Meski Anak Didiknya yang Menang, Sally Giovanny Tetap akan Laporkan Kasus Dugaan Pelecehan di MUID
Tak pandang bulu, Sally Giovanny tetap bakal usut soal kasus pelecehan seksual di MUID 2023 meski perwakilannya yang jadi pemenang.
Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Kasus dugaan pelecehan seksual berkedok body checking di ajang Miss Universe Indonesia (MUID) masih jadi sorotan publik.
Provincial Director Miss Universe Indonesia Bali, Sally Giovanny, tetap bakal usut soal kasus pelecehan seksual di MUID 2023 meski perwakilannya yang jadi pemenang.
Hal tersebut diungkap Sally Giovanny saat jadi bintang tamu di podcast YouTube dr. Richard Lee, MARS.
Pernyataan tersebut seolah menampik tudingan Sally Giovanny buka suara soal dugaan pelecehan seksual karena tak terima perwakilannya kalah di MUID 2023.
Diketahui, ada tiga finalis MUID 2023 dari Bali yang berada di bawah naungan Sally Giovanny.
“Gimana kalau misalnya yang menang (salah satu dari tiga) anaknya Mbak Sally nih, tetep akan protes?” tanya Richard Lee dikutip Tribunnews, Jumat (11/8/223).
Baca juga: Polisi Cek CCTV Lokasi Body Checking Miss Universe Indonesia: Menurut Panitia dalam Keadaan Mati
Dengan tegas Sally Giovanny mengatakan bakal mengusut kasus pelecehan seksual yang terjadi di ajang MUID 2023
Sally tak terima anak didik dan para kontestn lain jadi korban pelecehan seksual di MUID 2023.
“Tetep akan protes, kan anak saya merasa tertekan, keberatan, sedih, kecewa,” jawab Sally.
Menurut Sally, untuk mengusut kasus pelecehan seksual tak boleh pandang bulu.
Wanita yang juga berprofesi sebagai pengusaha itu menilai tindak pelecehan seksual sudah melanggar hukum.
Apalagi para korban tak hanya dilecehkan tapi juga diintiminasi dan di-body shaming.
“Ini kan posisinya begitu, anak saya dilecehkan difoto (tanpa busana).”
“Selama ada laporan anak saya mengalami seperti itu (pelecehan seksual) diintimidasi, body shaming, ya kan itu nggak bener,” papar Sally.
Soal alasan pihaknya baru melaporkan kasus pelecehan setelah ajang berakhir tak lain karena Sally masih menunggu itikad baik para oknum yang terlibat.
Sebagai informasi, dugaan pelecehan seksual berkedok body checking terjadi pada Selasa (1/8/2023), sedangkan Grand Final MIUD digelar Kamis (3/8/2023).
Nyatanya hingga perhelatan selesai digelar tak ada upaya apapun yang dilakukan para oknum untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Akhirnya pada Senin (7/8/2023), Sally bersama para korban melaprokan kasus dugaan pelecehan seksual ke Polda Metro Jaya.
“Dan maksudnya saya tuh masih menunggu (hingga grand final) karena enggak ada permintaan maaf, nggak ada itikad.”
“Bahkan sampai setelah grand final juga nggak ada (permintaan maaf), apa lagi mau ditunggu gitu,” beber Sally.
Sebelumnya, saat hadir di podcast YouTube Need A Talk milik Atta Halilintar, Sally juga mengungkap perlakuan buruk yang diterima anak didiknya.
Baca juga: Ucapan COO Miss Universe Indonesia yang Buat Finalis Ajang Itu Kena Mental, Rio Motret Sampai Murka
Tak hanya dipaksa foto tanpa busana, ternyata N juga mengalami body shaming oleh para oknum.
"Bahkan (peserta asal) Bali (N) itu sudah menolak loh, dia tidak mau tapi tetap dipaksa," ungkap Sally.
"Malah body shaming ya kalau yang Bali itu," timpal Rizky.
Sally lantas mengungkap kondisi N yang sekarang masih sakit karena insiden tersebut.
Menurut penuturan Sally, bentuk tubuh N dihina hingga disebut tak akan bisa jadi pemenang di MUID.
"Yang Bali itu sampai sekarang anaknya sakit. Jadi dia kena mental karena dia di-body shaming."
"Dia dibilang kayak gini, 'Kamu tuh nothing, kamu pikir dengan badan kamu yang jelek itu kamu bisa menang katanya?'," cerita Sally.
Mirisnya lagi ada oknum yang menyebut N harus melakukan sejumlah operasi plastik jika ingin berhasil.
"Katanya kamu harus operasi harus operasi ini, operasi ini, aku kayak langsung disambar petir (mendengar cerita itu) di siang bolong."
"Kalau anak aku yang digituin, gua nggak akan terima gitu anak gu dijelek-jelekin begitu di-body shaming," tandas Sally.
(Tribunnews.com/Dipta)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.