Film Kiblat Dianggap Lecehkan Simbol Agama, Begini Penegasan LSF
Film Kiblat dibintangi Ria Ricis dan Yasmin Napper dan saat ini masih dalam masa peninjauan oleh LSF.
Penulis: Bayu Indra Permana
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Sensor Film (LSF) menegaska, film Kiblat belum mendapat keterangan lulus sensor.
Film yang dibintangi Ria Ricis dan Yasmin Napper itu disebut masih dalam masa peninjauan oleh LSF.
Film horor tersebut sudah sempat didaftarkan pada Februari 2024 kemarin, namun dikembalikan karena ada beberapa hal yang perlu dilengkapi.
"Jadi memang film itu belum dinyatakan lulus sensor, jadi film Kiblat itu sendiri masuk dalam proses yang disebut dalam peninjauan," ucap Ervan Ismail dari LSF saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (25/3/2024).
"Jadi peninjauan itu diumumkan sekitar bulan Februari seinget saya, awal Februari kalau gak salah," terangnya.
Ervan mengatakan, LSF saat itu belum bisa memberikan keterangan lulus sensor dan klasifikasi usia.
"Jadi pada saat kami meninjau film tersebut, memang masih belum bisa kita klasifikasikan usianya, diperuntukan ke usia berapa," ungkapnya.
"Ada beberapa adegan yang belum tuntas yaa, beberapa bagian seperti CGI," terus Ervan. Ervan tidak menjelaskan rinci apa saja yang menjadi catatan pihak LSF terhadap film Kiblat saat itu.
Baca juga: MUI Minta Film Kiblat yang Dibintangi Ria Ricis Ditarik, Dianggap Kampanye Hitam Agama Islam
"Kalau untuk itu catatan kami belum bisa dipublikasikan secara luas, karena mekanisme kerjanya kan juga internal perlu dilindungi," terang Ervan.
"Saya kira itu wajar karena ini belum dirilis takutnya bisa jdi spoiler jadi kami menghargai lah," ujarnya.
Sebelum filmnya rilis, konten poster dan trailer dari film Kiblat tuai banyak kritik karena dianggap mempermainkan ibadah salat.
Baca juga: Daftar Pemain dan Sinopsis Film Kiblat Produksi Leo Pictures
Judul film 'Kiblat' serta gambar seseorang tengah beribadah salat dalam posisi rukuk, jadi permasalahan di media sosial.
Hal itu membuat rumah produksi Leo Picture menghapus seluruh konten promosi yang sudah dirilis beberapa waktu lalu.