Komposer Ria Prawiro dan Wanda Omar Coba Hidupkan Classic Disco Dekade 70-an Lewat Lagu 'Merapat'
Komposer Ria Prawiro menilai classic disco di dekade 70-an dan 80-an termasuk era keemasan dance music yang bikin happy dan membanggakan.
Penulis: Bayu Indra Permana
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Komposer Ria Prawiro menilai classic disco di dekade 70-an dan 80-an termasuk era keemasan dance music yang bikin happy dan membanggakan.
Di masa tersebut muncul nama KC & The Sunshine Band dan The Bee Gees.
Bahkan album soundtrack film “Saturday Night Fever” dari The Bee Gees menjadi album yang maha popular. Terjual hingga 30 juta.
Meski akhirnya Michael Jackson menumbangkan rekor tersebut dengan album “Thriller” yang hingga kini terjual nyaris 50 juta all over the world.
Berbagai instrumen musik yang plays live by musicians mencakup rhythm yang kuat, ditingkahi bass dan drum yang pondatif, perkusi dan snap menjadi ciri khas, semua itu berbalut orkestra yang begitu indah.
“Saya beruntung mengalami masa indah dan elegan ini,” ujar Ria Prawiro.
Berangkat dari memori indah tersebut Ria Prawiro menggubah lagu baru berjudul "Merapat".
Dalam proses kreatifnya, ia menggandeng Wanda Omar sebagai bassis sekaligus dibaiat untuk menyanyikan lagu tersebut.
“Aku merasa terhormat, senang banget bisa nyanyikan karya komposer yang saya kagumi. Kebetulan kami belakangan ini sering dengar playlist yang nyaris sama, yaitu pop 70’s dan 80’s. Mama Ia (Ria) bernostalgia, aku belajar,” ungkap Wanda Omar.
Di kesempatan tersebut, Wanda menginformasikan kalau sang suami gitaris Andre Dinuth juga dilibatkan dalam urusan aransemen. Termasuk Juan Mandagie untuk urusan keyboards.
Ria Prawiro mengaku sangat menikmati proses kreatif produksi sebuah karya (Lagu). Apalagi ia bekerja sama dengan musisi muda.
“Saya beruntung dikelilingi musisi muda yang siap menerjemahkan apa yang ingin saya buat. Mereka adalah Andre Dinuth, Wanda dan keyboardis andalan saya, Juan Mandagi,” ujar Ria Prawiro.
Dan belum genap sebulan rilis, lagu "Merapat" sudah hampir mencapai 15.000 rotasi atau pemutaran. Wanda menyambutnya dengan penuh suka cita.
Sebab, sebuah Lagu yang ketika dirilis dan tidak mendapat fasilitas Playlist, “Merapat” termasuk cepat memperoleh pendengar.
“Aku percaya lahirnya sebuah karya tidak harus ikut arus. Semua karya akan menemukan pendengar dan penggemarnya,” lanjut Wanda.
Ia lantas teringat ketika EDM music sedang gegap gempita, terus ada rintisan karya Bruno Mars untuk album “24 K” dengan genre berbeda, ternyata respons pencinta musik juga luar biasa.
“Jujur berkarya, lantas simply just be true to yourself, pasti semesta akan mendukung,” tegas Wanda.