Ungkap Kedekatan dengan Sutradara Budi Pekerti, Dwi Sasono Sebut Wregas Selalu Ada di Samping Pemain
Dwi Sasono ungkap Wregas Bhanuteja adalah sosok sutradara yang dekat dengan semua aktor dalam film yang digarapnya, Budi Pekerti.
Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Aktor Dwi Sasono beberkan kedekatan antara sutradara film Budi Pekerti dengan seluruh pemerannya.
Film Budi Pekerti saat ini tengah tayang di seluruh bioskop di Indonesia.
Diketahui film Budi Pekerti tersebut digarap oleh sutradara Wregas Bhanuteja.
Dalam film Budi Pekerti memiliki empat karakter tokoh yang diperankan oleh Sha Ine Febriyanti, Angga Yunanda, Prilly Latuconsina dan Dwi Sasono.
Selama proses syuting film Budi Pekerti, Dwi Sasono yang berperan sebagai Pak Didit mengaku bahwa sang sutradara selalu mendampingi seluruh aktor yang sedang bermain peran.
Menurut Dwi Sasono, Wregas berbeda dengan sutradara lainnya, lantaran dirinya selalu memantau pemainnya secara langsung tak hanya dari monitor.
Baca juga: Perankan Sosok Bipolar di Film Budi Pekerti, Dwi Sasono Akui Paham Kondisi Orang Depresi
Bahkan menurutnya, Wregas selalu berada di sebelah pemain yang sedang bermain peran.
"Ada satu yang gue nggak pernah ketemuin di sutradara lain. Dia (Wregas) nggak punya meja monitor. Jadi dia selalu ada di sebelah kita," ungkap Dwi Sasono, dikutip dari YouTube HAHAHA pada Jumat (3/11/2023).
Pernyataan tersebut lantas dibenarkan oleh Wregas Bhanuteja.
Wregas mengaku bahwa hal tersebut ia lakukan agar lebih dekat dengan aktor maupun aktris yang tengah berakting.
Selain itu, Wregas juga menyebutkan bahwa sikapnya tersebut untuk menghemat waktu karena tak harus bolak-balik ke monitor.
Momen kedekatan tersebut dirasakan oleh Dwi Sasono ketika dia selalu mendapatkan kalimat analogi dari Wregas setiap kali sebelum dirinya berakting.
Dwi merasa Wregas dapat membagikan energi yang ingin dikeluarkan dalam filmnya melalui dirinya.
Selain Dwi, aktris Sha Ine Febriyanti yang berperan sebagai Bu Prani dalam film Budi Pekerti juga menyebutkan hal sama.
Ine merasa sikap Wregas yang selalu mendampingi aktor dan aktrisnya tersebut justru menjadi hal yang menyenangkan.
"Tapi menyenangkan. Kita merasa ditemenin," ucap Ine.
Baca juga: Menyingkap Potret Kelam Media Sosial lewat Film Budi Pekerti Karya Wregas Bhanuteja
Proses Pemilihan Karakter dalam Film Budi Pekerti
Menurut Wregas, ia mulai terpikirkan sosok karakter yang akan berperan dalam film Budi Pekerti saat dirinya tengah menulis naskah.
Kala melakukan penulisan naskah, Wregas mengaku telah menemukan sosok yang cocok untuk masing-masing karakter dalam filmnya.
Padahal Wregas seringkali diingatkan oleh sejumlah penulis untuk tidak membayangkan karakter pemeran ketika tengah menulis naskah.
Namun hal tersebut tak dapat dihindarkan oleh Wregas, dirinya tetap terbayang-bayang aktor dan aktris yang cocok berperan dalam ceritanya.
"Jadi aku tu nulis karakter itu selalu ada samar. Banyak penulis yang ngomong 'kamu tu kalau ketika nulis nggak boleh kebayang aktornya' tapi aku tu nggak bisa lepas," ujar Wregas.
Wregas mengaku bayangan tersebut muncul lantaran dirinya sudah pernah menonton film- film yang diperankan oleh aktor dan aktris yang dipilihnya.
Dari penututan Wregas, sosok Bu Prani memiliki karakter seorang ibu yang kuat, penyayang dan memberikan banyak refleksi sangat cocok diperankan oleh aktris Sha Ine Febriyanti.
Sementara sosok Pak Didit, menurutnya cocok apabila diperankan oleh Dwi Sasono.
Baca juga: Raih Nominasi Piala Citra 2023 Terbanyak, Film Budi Pekerti Siap Tayang di Bioskop Mulai 2 November
"Seorang bapak yang mengalami depresi tapi sosoknya sangat kuat dan sangat pekerja keras, dan cenderung galak, Mas Dwi," jelas Wregas.
Selain Ine dan Dwi, Wregas memutuskan untuk memainkan Angga Yunanda dan Prilly Latuconsina dalam film Budi Pekerti.
Pemilihan keduanya justru didasari atas keinginan Wregas untuk mengambil tokoh dengan karakter yang sangat bertolak belakang terhadap karakter mereka di film-film sebelumnya.
"Kalo Angga itu (di film sebelumnya) lembut, tenang, pembawaannya ramah, kalem. Di sini kita ajak sebagai dia yang pembawaannya justru malah meledak-ledak, sering marah," jelas Wregas.
Sedangkan Prilly, menurut Wregas, ia sebelumnya selalu berperan dengan sangat ekspresif.
Akan tetapi di film Budi Pekerti, Prilly justru dituntut untuk menjadi sosok yang memendam seluruh ekspresinya dan difokuskan hanya dengan sorotan mata.
Wregas menyebutkan bahwa mata Prilly Latuconsina memiliki tatapan yang kuat.
"'Gimana kalau ini malah seluruh ekspresimu itu kamu pendam dan hanya sorotin lewat matamu aja. Matamu tu kuat banget, udah salurin aja lewat situ.' nah akhirnya aku ajak mereka berdua," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)