5 Alasan Wajib Nonton Serial Mr. & Mrs. Smith di Prime Video, Berbeda dari Versi Film
Berikut alasan mengapa Mr. & Mrs. Smith ini wajib ditonton, serial thriller romantis terbaru yang kini telah tayang di Prime Video.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Yurika NendriNovianingsih
“Sebagai seniman, saya rasa hal yang biasa untuk memulai perjalanan kreatif dengan banyak pertanyaan filosofis."
"Apa jadinya jika pahlawan kita bukan orang yang paling tampan dan cantik di dunia, melainkan dua orang yang kesepian, tidak diunggulkan, dan menginginkan lebih dari kehidupan yang mereka punya saat ini? Bagaimana jika John dan Jane kita bisa menjadi siapapun?” ungkap sang showrunner.
Menurutnya, serial ini menceritakan dua manusia yang kikuk, tentang menjadi relatable.
John dan Jane ditawarkan kesempatan besar, identitas baru dan kesempatan untuk menjadi mata-mata super.
Penonton akan melihat pernikahan mereka yang layaknya perjodohan berkembang menjadi sesuatu yang autentik.
3. Tim penulis Didominasi oleh Perempuan
Aktor Donald Glover yang memerankan Mr. John Smith, uga sekaligus co-creator dari serial Mr. & Mrs.
Smith–mengaku bekerja sama dengan tim penulis yang mayoritas adalah perempuan.
“Hanya ada dua laki-laki di tim penulis saya dan saudara laki-laki saya. Kami sedang mengerjakan proyek lain saat itu, sehingga biasanya para staf perempuan yang menulis semua episode dan berkontribusi paling besar dalam penyelesaiannya," ucap Donald Glover.
Hal itu menari bagi Donald, karena ada banyak pandangan feminin yang biasanya tidak saya sadari.
Ada gairah yang tidak hanya berasal dari fisik, namun juga interaksi.
"Saya rasa saya tidak bisa menulisnya, dan banyak komponen tersebut yang datang dari ruang penulis perempuan,” imbuh Donald Glover.
4. Konsep ‘Spy Sandwich’
Jalan ceritanya serial Mr. & Mrs. Smith mengutamakan keseimbangan antara romansa dan aksi mata-mata.
Francesca Sloane mengakui jika Maya dan Donald menciptakan ungkapan yang sangat bagus di lokasi syuting, yaitu ‘spy sandwich’.
Ungkapan ini untuk menggambarkan adegan aksi yang sempurna layaknya selai kacang dan romansa yang ideal layaknya jeli.
"Bagaimana cara menggunakan keduanya di waktu yang sama, dan bagaimana melakukannya dengan cara yang terasa subversif? Titik terbaik dan terbesar kami adalah momen ketika kami menyatukan kedua hal tersebut,” jelas Francesca Sloane.