Seandainya Triyatno Bagus di Snatch
Medali perak Triyatno di kelas 69 kg diraih dengan catatan bagus.
Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Medali perak Triyatno di kelas 69 kg diraih dengan catatan bagus.
Triyanto mendapatkannya setelah mencetak rekor pribadi, mengangkat barbel seberat 188 kg di angkatan clean and jerk. Beban 188 kg di clean and jerk itu lebih baik dari angkatan perebut emas, Lin Qingfeng yang 187 kg.
Sebelumnya, angkatan terbaik Triyatno di C&J adalah 180 kg di kejuaraan dunia 2009 di Goyang, Korea Selatan. Sayang, catatan bagus itu tak dibarengi di angkatan snatch.
Di angkatan ini, Triyatno hanya mampu mengangkat barbel seberat 145 kg, jauh dari angkatan terbaiknya yang 150 kg.
Di angkatan pertama snatch, Triyatno memang meminta berat aman, yaitu 145 kg dan berhasil diangkatnya. Di usaha kedua, dia meminta 150 kg namun gagal. Di angkatan ketiga, dia tak berusaha menurunkan beban dan tetap dengan beban semula, 150 kg yang akhirnya gagal.
Di titik ini, peluang Triyatno mendapat medali jadi tipis, apalagi melihat performa beberapa lifter yang dahsyat.
Lin Qingfeng mampu mengangkat 157 kg, Martin Razvan Constantin 152 kg, dan Mete Binay dari Turki bisa mengangkat barbel seberat 150 kg.
Untung, Triyatno tampil luar biasa di clean and jerk. Di angkatan pertama, Triyatno langsung meminta 181 kg dan berhasil diangkat sebelum langsung naik jadi 186 kg di angkatan kedua.
Berhasil mengangkat beban 186 kg, total angkatan Triyatno jadi 331, masih tertinggal 1 kg dari Martin Razvan Constantin.
Di angkatan ketiga, mau tidak mau dia harus menambah minimal 2 kg. Untungnya, itu bisa dilakukan dan dia pun dapat perak.
Lifter China, yang hanya bisa mengangkat barbel seberat 187 di clean and jerk, sempat berusaha mengangkat 198 kg, melampaui rekor dunia yang 197 kg namun gagal.