Kabar Terkini Tommy J Pisa, Penyanyi Pop Legendaris Era 80-an yang Dijuluki 'Raja Galau'
Selama berkarier di industri musik, Tommy J Pisa sudah menelurkan 20 album. Salah satu lagunya yang populer berjudul "Di Sini Di Batas Kota Ini."
Penulis: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Tommy J Pissa adalah seorang penyanyi pop era 1980-an. Selama berkarier di industri musik Indonesia, ia sudah menelurkan 20 album.
Banyak lagu hits yang ia nyanyikan, antara lain "Suratan", "Di Sini Batas Kota Ini", "Surat Untuk Kekasih", Biarkan Aku Menangis", "Biar Kucari Jalanku" dan masih banyak lagi.
Karena kebanyakan lagu hitsnya bernuansa melankolis, Tommy J Pisa dijuluki Raja Galau.
"Banyak fans fans saya yang bilang saya Raja Galau," kata Tommy mengenang era keemasannya sebagai penyanyi, saat berbincang dengan Ustaz Fathulloh di akun Youtube Usfat Official.
Kala itu orang, mendengar lagu-lagu Tommy J Pisa membuat momen patah hati jadi terasa sangat menyakitkan.
Apa kabar Tommy J Pisa kini?
Baca juga: Chord Gitar dan Lirik Lagu Suratan - Tommy J Pisa: Hari-hari Berlalu Bagai dalam Mimpi
Tahun depan, usia usia pria bernama asli Raden Muhammad Tomi itu, genap 70 tahun. Rambutnya sudah memutih, ulitnya keriput. Tapi badannya masih terlihat bugar.
"Sebenarnya jangan banyak beban," ujar Tommy mengungkap rahasianya kebugarannya.
Tommy telah banyak makan asam garam kehidupan. Ia ingin menikmati masa tua dengan santai dan tenang. Apalagi semua anaknya sudah berkeluarga.
Bukan berarti Tommy membatasi aktivitasnya di rumah saja. Sebaliknya, ia aktif mengikuti kegiatan organisasi.
"Dari 2005 saya banyak kegiatan, saya mitra FKPM (Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat). Saya kan ketua FKPM di Tangerang. Kita sudah tua begini banyak kegiataan tapi jangan yang berat berat," ucapnya penuh semangat.
Di situlah ia menekankan pentingnya silaturahmi. Menurut dia, berkomunikasi dengan keluarga dan teman dapat membuat kesehatan mental lebih baik.
"Jadi tips dari Om, satu hidup jangan jadi beban, kedua banyak silahturahim, karena itu obat dari kegalauan," timpal Usfat.
Jalan Tuhan
Tommy J Pisa kelahiran Palembang 18 September 1955. Ia hijrah ke Jakarta pada 1974. Modalnya hanya ijazah SMP.
Di Jakarta, tepatnya Tanah Abang, ia sendirian tanpa sanak saudara.
"Bisa dibayangkan di Jakarta enggak punya siapa-siapa. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kita perlu bergaul. Waktu itu ijazah saya, saya dititipkan ditukang rokok," kenangnya.
Hal pertama yang dilakukannya adalah bergaul. Ia mencari orang-orang yang berasal dari Palembang.
Sampai akhirn ya Tommy bertemu orang baik yang memberinya tempat tinggal dan menyarankannya melanjutkan sekolah.
"Saya masuk sekolah terlambat, waktu itu saya SMA usia 24 tahun, saya sekolah di SMA Widuri Kebon Sirih," ucap Tommy.
Di luar jam sekolah, Tommy membantu temannya berdagang. Begitulah ia melewati hari-harinya hingga tamat SMA.
Karena pergaulannya kian luas, Tommy sering diajak kondangan oleh teman-temannya. Tak jarang ia menyumbang suara untuk menghibur para tamu.
"Di situlah Allah sudah ngatur. Waktu saya sumbang lagu ada produser Topi Nada Record dan penyanyi Endang S Taurina," ujar Tommy.
Suara Tommy menarik perhatian produser dan Endang S Taurina. Tak tanggung-tanggung, ia ditawari kontrak untuk tiga album sekaligus.
Uang dari kontrak nyanyi itulah ia melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Ia kuliah di Universitas Jaya Baya jurusan Ekonomi.
Saat bersamaan ia meluncurkan album pertama bertajuk "Dia Yang Kutunggu."
Namun, sebelum meluncurkan album, Tommy dan produsernya berdiskusi mengenai nama panggung.
Nama panggung bagi seorang penyanyi sangat penting kala itu. Apalagi nama aslinya dinilai kurang enak jika disebutkan.
Mereka melakukan utak atik. Kebetulan Tommy ppenggemar penyanyi tuna netra dari Filipina. Namanya Jose Feliciano.
"Jadi saya ambil nama Tommy J Pisa, "J" itu dari Jose, Pisa itu Menara Pisa. Karena penyanyi itu lahirnya di Italia," terangnya.