tidak hanya itu Pablo Benua juga membantah adanya monopoli bisnis di dalam penjara.
"Jeera itu cuma yayasan, bukan yang mengelola bisnis. Kalau yang mengelola bisnis itu koperasi bukan Jeera. Koperasinya juga itu macam-macam," Jelas nya .
Pablo Benua pun menduga cerita Tio Pakusadewo didasari dengan adanya dendam.
"Mungkin om Tio dendam, sebab pernah dihukum masuk ke ruang isolasi selama 10 hari karena positif menggunakan Narkoba di dalam, dan saya yakin pihak rutan pun sudah mendalami bagaimana barang haram itu dimasukan olehnya," ungkapnya.