Dangdut Koplo Goyang Istana, Dari Farel Prayoga hingga Putri Ariani, Darimana Asal Genre Musik Ini?
Sudah dua tahun ini dangdut koplo menggoyang istana saat perayaan HUT Kemerdekaan. Bagaimana perkembangan genre musik ini sampai sepopuler ini?
Penulis: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah dua tahun ini dangdut koplo menggoyang istana saat perayaan HUT Kemerdekaan Indonesia.
Musik dangdut koplo ini menggema di acara khusus hiburan yang juga diramaikan pesta budaya hingga aksi para penyanyi.
Sudah dua kali musik dangdut koplo ini membuat suasana HUT Kemerdekaan yang semua khidmat, berubah ceria.
Sudah dua tahun ini dangdut koplo menggoyang istana saat perayaan HUT Kemerdekaan. Bagaimana perkembangan genre musik ini sampai sepopuler ini?
Tahun lalu, penyanyi cilik asal Banyuwangi Jawa Timur, Farel Prayoga mampu menghipnotis upacara Peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan RI di Istana Merdeka, Jakarta dengan lagu dangdut koplo Ojo dibandingke yang dipopulerkan Denny Caknan dan Abah Lala.
Kemudian tahun ini, lagu Rungkad bermusik yang dinyanyikan Putri Ariani membuat momen perayaan HUT ke -78 RI di Istana Merdeka meriah dan heboh.
Baca juga: Detik-detik Putri Ariani Sempat Hilang Tempo Lagu Saat Saat Nyanyi Rungkad di Istana
Suara merdu dari Putri Ariani, peraih Goden Buzzer menyanyikan lagu yang dipopulerkan Happy Asmara ini membuat tamu, undangan, bahkan pejabat negara berjoget di halaman istana pekan lalu.
Lantas, darimana musik dangdut koplo ini berasal? Mengapa sampai sepopuler hingga naik kelas ke Istana?
Yuk ikuti ulasan Tribunnews.com.
Farel Prayoga Dua Kali Nyanyikan Ojo Dibandingke
Aksi Farel Prayoga membawakan lagu dangdut koplo bertajuk “Ojo Dibandingke" membuat segenap peserta upacara bahkan Presiden Jokowi terpesona.
Tak ada yang tak bergoyang saat Farel menyanyi.
Baca juga: Tahun Lalu Farel Prayoga Goyang Istana, Siapa Penyanyi yang Ramaikan Upacara HUT-78 Kemerdekaan RI?
Mulai masyarakat umum, para menteri, hingga Ibu negara Iriana Jokowi bahkan, para Menteri dan undangan yang hadir tak kuasa menahan goyangan badannya.
“Wong ko ngene kok dibanding-bandingke. Saing-saingke, yo mesti kalah,” lengkingan suara khas Farel sontak membuat para undangan bersorak dan bertepuk tangan.
“Ku berharap engkau mengerti, di hati ini hanya ada Pak Jokowi,” demikian lanjutan penggalan lirik yang dinyanyikan Farel yang sukses membuat Presiden Jokowi tertawa.
Farel bahkan membawakan lagu tersebut hingga dua kali.
Nyanyikan Lagu Rungkad, Pasukan TNI Polri hingga Istri Panglima Joget Massal
Masih lekat di ingatan, baru saja Putri Ariani membuat upacara peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan RI di tempat yang sama yaitu di Istana Merdeka semarak.
Lagu Rungkad ciptaan Vhicky Tri Prasetyo atau Vicky Prasetyo ini bahkan pasukan TNI-Polri yang berbaris di lapangan juga terlihat berjoget massal.
Meski lirik lagu Rungkad mengisahkan hancurnya hubungan asmara seseorang justru membuat suasana gembira di menyelimuti Istana Negara saat perayaan HUT RI.
Senyum lebara penuh ceria ditunjukkan Presiden Jokowi saat Putri Ariani menyanyikan lagu Rungkad.
Baca juga: Lagu Rungkad Putri Ariani Sukses Bikin Peserta Upacara HUT RI di Istana Negara Joget Bareng
Bahkan, ibu Negara, Iriana Jokowi yang duduk di samping sang Presiden tak berhenti menggoyangkan badannya saat lagu Rungkad dengan iringan piano dan orkestra Gita Bahana Nusantara menggema di istana.
Di berbagai platform media sosial beredar penggalan video istri Panglima TNI Yudo Margono, Veronica Yulis Prihayati yang terus bergoyang saat lagu Rungkad dibawakan Putri Ariani.
Genre Musik Dangdut Koplo Kian Populer
Sebelum ramai dibawa ke istana, dangdut kopli ini sudah populer di media sosial.
Genre musik dangdut koplo yang kerap dijadikan musik latar untuk berjoget.
Bukan hanya lagu asli, berbagai lagu yang tengah hits kemudian digubah ulang dengan lantunan ala dangdut koplo.
Hal ini sontak membuat dangdut kopi menjadi semakin viral.
Tak heran jika genre dangdut pun semakin mendapat tempat di hati masyarakat dari berbagai usia dan strata sosial, bahkan menarik perhatian Presiden Jokowi.
Jokowi kabarnya bahkan yang meminta langsung Farel datang ke istana membawakan genre musik ini.
Sejarah Dangdut Koplo, Dari Musik Dangdut Zaman Dulu Dipoles Jadi Kekinian
Lantas, bagaimana sebenarnya sejarah dan perkembangan musik dangdut koplo di Indonesia?
Dikutip dari laman Gramedia Blog, musik dangdut berakar dari musik Melayu yang berkembang pada tahun 1950 hingga 1960-an.
Musik dangdut pada masa lalu berkembang dengan pengaruh oleh unsur musik Hindustan (India Utara), Melayu, dan Arab.
Musik India menjadi unsur utama genre dangdut berupa tabuhan gendang, sementara suara cengkok penyanyi adalah unsur utama dari musik Melayu.
Seperti yang kerap ditemui sekarang, sejak dulu dengan rata-rata musik dangdut memiliki lirik lagu dengan tema percintaan.
Istilah dangdut sendiri berasal dari bunyi alat musik tabla yang kala itu sering menjadi alat musik pengiring, dengan bunyi “tak, tung, dang, dan dut”.
Pengucapan “dang” dan “dut” dari iringan tersebut kemudian menjadi terminologi baru untuk menyebut Orkes Melayu yaitu dangdut.
Sebelum kemunculan dangdut koplo, sejarah genre dangdut bermula di tahun 1950-an dari kemunculan sosok penyanyi bernama Ellya Khadam.
Ellya Khadam yang berhasil mempopulerkan lagu-lagu dangdut seperti Boneka Dari India, Pergi Tanpa Pesan, Termenung, dan Djanji digadang-gadang menjadi awal dari kehadiran musik dangdut di Indonesia.
Setelahnya pada tahun 1970-an, muncul nama-nama besar seperti Rhoma Irama, A. Rafiq, Meggy Z, dan masih banyak lagi yang dalam lagu-lagunya mulai masuk pengaruh dari budaya barat.
Bahkan kemudian Rhoma Irama dan Elvy Sukaesih dinobatkan menjadi Raja dan Ratu Dangdut oleh masyarakat karena ketenarannya.
Dangdut Koplo Dianggap Kekinian, Ciri Khasnya Celoteh Usil seperti Yae, hingga Hokya
Dalam perkembangannya, kepopuleran musik dangdut sempat tergerus dengan musik lain yang dianggap lebih kekinian.
Benarkah dangdut koplo berasal dari Jawa Timur ini?
Di era 2000-an, dangdut memasuki fase baru dengan mulai dikenalnya para musisi dangdut dari wilayah Jawa Timur yang mengembangkan jenis musik dangdut baru yang disebut dengan dangdut koplo.
Konon salah satu penyebab istilah dangdut koplo disematkan, karena musik ini membuat penikmatnya seolah sedang 'fly' setelah minum atau konsumsi pil koplo.
Namun ada pula pendapat bahwa istilah “koplo” dalam frasa dangdut koplo berasal dari bahasa Jawa yang berarti dungu atau bodoh.
Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa dangdut koplo itu dapat membuat mabuk pendengarnya karena pada saat itu para musisi dangdut koplo ini seolah mencoba untuk menyelamatkan pendengarnya dari “kegilaan sosial” dengan meredam tingkat stress masyarakat akibat dampak dari sosial politik pasca Orde Baru.
Berawal dari Jawa Timur kemudian dangdut koplo ini tersebar melalui radio, kaset dan CD, serta penampilan panggung yang fenomenal.
Penyebaran dangdut koplo pun diyakini mulai berkembang di daerah pesisir pantai utara Pulau Jawa.
Dangdut koplo seakan menjadi genre tersendiri,
Kini dangdut koplo ini seakan menjadi genre tersendiri yang berbeda dari dangdut original karena rampak dari irama gendangnya lebih cepat dan mengajak berjoget meski liriknya mendayu-dayu.
Mengutip Kompas.com, ciri khas dangdut koplo yang menggunakan permainan irama gendang 4/4 sehingga musik yang dihasilkan seolah lebih padat dan cepat dan membuat pendengarnya seolah “hanyut” dalam irama dan ikut bergoyang dengan penuh semangat.
Tak hanya musik yang bikin goyang, celotehan usil di sela lagu seperti "Ya, e!.. Hae! hokya, Joss" yang diucapkan para pemain musik seiring rampak kendang pun menjadi ciri khas tersendiri.
Selain dari iramanya yang mengundang untuk berjoget, ciri pementasan dangdut koplo juga khas dengan penampilan penyanyi yang tak harus terlihat menggoda dan goyangan yang lebih bervariasi.
Dangdut koplo yang kini digemari banyak orang pun telah sukses melambungkan nama-nama penyanyi pendatang baru seperti Via Vallen, Nella Kharisma, Happy Asmara, dan Denny Caknan.
(Tribunnews.com/Anita) (Gramedia.com) (Kompas.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.