Anak Pernah Terjangkit DBD, Agus Ringgo dan Sabai Trauma
Hatinya terasa hancur dan tidak tega melihat anaknya yang masih sangat kecil terus menangis dan harus dinfus.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Demam berdarah dangue (DBD) masih jadi permasalahan di dunia, bahkan Indonesia.
DBD yang ditularkan melalui nyamuk aedes aegypti ini bisa menyebabkan keparahan hingga kematian.
Nyatanya, pasangan artis Ringgo Agus Rahman dan Sabai Dieter Morscheck ini pernah mengalami pengalaman tidak mengenakkan.
Keluarga mereka pernah menghadapi serangan DBD hingga dirawat di rumah sakit.
Ringgo dan Sabai pun berbagi pengalaman saat dinyatakan alami DBD.
"Kita berdua pernah. Anak juga. Kalau saya sendiri pengalamannya adalah anak kami tahun 2021, november umur satu tahun. Waktu itu dirawat di rumah sakit kurang lebih seminggu," kata Ringgo saat diskusi media soal DBD di Jakarta Pusat, Minggu (5/11/2023).
Kala itu Ringgo tengah berada di luar kota untuk menjalani syuting.
Hatinya terasa hancur dan langsung tidak tega. Apalagi usia Mars, anak kedua mereka baru berusia satu tahun.
"Mars (baru) satu tahun, baru bisa melangkah, belum bisa ngomong ketika diinfus berontak, jadi ditahan. Memasukan infus tidak mudah," tutur Sabai.
Perjuangan lain dirasakan oleh Sabai Morschek, istri Agus.
Saat terjangkit DBD, anaknya sulit untuk makan dan selalu menangis.
Setiap hari, perlu dilakukan pengambilan darah.
"Itu stres banget. Bagaimana anak merasakan. Karena aku tahu demam berdarah seperti apa. Tidak bisa tidur rasanya mau nangis. Tapi menghibur anak juga. Tidak mau lagi deh anak kena demam," kata Sabai lagi.
Lalu pada tahun 2022 di bulan November, justru Ringgo lah yang terkena.
"Ini kena kedua kali nya, umur pertama 15 tahun. Sabai juga pernah kena. Saya, istri saya dan anak pertama," kata Ringgo lagi.
Usai sembuh, Ringgo sekeluarga semangat untuk melakukan vaksin DBD sebagai bentu pencegahan.
Mereka pun memaksimalkan pencegahan lainnya.
Ringgo dan Sabai sedari dulu memang telah menerapkan hidup bersih.
Namun keberadaan DBD ini membuat keduanya lebih teliti dan maksimal lagi.
"Jadi kita begitu tahu ada vaksin DBD langsung semangat banget. Kita sudah maksimal bersihkan rumah, pemeriksaan jentik, penyemprotan wilayah kompleks. Hingga penanganan kecamatan," tutur Ringgo.
Selain itu, mereka pun rutin menerapkan gaya hidup yang sehat dan lebih memerhatikan sumber kemungkinan bersarangnya nyamuk.
"Diperhatikan lagi. Sampai punya taman belakangan, sering area becek. Kita babat saja, tidak tahan nyamuk yang ada. Kami (saat ini) belum bisa menyesuaikan memberikan perawatan maksimal," tutupnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.