Teknologi AI Jadi Ancaman Keaslian Karya Musik? Ini Kata Pengamat
Kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI) mulai merambah industri musik Tanah Air dan menjadi pro kontra.
Penulis: Fauzi Nur Alamsyah
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI) mulai merambah industri musik Tanah Air.
Teknologi IA ini juga menjadi pro dan kontra dikalangan musisi terkait penggunakan kecerdasan buatan tersebut.
Baca juga: UNESCO Harap Indonesia Jadi Tuan Rumah Global Forum on The Ethics of Artificial Intelligence 2025
Pengamat music Ryan Kampua kemudian ikut mengungkapkan pandangannya mengenai kemurnian music itu sendiri di era digital.
“Kalau menurutku sebenarnya musik itu engga ada yang murni ya, semua dominasinya kita banyak mengadopsi dari musik-musik yang sudah ada tinggal di eksplorasi lagi dengan masa kini bahkan dengan teknologi, mengandalkan perangkat-perangkat yang serba canggih, alat-alat yang cukup memadai jadi sebenarnya musik seperti itu kemurniannya ya udah engga lagi murni,” Kata Ryan Kampua kepada Tribunnews.com, Jumat (9/8/2024).
Sebab tren musik saat ini cenderung mengalami pengulangan yang juga kerap dirasakan oleh para pendengarnya.
Baca juga: Mendiang Lina Jubaedah Jadi Alasan Rizky Febian Pertahanankan Kesuksesan di Industri Musik
“Yang kita lihat sekarang musik itu sebenarnya hampir mirip dengan pengulangan seperti fashion yang berputar aja secara tren, bahkan kita suka menebak kaya oh lagu ini mirip ini ya mirip itu ya. Itu salah satu bentuk engga murninya lagu dan tidak disalahkan dan itu bagian dari proses ya,” ujar Ryan.
Ia juga menyoroti bagaimana pengaruh idola dapat memengaruhi kemurnian musik.
“Kita juga kadang mengidolakan seseorang yang terinspirasi sama sosok idola itu kadang-kadang membawa kaitan lupa ada dampak dari kegemaran kita mendengarkan musik-musik akhirnya kita adopsi walaupun hanya 8 bar nah itu salah satu yang dikatakan musik udah engga murni lagi ditambah AI itu lagi,” lanjutnya.
Lebih lanjut kemunculuan kecerdasan teknologi dan AI bisa menjadi ancaman terbesar bagi industri musik Tanah Air.
“Dan ini sangat mengancam ya menurut gue sih ini ancaman terbesar. Ya memang musisi-musisi yang sudah mapan maksudnya dalam arti yang sudah established atau berpengalaman ini sangat ancaman sekali karena bisa jadi ini akan datang sebuah era yang memang menjadi musisi akan mudah selama lu senang musik,” ungkpanya.
“Kalau lu senang musik tapi engga bisa bermain musik era AI akan menjawab semua itu dan ini sangat-sangat berbahaya. Dan akan mempengaruhi karakter musisi, etika musisi, dan konsep bermusik,” sambungnya.
Walaupun banyak memberikan kemudahan namun AI dianggap tidak akan membuat sebuah karya musik menjadi hidup.
“Ketika pengen bikin lagu inspirasinya datang ketika malam hari, AI engga harus nunggu malam hari lagi, AI bisa jam berapa aja, AI bisa menjawab itu semua. Ada hal yang ga bisa dibuat AI ga? Kalau menurut gue tetap secanggih-canggih teknologi, teknologi tidak punya hati ya jadi mereka sebagai robot ya yang akan menjawab itu adalah rasa yang tercipta dari sekian lagu yang dibuat dari AI. Rasa yang dibuat dari teknologi itu engga akan ada. Dan gue berharap teknologi nanti akan bisa mendeteksi itu,” tutur Ryan.
Sebab musik yang indah adalah lagu yang bisa menyentuh secara emosional bagi para pendengar.
“Tapi lagu akan tetap terbuat dari hati yang bisa membuat kita emosional mendengarnya. Lagu yang melibatkan secara emosional adalah lagu yang sangat bagus,” tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.