Gayung Lope Pink, kata Agnes, ngelonte sejak umur belasan tahun hingga memutuskan menjadi simpanan orang yang cukup berpengaruh.

"Tak masalah jadi istri kedua, ketiga, keempat, kelima, selama uang terus mengalir," demikian cerita Agnes.

Tak berhenti di situ, si ani-ani masih mencari mangsa pria berdompet tebal.

"Jadi walaupun sudah disimpan, dia tetap tidak puas, dia mencari mangsa menjadi pelakor lelaki kaya raya," sambungnya.

Ani-ani tersebut, kemudian berburu di sekolah ternama dengan biaya pendidikan yang sangat mahal.

"Ani-ani ini mencoba memangsa bapak-bapak yang mengantar anaknya ke sekolah. Sampai akhirnya ani-ani Gayung Lope Pink ini katanya satu setengah tahun lalu jatuh cinta dengan suami dari seseorang yang cantik jelita."

Anggap saja pria yang dimaksud adalah suami Agnes. Dan si ani-ani ini rupanya sudah tahu siapa istri pria itu.

Delapan bulan lalu, si ani-ani mulai melakukan pemantauan terhadap si lelaki dan memvideokannya menggunakan kamera handphone.

Berbulan-bulan si ani-ani melakukan pemantauan dan mondar-mandir mencari perhatian si lelaki.

Namun, saat itu upaya si ani-ani gagal. Pria yang dimaksud mengabaikannya.

Tak mau usahanya sia-sia, Agnes menyebut si ani-ani memberanikan diri mengapa si lelaki.

"Si ani-ani menyapa, 'hai.' Tapi ternyata tidak berkelanjutan. Sampai akhirnya ani-ani ini berdoa, 'ya tuhan semoga laki-laki ini suatu saat menyapa saya.'"

"Pelet, eh doanya berhasil. Seminggu setelahnya si lelaki itu menyapanya. Kata mbah dukun, kejadian itu di akhir Oktober (2024)."

Setelah kejadian itu, lanjut Agnes, mereka intens bertemu seperti kisah kasih di sekolah.